Chapter 14

2.2K 272 42
                                    

"Genggaman tangan yang melingkupi tanganku terasa nyaman.

Begitu melindungiku...
Begitu kuat rasamu untuk hatiku
Cinta yang kau tunjukan padaku membuatku sadar...

Mungkin... aku bukan hanya  jatuh pada pesonamu
tapi,aku memang sudah jatuh hati padamu...

Mungkinkah keputusanku menerimamu, sudah tepat?..."

- Yuki Anindia Prameswari -

>>>

Langkah kakinya begitu hati-hati, sejak turun dari mobil dengan suasana hening itu, Yuki diharuskan untuk menutup mata. Sepanjang perjalanan tadi Yuki dan Al memang tak banyak bicara, Yuki terus memandang panorama di luar jendela yang sangat asing baginya.

"Ini masih termasuk daerah Jakarta bukan sih?" pikirnya mulai menerka-nerka.

Di mobil tadi , Al terus saja fokus pada jalanan di depannya. Sesekali Al melirik ke arah Yuki yang asik dengan kegiatan dan pikirannya sendiri. Kegiatan menatap alam yang mengagumkan di sekelilingnya.

Kembali Yuki berjalan dengan hati-hati, ia sempat berusaha untuk mengintip sedikit , Yuki  sungguh penasaran dengan tempat yang indah ini , apa yang sebenarnya direncanakan oleh Al, kekasihnya ? . Tapi dengan sigap Al semakin erat menggenggam tangannya. Menuntun Yuki  untuk berjalan mengikuti langkahnya.

Yuki hanya bisa mendengus kesal, dalam hitungan detik lelakinya itu sudah berada di belakangnya , posisinya seperti memeluk Yuki dari belakang, tapi sebenarnya Al hanya menutup mata Yuki dengan tangan kanannya. Mencegah wanitanya untuk mengintip lagi.

"Keras kepala!" bisik Al di telinga kiri Yuki. Bulu kuduknya sempat meremang dengan aksi Al yang super dekat ini.

"Kenapa jadi kaya flashback begini sih ?" batin Yuki, entah kenapa bayangan masa lalu menghantui pikirannya lagi.

Kalau dilihat dari segi manapun, posisi mereka memang sangat dekat, layaknya orang yang berpelukan dari belakang. Hei mereka memang sedang berpelukan sekarang!!!.

"Kesempatan banget sih!" seru Yuki memberi serangan cukup keras dengan sikunya pada perut Al yang sangat mudah dijangkau olehnya.

Sedangkan kini Al hanya tersenyum lebar sambil menahan sakit di perutnya yang mendapat serangan dadakan oleh Yuki.

"Love...perut aku sakit ,kamu harus tanggung jawab!" ucap Al masih dalam posisi menutup mata Yuki dengan tangannya.

"Enak aja...kamu tuh yang kesempatan banget cium-cium rambut aku,  iya kan?" sungut Yuki kembali memberi serangan kecil dengan sikunya.

CUP...

Kecupan lembut di pipi kiri Yuki begitu terasa, membuat si empunya pipi mematung untuk sesaat. Yuki terlalu terkejut dengan tingkah Al yang benar-benar mesum.Ya memang sih hanya di pipi, tapi Yuki tetap saja tidak terima dengan tingkah laku kekasihnya.

Ia memang sudah lama tak merasakan kecupan mesra di pipinya, tapi...ah sudahlah terlalu banyak hal yang menjadi alasan wanita itu untuk diungkapkan.

Dan parahnya lagi...bibir Al masih bertengger di pipinya yang chubby. Benar-benar memanfaatkan kesempatan dengan baik.

TENTANG RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang