Chapter 24

2.1K 252 105
                                    

"Masalah akan selalu mengiringi perjalanan kita.

Entah itu masalah kecil atau besar.

Masalah tidak akan pernah absent untuk menguji seberapa kuat diri kita menghadapi dunia...

Dan di setiap masalah yang datang...
Akan selalu ada solusi dan kebahagiaan yang mengiringi.

Hanya perlu bersabar, tenang, dan lakukan apa yang sebaiknya kamu lakukan!.

Just do it!..."

>>>

Wanita itu menggeram dengan kesal. Ia tak habis pikir. Seharian ini ia berusaha keras untuk menarik kembali miliknya yang pernah ia lepas.

Dua miliknya. Dan semuanya tak ada yang mengharapkan kedatangannya. Bahkan laki-laki yang menyentuh hatinya, menolaknya mentah-mentah.

"Sial banget hidup gue!"

"Sialan, berani-beraninya dia nolak gue!" ucapnya dengan amarah yang tertahan.

"Dan sekarang, gue gak akan biarin dia hidup dengan tenang!. Lo akan terima akibatnya Cicio Caesar Manessaro!" amarahnya benar-benar sedang membuncah.

"Calm down!...yang satu gak gue  dapat. Untuk yang satunya, gue akan lakukan cara apapun untuk menariknya kembali" ujarnya dengan seringaian.

Ariella. Ia berjalan dengan percaya diri menuju pintu keluar rumahnya.

Berjalan dengan angkuh dan mengenakan kaca mata hitamnya.

"Ini akan jadi permainan yang menarik!" serunya dalam hati.

Tak ada yang bisa menghentikan Ariella jika ia menginginkan sesuatu. Keinginannya selalu dituruti, jadi tak ada seorangpun yang bisa menghentikan rencananya.

"Gue gak terima kekalahan!" gumamnya lalu memasuki mobil mewahnya

>>>

Mentari pagi mulai masuk ke dalam celah jendela yang sedikit terbuka. Sinar cahayanya , berhasil membuat si pemilik kamar membuka kedua matanya walau belum sepenuhnya terbuka dengan sempurna.

"Enghhh...pagi ya-ng cerah hoamm"

Lihat saja!, ia masih begitu mengantuk dan sempat menguap beberap kali. Wajahnya menggemaskan dengan rambut yang acak-acakan.

Ia masih bergelung di bawah selimutnya yang tebal. Sedikit menggeliatkan tubuhnya. Rasanya masih ingin tidur lagi. Ia renggangkan otot-otot tubuhnya yang terasa kaku dan pegal.

Tunggu!

Kenapa gerakannya jadi tidak leluasa begini?.

Ah...gulingnya kenapa jadi keras sekali?.

Loh...loh? kenapa ada bau mint yang menguar dari guling yang berada di depannya?.

" Wanginya membuat wanita mana saja ingin memeluknya..."

"Ini guling atau...?"

"Pagi Love, nyenyak tidurnya?" suara bass yang memenuhi telinganya membuat Yuki membuka lebar kedua maniknya.

Antara shock, marah, malu dan berbagai rasa yang tidak bisa Yuki ungkapkan.

Al tidur seranjang dengannya. Memeluk tubuh mungilnya. Dan kini tersenyum tanpa dosa!. Dasar Al Farizi mesum!.

TENTANG RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang