Chapter 2

3.5K 378 21
                                    

"Semuanya berawal dari tatapan mata yang tak pernah kulupa, aku menemukan keteduhan lewat tatapan mata indahmu, terdengar seperti perayu ulung memang, tapi aku suka semua yang ada padamu" - AL FARIZI

>>>

Untuk beberapa detik wanita yang berumur 24 tahun itu terdiam, saling menatap wajah yang berada di sampingnya dengan begitu dekat. Si lelaki kembali merasa terpesona, merasa teduh ketika melihat manik kembar coklat bening itu. "Eh...maaf!" ujar Yuki dengan segera melepas kontak fisik yang terjadi di antara mereka berdua.

Dan dengan bodohnya si lelaki masih saja terdiam dengan tenangnya. "Hello, kamu bisa lihat aku kan? " tanya Yuki sambil mengibaskan tangannya tepat di depan wajah rupawan si lelaki dan kini lelaki itu tersenyum simpul dengan menawannya. "Kamu masih manusia, tentu aja aku bisa lihat kamu." balas si lelaki dengan tenangnya. "Siapa tahu aku berubah jadi bidadari." celetuk Yuki dengan suaranya yang pelan. "Apa?" tanya si lelaki. "Gak ada, kamu Fariz kan, mantannya Keyna? " tanya Yuki. Lelaki itu mengangguk lalu mengulurkan tangannya. "Panggil aku Al!" serunya dan Yuki menerima jabatan tangan itu dengan senyum mengembang.

"Ya ampum sist Tari!!!" pekik Yuki lalu meninggalkan Al begitu saja di depan pintu. "Oh iya, selamat datang di restoran ini, aku Yuki! ." ucap Yuki setengah berteriak. Dan untuk kesekian kali Al tersenyum manis melihat langkah cepat Yuki yang terus menjauh darinya hingga akhirnya sosok Yuki tak terlihat lagi.

"Woy!!!" teriak suara bass yang sangat Al kenal. "Gue tahu lo laper, tapi gak jadi gila juga kali!" celetuk suara di belakangnya.
" Ayo masuk, laper emang bikin gak fokus!" ajak lelaki yang sudah masuk ke restoran itu terlebih dahulu. " Li, lo cepet banget sih sampe sini?" tanya Al pada sepupunya, Ali Devandra. "Kantor gue deket dari sini kali, dan tentunya gue adalah pelanggan setia di sini." jawab Ali dengan bangga.

Mereka sudah selesai memesan makanan. Suasana restoran ini memang cukup ramai dengan musik yang mengalun dengan merdu di segala penjuru ruangan , tidak begitu besar tapi nyaman,rapi,dan bersih. Banyak bunga-bunga dan hiasan antik yang terlihat di setiap sudut ruangan. "Yang punya nih restoran, cantik dan gemesin." ujar Ali yang sejak tadi memperhatikan sepupunya sedang mengamati restoran ini.

"Lo kenal ?" tanya Al dengan pandangan yang kini fokus pada salah satu titik yang membuatnya entah kenapa selalu merasa terpesona.

"Kenal sih, tapi lebih akrab sama kakaknya, hehe. Jalur PDKT yang cukup ampuh melalui orang terdekat,nah itu dia gue lagi usaha, gimana caranya deket sama adeknya." terang Ali dengan antusias dan Al masih fokus pada satu titik yang sedang membawa nampan dengan ahlinya.

"Mas ini pesenannya,selamat menikmati." ucap salah seorang pelayan dengan ramahnya. "Eh...mbak dia dimana?" tanya Ali dan si pelayan mengerti siapa yang dimaksud "dia". "Lagi sibuk mas, masih aja usaha ya, hehe. Semangat!" seru si pelayan dan Ali tersenyum simpul. "Bahkan pelayan di sini tahu lo suka dia?" tanya Al yang fokus kembali pada Ali. "Yoi, dia susah diyakinkan." balas Ali. "Udahlah, mending kita makan dulu, jarang-jarang kita bisa kumpul begini,berdua aja lagi. " imbuh Ali dan merekapun mulai menyantap makanan yang mereka pesan.

>>>

"Nyokap lo masih keukeuh jodohin lo sama si Vita, anak temennya yang sama-sama gila belanja dan pamer aurat?" tanya Ali dengan lugasnya. Baru saja mereka selesai makan dan Ali sejak tadi memang tak sabar untuk menanyakan ini pada Al. "Hmm...gue males pulang ke rumah salah satunya gara-gara itu, bosen disodorin fotonya tuh cewek, apalagi omongan mama yang inilah,itulah,ribet." ujar Al yang mendapat kekehan dari Ali. "Kasihan bener nasib lo, tapi bukannya lo suka yang seksi dan menggoda?" tanya Ali dengan salah satu alis terangkat,sedikit menggoda sepupunya.

"Udah bosen sama yang kayak begitu, sekarang gue fokus cari yang baik dan dapat membawa gue ke arah yang lebih baik." balas Al . " Lo sekarang udah bisa berfikir dewasa ternyata." tutur Ali. "Gue udah berumur 25 tahun, dulu zaman-zaman masih ABG suka yang model kayak Vita,tapi sekarang cari yang beda. Cari yang bikin teduh di hati." ucap Al dan Ali mengangguk setuju.

"Gue balik dulu deh, ada janji sama nyokap untuk pulang cepet." pamit Ali. "Salam buat budhe Sari, gue kangen sama sayur asam buatannya " ucap Al. "Makanya jangan sibuk terus, main kek, nyokap gue pasti kangen sama ponakan sok coolnya." celetuk Ali lalu segera keluar dari restoran.

>>>

Tari masih memandang adiknya yang terlihat lelah. Hari ini memang acara adiknya cukup banyak. "Kuy, kamu pulang duluan aja gih,biar mbak yang nutup nih restoran, lagipula mas Chairil juga akan jemput kok!" suruh mbak Tari.

"Idih, tumben mas Chairil ada waktu buat kamu sist, biasanya cuek, gak ada perhatian." ujar Yuki melepas celemek yang sejak tadi digunakannya. "Sirik, dia bilang ada kejutan kecil gitu." jelas sang kakak. "Oke deh, aku pulang duluan ya, pegel banget pengen cepet tidur." ucap Yuki lalu mencium tangan dan kedua pipi kakaknya. "Assalamualaikum sist,aku duluan, jangan malam-malam pulangnya." ucap Yuki lalu meninggalkan dapur, tempatnya banyak melakukan pekerjaan di restoran ini.

"Kuy!!" panggil mbak Tari. Yuki menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap ke arah sang kakak. "Iya mbak Keiko Untari Prameswari,apa lagi?" tanya Yuki dengan matanya yang sedikit menyipit. "Ali nanyain kamu terus." balas sang kakak. "Laki-laki yang cantik itu?" tanya Yuki dan kini mbak Tari malah tertawa mendengar julukan Yuki untuk Ali. "Heh, dia itu laki-laki tulen kali Kuy,parah kamu,masa dia dibilang cantik, tapi emang cantik sih hehe" kekeh mbak Tari.

"Tuh mbak Tari aja mengakuinya, dia terlalu ganteng sih alias sebaliknya,hehe. Duh...maaf ya Allah, gak maksud apa-apa" ujar Yuki dan kini mbak Tari semakin terkekeh. "Gak kasian sama dia, ngajak jalan kamu alesan sibuk terus" ucap sang kakak. "Emang Yuki akhir-akhir ini sibuk, resto kan lagi rame-ramenya mbak" balas sang adik. "Ya udah sana pulang,hati-hati Kuy!!!" seru mbak Tari.

>>>

Langkahnya gontai menuju mobil yang ia parkir. " Kapan bisa ketemu cewek itu lagi?" gumamnya. Lalu membuka pintu mobil dengan malas-malasan. Setelah selesai makan tadi ia langsung beranjak ke mini market terdekat untuk membeli beberapa pesanan mamanya, yang perlu digaris bawahi adalah ia hari ini harus pulang ke rumah dengan alasan Mamanya rindu berat.

Al mulai melajukan mobilnya. Dengan kecepatan yang sedang,hari memang sudah begitu larut dan sampai saat ini ia masih berharap dapat bertemy kembali dengan wanita itu "Yuki" untuk ketiga kalinya.

Tak terasa ia sampai di rumah bergaya eropa dengan taman yang begitu luas di depannya. Gerbang rumahnya saja sangat tinggi berwarna "gold". Kebanyakan taman itu berisi bunga anggrek kesukaan sang mama. Macam-macam anggrek ada di taman rumahnya.

Dengan langkah yang sedikit ragu,ia mulai berdiri di depan pintu besar itu, seolah-olah hendak masuk ke pintu kejutan atau pintu hadiah tak terduga. Perasaannya sangat tidak tenang,berbeda sekali ketika bertemu Yuki tadi.

"Assalamualaikum!" seru Al lalu dengan gerakan cepat pintu besar itu terbuka, menampilkan sosok yang membuatnya tak tenang.

"To be continue"

"Mari Voment ya 😄, mengobati TS dan DIFFERENT kawan"

TENTANG RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang