#9 Harusnya Bahagia [You POV]

2.1K 348 29
                                    

Hari ini tiba.

Aku meringis pelan. Aaaaa kenapa hari ini tiba begitu cepat?!

Bukan hanya karena hari ini hari pertunjukan proyek kerjasama dengan Hanlim, tapi hari ini juga hari dimana aku harus memberikan jawabanku pada Joshua.

Menyadarinya aku langsung menepuk kedua pipiku kencang. Omooooo!! Aku harus jawab apa?!

Tok! Tok! Krieeet! Aku segera menoleh ke arah pintu kamarku yang terbuka. Eomma menyundulkan kepalanya di balik pintu. "Kau bukannya harus berangkat pagi?"tanyanya bingung.

Aku mengangguk pelan.

Eomma menatapku sejenak lalu berdecak. "Terus kenapa kau malah masih melamun begitu? Ayo cepat keluar! Sarapan lalu berangkat sana!"

"Neeeeeee...."

Aku tidak langsung menuruti suruhan Eomma, melainkan duduk termenung di pinggir kasur. "Haaaaah..." Perhatianku teralih pada plester yang masih menempel di dengkulku. Tanpa sadar ku tersenyum kecil.

"Aku harap besok menjadi hari yang menyenangkan. Istirahat ya!
See you tomorrow."

Dia mengatakannya kemarin sebelum akhirnya pulang. Dengan suaranya yang begitu lembut. Mengapa suaranya harus selembut itu? Aku menepuk dadaku pelan. Debaran halus di dadaku ini membuatku jadi merasa tidak karuan sekaligus norak. Aaaaa!!

Sudah, sudah! Aku harus segera berangkat! Sebelum keluar dari kamar aku menyempatkan diri mengaca di cermin. Aku tersenyum lebar lalu berseru pada diri sendiri, "Y/N-AH! FIGHTING!"

--

Begitu ku membuka kamar, aku bisa mencium wangi sup Deonjang yang menyeruak dari dapur. Aaaah! Eomma tahu saja kalau aku sedang ingin sarapan dengan Deonjang!

"Selamat pagiii!"

"Pagiii!"

Eh? "YAAA!" Aku langsung berseru begitu melihat kursi yang biasanya kosong kini diduduki oleh orang yang tidak ku sangka.

Eh? "YAAA!" Aku langsung berseru begitu melihat kursi yang biasanya kosong kini diduduki oleh orang yang tidak ku sangka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa Oppa ada disini?!"seruku masih tidak percaya.

"Eh? Waeyo? Aku kan biasa numpang makan dengan Ahjumma dan Ahjussi."ucapnya sambil menegak segelas susu. "Ya kan, Ahjumma?"

Melihat Eomma yang mengangguk-anggukan kepalanya terhadap Seungcheol membuatku kesal. "Hah, maeumdaero."
*maeumdaero = suka-sukalah

Hello, U. [SEVENTEEN IMAGINE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang