Chapter 10

2.7K 318 33
                                    

"Aku tidak merusakmu, sungguh!!!"

>>>

Al masih belum sadar sepenuhnya. Tidurnya malam tadi begitu nyenyak. Bisa dibilang malam tadi adalah malam ternyenyaknya untuk tidur. Memeluk wanita yang dicintainya semalaman adalah anugerah terindah yang didapatnya.

Harum rambutnya, hangat tubuhnya, dan lembut kulitnya masih begitu terasa di indera pemcium dan perabanya.

Sempat terpikir dibenaknya tentang fantasi liar yang dapat merusak wanitanya , tapi Al membuang jauh pikiran itu. Ia ingin melindungi dan menjaga Yuki sampai kelak tiba waktunya ia sah memiliki Yuki sepenuhnya, sebagai suaminya.

Melihat keseluruhan diri Yuki dengan penuh cinta dan rasa hormat. Jujur, ia tak pernah berpikiran sejauh ini sebelumnya. Dulu, wanita-wanita yang pernah dipacarinya, kebanyakan sering diliputi oleh hawa nafsu yang berlebih.

Namun kali ini berbeda, bukan hanya pemenuh kebutuhan fisik saja yang ia cari, tapi kebutuhan rohani yang menentramkan dan menenangkan jiwa serta calon Ibu yang baik untuk anak-anaknya kelak . Yuki, adalah orangnya.

Hatinya sudah terpaku dan terpukau pada satu nama, satu wanita yaitu Yuki.

PLAKK.....

Tamparan itu membuat Al bangun sepenuhnya dari tidur nyamannya. Hingga ia merasakan sedikit nyeri di tulang pipinya.

"Yuki...?" ucapnya sudah dalam posisi setengah duduk. Raut wajahnya benar-benar shock. Tak menyangka akan mendapatkan tamparan di pagi hari begini.

Yuki kini menatapnya dengan marah,matanya sudah berkaca-kaca,sekali kedip cairan bening itu akan tumpah di pipi mulus itu.

"Aku bisa jelasin...Ki!" ujar Al dan Yuki masih menatapnya penuh amarah.

Yuki beringsut ke sisi ranjang, ia ingin segera menjauh dari samping Al, tapi rasanya ia begitu malu sekaligus kesal dengan Al.

Selimut itupun masih dicengkramnya erat. Tak mau jika sesuatu yang memalukan terlihat oleh Al. Hanya calon suaminyalah yang boleh melihatnya. Titik, itu prinsipnya.

Tidak boleh terlena dengan Al, meskipun kini laki-laki itu begitu menggemaskan dan juga sexy di pagi hari. Setidaknya Yuki tahu untuk saat ini, bahwa ia harus hati-hati dengan pesona dan kharisma Al di pagi hari.

"Pergi...!!!" ucap Yuki dengan nada datarnya. Sampai membuat Al terkesiap.

"Yuki, aku harus jelasin dulu apa yang terjadi semalam !" balas Al masih enggan untuk beranjak.

"Aku pengen sendiri, tolong ngertiin aku!" ucap Yuki masih dengan nada datarnya.

Dengan tatapan sedih Al beranjak dari ranjang itu. Memakai sepatunya secepat mungkin. Lalu berjalan dengan gontai menuju pintu. Dilihatnya Yuki sebentar, namun yang dilihat malah membuang muka.

"Kenapa jadi begini sih?" batin Al menutup pintu itu dengan pelan.

>>>

Yuki membuang nafas lega karena Al telah keluar dari kamar hotelnya. Ia bersyukur karena masih berpakaian lengkap di balik selimut itu.

Mini dress berwarna tosca yang digunakannya sedikit tersingkap, jika ia membuka selimut itu pasti Al akan bisa melihat paha mulusnya.

Pikiran buruknya tiba-tiba saja datang. "Bisa aja kan semalam Al udah lihat" pikirnya.

"Ya ampun, aaaaa..." teriak Yuki sambil menutup wajahnya dengan kedua tangan.

TENTANG RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang