Aku benci dengan Seungcheol oppa.
Aku tidak suka dengan apa yang dilakukan tadi. Aku tidak ingin melihatnya. Oke, aku terdengar begitu kekanakan. Tapi apa coba maksudnya tadi?!
"Kau tidak mau menunggu Seungcheol?"
"Tidak! Biarkan saja dia membawa cat-cat itu! Dia bilang kan dia orang paling kuat sedunia!"
Sset! Joshua menghadang jalanku dan memegang bahuku pelan. "Ada apa?"
Aku menghela napas keras. "Dia benar-benar membuatku tidak tahan hari ini."
"Masalah kalian belum selesai?"
"Tidak tahu, Josh. Tidak tahuuu..."jawabku yang lebih terdengar seperti rengekan. Aku kesal sekali. Sungguh!
Puk! Puk! Puk! "Ng? Apa yang kau lakukan?"
Joshua hanya tersenyum sambil terus menepuk-nepuk kepalaku pelan.
"Yaaa!"
"Eomma selalu melakukan ini padaku tiap kali aku sedang kesal. Semoga bisa membuatmu juga tenang."
Aku menghela napasku pelan. Keberadaan Joshua selalu membawaku pada perasaan yang lebih baik. Seperti kali ini, tepukan lembutnya benar-benar membuatku lebih tenang. "Sepertinya apa yang Eomma-mu lakukan juga bekerja untukku."
Joshua tersenyum lebar mendengar ucapanku. "Ah, thank God."
Aku ikut tersenyum dengannya.
"Y/N!"
Begitu mendengar teriakan Seungcheol oppa, perasaan tidak enak kembali menyergapku.
"Ayo tersenyum!"ucap Joshua pelan.
Aku meringis melihatnya. Seandainya aku bisa kekuatan untuk selalu tersenyum dan kesabaran tingkat super macam Josh, pasti hidup akan lebih mudah.
"WAEYOOO?" Teriakku kencang pada Seungcheol yang berada di seberang jalan.
Seungcheol tampak mengangkat plastik-plastik dalam genggamannya. "Tidakkah kalian mau membantuku?"
Aku berdecak pelan lalu melipat tanganku di dada. "Ya! Lemah sekali! Nanti aku dan Josh tolong saat kau sudah sampai di sini."
Joshua terdengar tertawa di sampingku. "Kau benar-benar lucu sekali!"
"Ingatkan dirimu jangan sampai membuatku kesal."ucapku sambil ikut tertawa bersamanya.
"KENAPA KALIAN MALAH TERTAWA?!" Seungcheol kembali berteriak dari ujung jalan. "JANGAN BERGERAK! AKU AKAN SEGERA KE SANA!"
Awalnya aku masih saja tertawa dengan Josh hingga aku melihat sebuah motor yang bergerak begitu kencang ke arah zebra cross. "OPPA!"
Seungcheol tampak memandangku bingung.
Tidak ada waktu. Tidak ada waktu untuk memberitahunya.
"SEUNGCHEOL OPPA!"
"Y/N-AH!"
BRUK! "Hah....hah....hahhh..." Aku merasakan napasku yang memburu. "Oppa? Oppa! Gwaenchanha?"
Seungcheol tidak menatapku, melainkan tatapannya bergerak melewatiku, ke sebuah titik dibelakangku. Aku segera mengikuti arah pandangnya– mwo?
Seketika ku rasakan tubuhku bergetar. "Josh..."
Sset! Aku merasakan tangan Seungcheol Oppa yang menahanku. "Oppa, lepaskan."
Aku melihat mata Oppa yang tampak memohon.
"OPPA! LEPASKAN!"
Aku segera berlari mendekati kerumunan orang di tengah zebra cross. Josh... Andwae... Andwae... Andwae!!!
"Josh..."
"AAAKH!" Seketika ku rasakan langkahku yang terasa goyah. Teriakan itu. Teriakan Josh.
"Apa yang kau rasakan?"
"Akh...tanganku...aku tidak bisa menggerakan...tanganku...akh..."
Aku berusaha menahan tangisku. Aku melangkah memasuki kerumunan orang. Josh. Andwae! "Josh..."
Aku pikir dia akan menghiraukanku. Nyatanya, sekali lagi. Selalu. Dia berusaha menahan ringisan sakitnya, melainkan ia tersenyum padaku. "Y/n..."
"Cepat telfon ambulans! Cepat!" Ku mendengar orang-orang berteriak.
"Josh..." Aku mendekatinya perlahan dan duduk di hadapannya. Aku menunduk dalam. Tidak mau melihatnya tetap tersenyum dengan keadaan seperti ini.
Gara-gara aku. Ini semua gara-gara aku.
"Y/n-ah–" "Tolong jangan bicara. Jebalyo."ucapku pelan.
Kenapa jadi dia yang yang terluka? Kenapa saat aku menyelamatkan satu orang, ada orang lainnya yang tak terselamatkan? Kenapa Josh?!
-- to be continued --
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, U. [SEVENTEEN IMAGINE]
Fanfiction[COMPLETED] Joshua x You x Seungcheol [SHORT /CHAPTER] Berawal dari sebuah minimarket, Joshua ingin menemukanmu dan Seungcheol bimbang karenamu. Baca lanjutannya di sini! Author: Hwang Aemi Genre: Teen Romance, School Language: Bahasa Indonesia Main...