#2 Entah Mengapa. [S.Coups POV]

3.6K 528 13
                                    

Dia bukannya anak yang waktu itu ku lihat dengan y/n di minimarket?

"Annyeonghaseyo. Perkenalkan aku Joshua Hong. Ketua OSIS dari Hanlim Multi Arts School."

"Oh ya. Perkenalkan aku Choi Seungcheol. Ketua OSIS di sini."

Anak bernama Joshua ini tampak mengeluarkan sebuah kertas dari tas nya. "Gyojangnim meminta ku untuk bertemu denganmu, terkait dengan project yang akan kita buat bersama untuk simbolisasi kerjasama antara Hanlim dan SOPA."

Ah! Ini yang sabtu lalu Changwook sonsaengnim bicarakan padaku. Proyek kerjasama seperti itu pasti akan sangat menyenangkan. "Ya aku sudah mendengarnya. Apa yang kira-kira anak-anak Hanlim rencanakan untuk proyek ini?"

"Kami berharap bisa membuat sebuah pertunjukkan musikal dengan anak-anak terbaik SOPA. Kebetulan kelima perwakilan dari Hanlim yang datang denganku ahli di instrumen musik dan vokal."

Aku mengangguk pelan mendengarkan. Pertunjukan musikal? Kalau mendengar proyek seperti ini y/n pasti langsung ingin ikut. "Sejauh ini aku sudah tahu siapa saja yang akan bergabung untuk project ini."

Joshua tersenyum. "Baiklah. Semoga kita dapat bekerja sama dengan baik kedepannya."

Aku ikut tersenyum dan menyambut uluran tangannya. "Ngomong-ngomong kau kenal, y/n?"

Joshua tampak tertegun sejenak mendengar pertanyaanku. Lalu kembali ia tersenyum. Ah senyum seperti ini pasti disukai oleh y/n.

"Tidak." Ku lihat dia menoleh kearah tadi dia bertemu dengan y/n. "Tapi ini seperti mimpi akhirnya bisa menemukannya lagi."

Aku terdiam. Entah dia sadar atau tidak, pasti dia punya perasaan khusus pada y/n. "Kau sepertinya tidak mungkin bisa mendekatinya." Tanpa sadar ku mengucapkan kata-kata itu. Tapi kan ini urusanku. Aku oppa-nya. Iya kan?

Joshua memandangiku lama. "Kenapa aku harus mendengarkanmu?"

Mataku membulat menatap Joshua. Kata-katanya persis seperti kata-kata y/n. Entah mengapa, aku jadi semakin merasa apapun hubungan Joshua dengan y/n, itu semua menjadi urusanku.

"Satu lagi." Joshua tampak mengerutkan keningnya padaku. "Kau itu siapanya y/n?"

"Aku oppa-nya!"

"Oppa? Pacar maksudmu?"

"Oppa, ya oppa, bukan pacar."

"Oh seperti dia itu dongsaeng-mu?"

Kini aku diam. Dongsaeng? Memang y/n selalu ku anggap seperti dongsaeng ku. Makanya aku memerbolehkannya dengan bebas memanggilku oppa. Tapi mengapa rasanya mengakui aku dan y/n hanya sebatas dongsaeng-oppa membuatku merasa kalah di hadapan Joshua?

"Baiklah. Aku akan berusaha mendapatkan ijinmu untuk mendekatinya nanti." Joshua tersenyum kembali. "Okay. Sampai nanti!"

Aku meremas kepalaku. Aku bingung dengan diriku yang merasa seperti ini. Badanku yang terasa panas, membuatku mengipas-ngipaskan tanganku, berharap anginnya mampu membuatku merasa lebih sejuk dan tenang.

"Ah, panas sekali pagi ini!"ucapku keras.

Aku tahu sebenarnya bukan udara panas  yang membuat badanku terasa panas, melainkan rasa kesal karena membayangkan Joshua akan mendekati y/n. Tapi sekali lagi, aku pun masih tidak tahu mengapa aku merasa seperti ini. Aku masih tidak tahu bagaimana perasaanku padanya. Pada y/n.

-- to be continued --

Hello, U. [SEVENTEEN IMAGINE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang