"Soyeon-a... Lupakan semua kejadian ini! Anggap saja aku memang tak pernah ada dalam hidupmu... Jangan pernah. Kau merasa bersalah atau Menyesal.. cukup kau jalani hidupmu dengan baik...", Jimin yang saat ini tengah berdiri di depan Soyeon- mencoba meraih salah satu pipi Soyeon. Matanya berkaca-kaca. Soyeon hanya menajamkan penglihatannya- memahami maksud seorang namja yang pernah hadir dalam hidupnya itu. Banyak sekali pertanyaan yang berputar di kepalanya. Kenapa Jimin tiba-tiba datang padanya setelah setahun lalu menghilang? Kemudian apa maksud perkataannya?
"Omo!", Soyeon memekik ketakutan ketika dilihatnya jemari Jimin telah berlumuran darah segar. "Jimin-a! Kau kenapa? Apa kau terluka?", Soyeon panik dan mencoba mencari sumber darah itu. Namun bukannya menjawab, Jimin hanya tersenyum getir.
"DOR! DOR! DOR!", tepat ketika itu, terdengar suara tembakan beruntun. Soyeon menyaksikannya. Kejadian brutal itu berlangsung di depan mata kepalanya sendiri. Butiran-butiran peluru menembus tubuh Jimin dengan sempurna.
Nginggg.... Telinga Soyeon berdengung- dia tak bisa mendengar suara apapun. Waktu terasa berhenti. Beberapa saat berlalu. Bak klimaks dalam sebuah film laga, akhirnya sang pahlawan harus tumbang. Jimin jatuh tersungkur tepat di depannya. Namun sebelum Jimin menutup kedua matanya, Soyeon melihat Jimin berkata sesuatu...
KYAAAAAAA!
Soyeon bangkit dari tidurnya. Matanya nyalang, memperhatikan keadaan sekelilingnya. Jantungnya berdebar-debar. Keringat dingin telah membasahi wajah dan tubuhnya. Dia meraba-raba bagian tubuhnya yang lain. Mimpi macam apa tadi? Kenapa mengerikan sekali. Soyeon menghirup nafas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya sendiri. Setelah dirasa cukup tenang, Soyeon kembali merebah tubuhnya di tempat tidurnya. Oh... Tempat tidur ini terasa nyaman. Tidak seperti tempat tidur di rumahnya. Tunggu!
Soyeon kembali bangkit dari tidurnya. Apa dia tidak berhalusinasi? Dia tak sedang berada di kamarnya sekarang. Tempat apa ini? Dimana dia? Soyeon kini benar-benar memperhatikan ruangan itu dengan seksama. Sebuah ruangan berdesign klasik yang besar dan mewah. Bahkan barang-barang yang ada di dalamnya pun seperti milik orang kaya- yang biasa dilihatnya dalam drama TV. Soyeon mencoba mengingat apa yang sebelumnya terjadi. Namun kepalanya terasa sakit seketika itu juga. Bahkan dadanya terasa sesak- dia kesulitan bernafas. Keringat dingin kembali mengucur dari kedua pelisnya.
DORRRR!
Suara tembakan itu kembali berputar dalam otaknya. Bak kaset film yang kembali di putar, Soyeon kembali teringat dengan mimpinya barusan- yaitu adegan dimana Jimin mendatanginya dan terkulai lemah di depannya karena beberapa butiran peluru menembus tubuhnya. Kemudian Soyeon ingat... Ya! Dia ingat! Kata-kata terakhir yang diucapkan Jimin, sesaat sebelum dia benar-benar menutup kedua matanya.
'Saranghae... Kim Soyeon'.
Just Another Girl Part 23
Twin's Secret Part 2
-Oh, ya, sebelumnya Happy Birthday buat Kim So Hyun. Happy 18th (umur korea). Semoga kau segera dipertemukan dengan Kim Hanbin, hehehe...-
Maaf ya, ice baru muncul. Coz, aku bener2 sibuk kemarin. Otakku gak mau diajak jalan. Ya iyalah, emang otak bisa jalan. Oke, abaikan. Silahkan dibaca aja deh.
Backsound: Lyn feat Shin Yong Jae (4men)- That Person- Ost. Oh My Venus
[Maaf tidak bisa memasukkan audio. Ada kendala teknis]Happy Reading!
---------------------------------
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Another Girl (Bobby x Kim Sohyun x B.I Fanfiction) [COMPLETE]
FanfictionLee Soyeon x Kim Ji Won (Bobby) Lee Soyeon si gadis bahan bullyan dan Setannya Jeju Senior High School. Bahan bullyian yang tak takut melawan siapapun, bertemu dengan ketua gank sekolah yang merupakan anak seorang gangster nomor 3 di Korea. Akan kah...