" Cinta itu seperti angin
kadang begitu terasa menyejukkan
kadang menghilang entah kemana
kadang bisa berubah menjadi topan yang bisa merugikanCinta seperti apa yang kau ingin buat untukku , Al Farizi ?"
>>>
Mereka menjauhkan ciuman yang beberapa waktu lalu bertaut, bukan...bukan mereka, tapi Yuki yang menyudahinya. Rasanya begitu terasa lumer tubuhnya saat ini, hingga Al harus memeluk pinggangnya dengan erat. Kakinya lemas, degup jantungnya masih berdetak tak karuan, ini kali pertama ada seorang laki-laki menciumnya tanpa izin, begitu lembut dan sama sekali tak memaksanya, bodohnya ia hanya diam saja tanpa melepas bibir itu dari bibirnya di detik pertama.
"Kurang ajar!" makinya dalam hati. Yuki sadar, ia telah jatuh pada pesona Al Farizi.
Merah, tentu saja kedua pipi Yuki bersemu merah. Rasa kesal sempat hinggap padanya, namun entah mengapa menguap begitu saja. Rasanya ia ingin memukul kepala laki-laki yang berada di depannya ini berkali-kali, tapi niatan itu juga ia urungkan.
" Sorry...aku gak bermaksud lakuin itu, ak-ku..."
Sebelum Al meneruskan ucapannya , didorongnya dada Al cukup keras untuk menjauhkan kontak tubuh di antara mereka.
PLAKKK...
Untuk kesekian kalinya Al mendapat tamparan dari tangan Yuki. Rasanya sangat lega dan plongg bisa melakukan itu pada pipi Al.
"Dasar kesempatan dalam kesempitan, gak sopan, omes !" semprot Yuki menatap tajam manik kembar Al.
Laki-laki yang diajaknya bicara hanya diam, menahan panas yang terasa di pipinya. Sungguh sial baginya, selalu mendapat tamparan dari wanita yang memikat hatinya.
Tanpa Al duga, tangan yang tadi menamparnya, kini beralih membelai bekas tamparan itu dengan lembut. Al terperangah, bingung dengan sikap wanita yang masih membelai pipinya.
Dipejamkan matanya, berusaha meyakinkan diri bahwa ini bukan hanya mimpi, dirasakannya belaian tangan lembut itu, hingga ia merasa yakin. Ini benar- benar belaian tangan Yuki yang begitu terasa nikmat, menenangkan, dan nyaman.
"Jangan lakuin hal mesum kayak tadi di tempat umum, bikin malu, dan aku gak suka kamu cium aku sembarangan selama kita masih dalam tahap pacaran..." tutur Yuki dengan cepat namun masih bisa ditangkap dengan jelas oleh indera pendengar Al.
Al terperanjat lagi , ia tidak salah dengar kan tadi ?. Yuki bilang pacaran?. Mereka menjadi sepasang kekasih mulai saat ini?, Yuki menerima cintanya?, ini mimpi bukan sih? , jangan-jangan hanya halusinasinya saja. Kenapa Yuki berubah pikiran begitu cepat?. Kenapa rasanya ia ingin mencium wanita itu lagi?.
"Heiii...aku ngomong sama kamu!" seru Yuki hendak berlalu pergi dari sang kekasih baru. Betapa tak terduga kisah cintanya, ia kan baru saja bertemu lagi dengan Al, mantan kekasih Keyna, sahabatnya.
Apa keputusannya ini memang benar?. Jika memikirkan itu, kepalanya terasa begitu pusing, bukankah menuruti kata hati adalah hal yang paling benar, atau ia harus sholat istikharah dulu untuk mendapat petunjuk yang lebih benar lagi.
Demi apapun, Al adalah mantan Keyna, lelaki yang dulu terkenal mesum, badboy, playboy, penyuka wanita sexy dan pakaian mini , banyak diminati para wanita, kini...menjadi kekasihnya. Mimpi apa Yuki semalam?.
KAMU SEDANG MEMBACA
TENTANG RASA
RomanceTentang rasa yang tak pernah kumengerti sedetail ini. Tentang rasa yang bukan berdasarkan nafsu tapi rasa yang tulus dari dalam hati. Aku selalu mengingatmu " Yuki Anindia Prameswari " Aku akan selalu kembali dan kembali untukmu. -AL FARIZI- "Sela...