Chapter 8

2.6K 319 34
                                    

"Aku jatuh cinta padamu, rasa kagum yang dulu sempat kurasakan , kini berubah menjadi cinta yang semakin hari semakin dapat kurasakan.
Cinta pada pandangan kedua, restoran, tempat ke-dua aku bertemu denganmu.
Tempatku menyadari bahwa rasa  kagum itu telah berubah walau belum kusadari sepenuhnya.
Hingga dipertemuan kesekian kalinya, aku dapat menyadari rasa itu.
Rasa kagum pada wanita yang kucintai.
Rasa ingin melindungi, rasa ingin memiliki, rasa ingin terus menemani walau apapun yang terjadi, dan rasa tak rela bila ada lelaki lain yang mendekati.

Aku semakin merasakan debaran itu Yuki, debaran aneh yang hanya tertuju padamu, debaran yang membuatku seperti orang idiot,debaran yang membuatku benar-bebar merasakan cinta itu apa .

Aku semakin merasakan rasa itu, rasa cinta yang kini hanya tertuju padamu.
Rasa cinta yang membuatku enggan berpaling pada wanita manapun.
Rasa cinta yang membuatku ingin terus menggenggam tanganmu,memelukmu hingga ujung usiamu.
Rasa yang membuatku bersyukur,karena telah dipertemukan olehmu.
Wanita yang kini memenuhi pikiranku, wanita yang selalu kembali dan kembali membuatku kagum.

-AL FARIZI-

>>>

Para tamu masih asyik berbisik melihat kedua lelaki tampan itu saling berhadapan dengan wanita yang berada di belakang punggung salah satu si lelaki.

"Tuh kan...Al gantle banget sih, pasti deh mereka ada apa-apa" bisik Karina pada Nina.

"Hushhh...kalian tuh pada gosip mulu sih, sama sahabat sendiri juga masih aja dijadiin bahan gosip!" ucap Nakula.

"Ishhh...ikut campur aja sih, lagian nih ya, kalau Yuki sama Al emang ada apa-apa, kita juga seneng kok, dia gak single lagi" balas Karina.

"Iya tuh, kamu harusnya juga ikut seneng!" timpal Nina menatap Nakula garang.

"Ya pastilah, tapi gak gosip juga kali..." seru Nakula lalu sebuah suara memohon menghentikan perdebatan mereka.

"Yuki, please!!!" teriak lelaki berambut lebat itu.

>>>

Yuki tersentak ketika teriakkan memohon itu terlontar dari bibir Cio. Hatinya bergetar, ia sangat ingat masa itu. Cio pernah memohon padanya ketika ia mengatakan ingin menyudahi hubungannya dengan pria itu.

"Apa cinta itu masih ada untukku?, apa cintamu itu masih sebesar dulu atau hanya rasa bersalah saja ? " batinnya mulai mernerka-nerka.

"Yuki, aku mohon, kita harus bicara!" mohon Cio lagi mencoba mendekati Yuki yang bersembunyi di balik punggung Al.

Cio tak peduli menjadi bahan perbincangan para tamu, ia juga tak bermaksud merusak acara istimewa adik tirinya, Keyna.

Yuki masih tak bergeming, ia mulai merasa tak tega melihat Cio yang terus memohon padanya. Lalu tanpa ia duga, Al menautkan jemari mereka. Memberikan keyakinan pada Yuki bahwa ia akan selalu di sisinya, seperti janjinya tadi.

Al akan memberi pegangan pada Yuki hingga wanita itu yang melepaskan genggamannya.

"Al..." lirih Yuki namun lelaki yang dipanggilnya tak menoleh ke arahnya. Al semakin mengeratkan genggaman tangannya pada tangan Yuki.

TENTANG RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang