Chapter 1

7.2K 434 32
                                    

"Aku menemukan cinta yang berbeda, cinta yang bukan berdasarkan nafsu , tapi cinta karena hati yang selalu menuntun untuk terus kembali dan memperjuangkanmu" - AL FARIZI

>>>

Senyum itu begitu mempesona, setiap lelaki yang melihatnya akan bertahan lama memandang paras cantik dan naturalnya, semuanya begitu alami dan menyejukan ,sungguh.

Di sepanjang acara pernikahan itu "Yuki Anindia Prameswari" selalu ceria dan menyapa semua kawan masa SMA dulu. Ia rindu pada teman-teman zaman putih abu-abunya, teman gokil,teman yang no jaim,teman yang mendengarkan keluh kesahnya,apalagi jika mengingat masa contek-mencontek, ia yang selalu menjadi murid yang memberikan contekan.

Semua kenangan indah,lucu,memalukan,
menyenangkan,menyedihkan berputar begitu saja di pikiran wanita berparas imut nan menggemaskan ini.

"Aduh!!!" rintih Yuki ketika tak sengaja bahunya ditabrak oleh seseorang. "Sorry , aku buru-buru. Are you ok?" tanya sang lelaki yang sekejap membuat gadis blasteran Jepang ini terdiam melihat paras rupawan si lelaki.

"Aku gak asing sama cowok ini." batin Yuki terus memandang lekat wajah si lelaki , hingga tanpa Yuki duga lelaki yang menabraknya jadi salah tingkah.
"Eh...ada apa?" tanya si lelaki dengan nada gugupnya. "Mantannya Keyna ya?" tanya Yuki sambil tersenyum manis ke arah si lelaki."Hmm...maaf ya aku gak sengaja, sorry aku harus segera pergi." ucap si lelaki segera berlari keluar gedung acara resepsi pernikan mantan kekasih masa SMAnya dulu.

"Yukiiiii, aku nungguin kamu. Aku kira kamu gak bakalan datang , secara nyonya tukang masak kan sibuk banget urus dapur!!!" teriak Karina langsung memeluk Yuki begitu erat.

"Yaelah,hampir setiap weekend kamu ke restoran aku kali Rin." balas Yuki memeluk salah satu sahabatnya dengan gemas. "Gue ikutan dong, enak tuh pelukan kaya begitu!" seru Nakula dari arah belakang Karina."Enak aja mau ikutan, maaf lah yo!" balas Karina dengan nada khas cemprengnya.

"Yuhuuu...ayang beb, lama gak ketemu kalian semua!!!" teriak Nina yang kini sedang hamil muda. "Bumil, ihhh...kangen banget deh." seru Yuki lalu mereka berpelukan dengan Nakula yang hanya menjadi penonton. "Nasib kalau laki sendiri ya begini, udah sono temuin Keyna, ngerumpi aja, kangen-kangenan ditunda dulu ya jeng!" ucap Nakula lalu mendorong ketiga wanita itu untuk segera mengantri memberikan ucapan selamat pada kedua mempelai.

"Bumil,suami kamu mana?" tanya Karina ketika mereka masih menunggu antrian untuk mengucapkan selamat pada sang mempelai. "Tuh orangnya." tunjuk Nina pada sang suami yang berjalan menghampirinya. "Aku jadi pengen cepat-cepat nyusul nikah deh!" seru Karina dengan mimik memelasnya.

"Kamu kan udah ada calon si Fabian, tinggal memantapkan hati aja." ucap Nina lalu menatap wanita berparas ayu di sampingnya."Apa?...aku udah tahu kalian mau bilang apa. Basi!" ucap Yuki dan kedua sahabatnya terkikik geli. "Single kok betah." celetuk Karina yang langsung memberikan salam peace pada Yuki.

"Cari jodoh jangan buru-buru,ini tentang rasa tahu,rasa nyaman,rasa saling melindungi dan memiliki, i'ts about feeling in my heart." ucap Yuki penuh dengan penghayatan.

"Cielah...uhuy, kata-katanya dalam banget ya bu', udahlah gak usah banyak kriteria, yang penting bisa jadi imam yang baik,betul gak Nin?" ujar Karina melirik Nina sekilas. "Betul banget!" seru Nina. "Nah cari imam yang baik dan bisa menuntun kita ke jalan yang baik itu sulit, akhir zaman lakinya pada letoy semua,gak mau berusaha keras untuk mendapatkan cinta." ucap Yuki dan kini dua sahabatnya hanya terdiam mendengar penuturan dewasanya.

"Eh...Nakula kemana sih?" tanya Yuki memecah keterdiaman dua sahabatnya. "Wah...aku sampe gak inget dia kemana." balas Nina. "Tuh, dia lagi ngomong sama seseorang di sana!" tunjuk Karina. " Itu William, cowok yang dulu naksir kamu Ki!" pekik Nina. "I know, dia dulu sempet nembak,tapi sayang aku gak bisa terima dia." jelas Yuki. "Why?" tanya mereka secara bersamaan. "Beda agama." balas Yuki dan giliran untuk memberi ucapan selamatpun tiba.

>>>

"Kamu pokoknya harus datang ke acara minggu depan!" bisik Keyna ketika Yuki memberikan ucapan selamat padanya. "Private party in Jogja?" bisik Yuki dan Keyna mengangguk dengan semangat. "Aku usahakan Key." balas Yuki lalu berpamitan untuk menyantap hidangan yang terlihat begitu menggiurkan.

"Hai, apa kabar Ki?" sapa seorang laki-laki berkulit putih, berwajah blasteran. "Baik Will,alhamdulillah.Kamu sendiri?" tanya Yuki yang sedikit terkejut akan sapaan William. Laki-laki yang mungkin sampai sekarang banyak diminati para wanita."Baik, kamu tambah cantik. Makin kelihatan anggun dan dewasa !" puji William dengan terang-terangan. " Hehe, kamu juga gak kurus lagi, kelihatan gagah." kekeh Yuki dengan senyuman mempesona menghiasi wajah ayunya. "Sayang aku sekarang gak single." celetuk William. "Lagian aku ragu kamu mau sama aku." imbuh William. "Belum jodoh,maybe." balas Yuki.

"Ehem...asiknya kalian berdua, gak maksud ganggu,sumpah deh!" ujar Karina yang dihadiahi sikutan di lengannya oleh Nina. "Biarin aja mereka berduaan."bisik Nina yang masih bisa didengar oleh Yuki. " He is taken." bisik Yuki. Dan helaan nafas berat terdengar dari mulut dua sahabatnya.

>>>

Laki-laki itu baru saja selesai dengan meeting pentingnya. Begitu melelahkan kegiatannya hari ini. Sampai ia lupa belum menyantap makanan untuk makan malamnya. Setelah selesai menghadiri acara pernikahan sang mantan kekasih,lelaki ini langsung bergegas ke kantor lagi untuk menghadiri rapat dengan klien dari Korea untuk proyek barunya.

"Bro, gue balik dulu , jangan lupa makan lo!" ujar Gibran hendak membuka pintu ruang rapat. "Lo masih normal kan?" celetuk lelaki yang masih betah duduk di kursi nyamannya.

PLETAK. Lemparan bulpoint tepat mengenai kepala si lelaki. "Sialan, gue normal!!!. Gue tahu lo belum makan dari tadi sore, jangan sampe gue repot sendiri ngurus nih perusahaan lo Al. Ogah gue ngurus sendiri!." ujar Gibran lalu benar-benar berlalu pergi.

Kini lelaki yang dipanggil Al itu memijat pelipisnya yang sedikit pusing, lelah, ia benar-benar lelah dan juga lapar. "Al Farizi" adalah salah satu pengusaha muda yang sedang di puncak kesuksesannya, perusahaan yang dibangun dengan jerih payahnya dapat berkembang dengan pesat dan stabil di puncaknya. Gelar CEO muda nan rupawan dan menjadi incaran wanita kelas sosialita melekat padanya.

"Aku akan ke restoran di dekat sini, duhai perut bersabarlah!" ucap Al lalu beranjak dari duduknya , berjalan dengan jas yang sudah ia sampirkan di lengan kokohnya dan kemeja yang sudah ia gulung sampai siku.

>>>

Hari sudah hampir malam dan wanita ayu itu baru saja selesai dari acaranya menghadiri pernikahan salah satu sahabatnya,Keyna. Dering telepon dengan suara indah Tulus-Pamit terdengar begitu merdu. Mengalun sendu, membuat Yuki bernostalgia pada masa lalu.

"Ya, asslamualaikum,what happen sist?"

"................."

"Bentar lagi ke sana, tunggu aja sist, wait a few minute,aku udah di jalan kok."

"................."

"Walaikumsalam."

Senyuman kecil tercetak di bibirnya. Mbaknya itu memang penakut dan mudah panik. Ia menelepon karena restoran miliknya, oh...ralat milik ia dan mbaknya , sedang ramai- ramainya dan sang kakak sangat kuwalahan menanganinya sendiri.

Setelah 15 menit perjalanan dengan mengemudikan mobilnya sendiri, Yuki bergegas masuk ke dalam restorannya dengan berjalan cepat. Di waktu yang bersamaan ketika Yuki membuka pintu kaca restorannya, sebuah tangan yang lebih besar tak sengaja menyentuh tangannya. "Eh...!" seru Yuki lalu menatap paras pemilik tangan yang menyentuh tangannya.

"To be continue"

"Penulis amatir yang merambah dunia wattpad 😄, voment ya 😁😄."

TENTANG RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang