Chapter 17

2.3K 279 81
                                    

"Mungkin , aku memang harus meninggalkan rasa yang lalu dan membiarkan rasa yang baru memenuhi hatiku.

Jangan biarkan rasa yang lalu mengecoh hatiku, hingga membuatku lupa bahwa ada rasa yang baru,
rasa yang lebih baik, rasa cinta yang membuatku merasa nyaman dam bahagia.

Meskipun sulit, aku akan membuang rasa yang lalu dan menggantinya dengan rasa yang baru, cinta yang mampu menyembuhkan luka di hatiku.

Aku masih mencoba mencintaimu Love.....dengan sepenuh hatiku"

-Yuki Anindia Prameswari-

>>>

Yuki terpaku di tempatnya berdiri sekarang. Setelah Mbak Tari mengatakan kabar Cio yang mencoba bunuh diri , ia langsung bergegas menuju kediaman Keyna sahabatnya,  kediaman Cio lebih tepatnya.

Hingga kini ia berdiri di depan rumah yang menyimpan banyak  kenangan manis bersama lelaki itu, Cio.

Suasana rumahnya begitu sepi, yang Yuki lihat ada sebuah mobil berwarna putih terparkir di depan rumah Cio. Yuki yakin ini mobil Keyna dan sang suami.

Sedangkan mobil sport  Cio yang  berwarna hitam terparkir rapi di bagasi rumahnya.

"Kenapa rasa khawatir ini masih ada untuknya?" tanyanya dalam hati ketika masih saja berdiri di depan pintu rumah Cio.

Ia hendak berbalik dan mengurungkan niatnya untuk masuk ke dalam rumah itu. Bodoh!. Apa yang sebenarnya ia lakukan di sini?. Kenapa ia langsung pergi ke rumah ini?. Kenapa ia begitu khawatir?.

Kenapa ia sulit menghapus rasa peduli untuk lelaki yang telah menghancurkan kepercayaan dan juga membuat luka di hatinya?.

Tepat ketika Yuki hendak berbalik pintu itu terbuka. Menampilkan sosok sang sahabat yang menatap berbinar ke arahnya dengan senyum tipis yang nyaris tak kentara.

"Kuy , maaf !" tutur Keyna menatap sendu ke arah Yuki.

"Maaf untuk...?" tanya Yuki tak mengerti.

"Buat kamu khawatir dan harus ke sini malam-malam" ujar Keyna kini menundukan kepalanya.

"Hey!...gak papa. Aku tahu kamu panik Key" balas Yuki memeluk Keyna , sang sahabat.

"Sorry banget ya, aku suka lupa kalo udah panik begini Kuy, lupa kalo kamu sama Bang Cio hanya sekedar masa lalu !" tutur Keyna.

Dulu, semasa Yuki dan Cio masih menjadi kekasih. Jurus jitu yang Keyna keluarkan ketika Cio sedang marah atau frusrasi adalah mengadu pada Yuki.

Kini hal itu, seharusnya tak lagi dilakukan oleh Keyna.

"Ayo masuk dulu Kuy!" titah Keyna melepaskan pelukannya.

Yuki menurut dan lebih memilih diam, ia bimbang, ia ingin segera pergi saja dari rumah ini. Semakin lama, perasaan bersalah pada Al sang kekasih semakin dalam.

"Kuy kok diem aja?" tanya Keyna merasa bingung dengan sikap Yuki.

Ia menggeleng dan tersenyum tipis.

"Gimana keadaannya?" tanya Yuki mencoba memasang ekspresi sedatar mungkin.

"Baik, aku gak tahu Kuy itu termasuk rencana bunuh diri atau enggak, tapi aksi Bang Cio yang berenang malam-malam dan gak muncul ke permukaan buat Mbok dan juga aku khawatir tadi..." jelas Keyna.

" Sekarang dia lagi istirahat dan lebih memilih sendiri di kamar!" timpal Keyna lagi.

"Dia udah makan?" tanya Yuki.

TENTANG RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang