#10 Harapan Joshua [Joshua POV]

2.1K 325 48
                                    

"Aku sudah bilang apa. Tidak ada untungnya kan kau itu menyelamatkan perempuan itu."

Sudah ke sekian kalinya Jeonghan mengatakan hal yang sama. Dia tak hentinya berdecak, menunjukkan betapa kesalnya dia dengan apa yang terjadi.

"Kenapa kau ini jadi orang pasrah sekali?"

Aku menghela napas lelah. "Aku tidak pasrah."

"Kalau tidak pasrah, kau pasti tidak akan diam saja seperti ini, bukan?"

"Tidak ada yang bisa ku lakukan, Jeonghan-ah."

"Ugh..." Jeonghan memegang kepalanya erat. Matanya menatapku kesal. "Gara-gara dia aku gagal makan di Irodori."

Entah kenapa, tingkahnya yang seperti ini malah menjadi sedikit hiburan untukku. Ah aku jahat sekali ketika melihat sahabatku kesal, malah itu membuatku ingin tersenyum. "Jeonghan—" "Hajima!"

Aku mengerutkan keningku padanya. "Mwo?"

"Jangan tersenyum! Ini bukan saat dimana kau bisa tersenyum!"serunya kesal. "Sepertinya hal ini juga mungkin yang membuatnya malas denganmu. Aigoo, jinjja Joshua Hong!"

"Yaa, jangan berkata jahat begitu!"

Jeonghan hanya menatapku datar.

Dia sudah sampai pada batas yang bahkan dia tidak peduli kalau perkataannya membuatku tersinggung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia sudah sampai pada batas yang bahkan dia tidak peduli kalau perkataannya membuatku tersinggung.

"Terus bagaimana?"

"I don't know." Lagi-lagi aku hanya bisa menghela napas. "Lagipula kan proyek ini sudah selesai. Kita akan kembali ke Hanlim."

"Ah maja. Baguslah ini sudah selesai."

Aku memejamkan mataku sejenak. Momen y/n menolakku tadi rasanya masih saja terekam dibenakku dengan begitu jelas. Rasanya itu tidak nyata.

"Jeonghan-ah, apa benar senyumku ini yang membuatnya tidak mau denganku?"

"Ah... ani. Aku hanya asal ngomong tadi."

"A~ah, okay."

"Yaa, jinjja. Aku benar-benar hanya asal ngomong. Kau yang bisa tersenyum di segala kondisi itu hebat sekali, Joshua-ah." Joshua menepuk pundakku pelan. "Bahkan aku iri dengan kemampuanmu satu itu."

"Kau sekarang malah terdengar berlebihan, Jeonghan-ah."

Kini Jeonghan tertawa keras mendengar ucapanku. "Hahahaha... mian. Tadi memang berlebihan."

Hello, U. [SEVENTEEN IMAGINE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang