Sepanjang perjalanan aku tak bersuara. Kejadian tadi membuat moodku down drastis. Bagaimana bisa mereka dan dia... arghh aku bahkan tidak ingin melihat dia dan hal seperti itu lagi. Justin sekali lagi hanya tertawa. Tertawa.
Flashback on
Justin meninggalkanku untuk membeli minuman, aku memasuki salah satu boutique. Aku melihat-lihat dan mengambil beberapa baju sesuai ukuranku, lalu aku berjalan menuju kamar ganti. Penjaga boutique mencegatku dan bilang kalau aku tidak boleh mencoba pakaian dan harus langsung membeli. Aku sudah sering bahkan hampir seluruh bajuku beli di boutique dan aku sangat tahu peraturan ini. Aku menjelaskan ini itu tapi tetap dia tidak memperbolehkan aku mencoba. Aku muak, aku menatapnya risih dan tajam. Aku melihatnya yang menundukkan kepala lalu managernya datang dan bla bla bla.
"Lakukan pekerjaanmu, Jangan menggangguku dan jangan menyentuhku!" Ucapku tegas pada mereka semua. Sontak manager itu melepas pegangannya di tanganku dan meminta maaf. Apa mereka tidak mengenal siapa aku? Mereka yang sedari tadi berusaha mati-matian agar aku tidak mencoba pakaian akhirnya bungkam. Aku melepas sepatu converseku, aku membuka salah satu bungkusan mengambil sepatu yang baru saja kubeli dan berlalu mengambil salah satu pakaian dari tangan penjaga, dia menundukkan kepala tak berani menatapku. Aku menepuk pundaknya dan berkata sambil tersenyum " jangan menunduk saja, bantu aku melihat apa pakaian yang kupilih ini cocok untukku atau tidak dan siapa namamu?" Penjaga tadi tersenyum mendongak, mengatakan namanya dan mulai membantuku. Namanya Tasya. Dia berumur 20 tahun. Cantik dan sebenernya dia baik. Aku merasa nyaman berbicara dengannya, seleranya terhadap pakaian pun bagus.
Aku melihat gaun yang kupilih, gaun berwarna merah selutut, gaun ini mungkin akan sangat cocok jika kugunakan menghadiri acara perusahaan papa. Aku memasuki ruang ganti yang terbuka, aku mencobanya dan whalaa, gaunnya sangat pas dengan badanku. Gaun yang menunjukkan lekuk badanku ini sangat menarik. Gaun yang memperlihatkan punggung mulusku, aku menyukai gaun ini. Aku segera melepasnya dan mengganti dengan dress berwarna hijau tosca.
Ssshhhh.. ahhhh.. sshhh ehmm.. ahhh.. ahhh
Suara apa itu? Kenapa seperti.. mendesah, batinku. Halah mungkin hanya halusinasiku, aku menarik resleting dress sampai punggung atas. Aku bahkan tidak bisa berkedip. Dress berwarna hijau tosca, berlengan sesiku, bagian depan agak rendah sehingga sedikit menampakkan belahan dadaku dan bagian bawahnya berbentuk flare sangat membuatku terlihat cantik. "Beautiful" ucapku pelan sambil tersenyum puas. Tiba-tiba suara tadi terdengar lagi bahkan ini jauh lebih keras.
Aku keluar dari ruangan dan dapat kulihat tasya yang membawa bajuku tampak gelisah. What's going on here? Ucapku dalam hati. Aku yakin suaranya berasal dari kamar ganti sebelahku. Saat aku hendak membuka pintu, tasya mencekalku. Tatapannya seperti memohon tapi aku tidak memperdulikan, segera kubuka pintu kamar ganti itu dan what the... aku sontak langsung membalikkan badan dan menutup mataku. Gila apa yang mereka pikirkan? Bisa-bisanya mereka.. astaga astaga, aku yang hendak melangkah pergi kembali ke ruang ganti merasakan tangan seseorang melingkar di pinggangku lalu memelukku dan menarikku ke dalam, aku yang tersadar langsung menyikut rusuknya dan seketika pelukannya terlepas langsung kumanfaatkan untuk melepaskan diri. Aku menatapnya garang sedangkan dia malah tertawa-tawa. Tunggu dia kan...
Diaa,, DAVE ANTHONIO?
Dia berjalan mendekat ke arahku dengan tatapan super mesum, menurutku. Aku menoleh berusaha meminta pertolongan tasya ternyata dia hilang, HILANG. Aku kembali melihatnya dan baru kusadari dia sudah di depanku, aku sedikit mendongak menatap wajahnya. Dia tampan. Aku merasakan dia memegang pinggangku lalu menarik tubuhku ke tubuhnya. Tanganku berada dia antara dadaku dan dadanya. Aku tidak bisa bergerak, dia sangatt .. Dia tersenyum.
Senyumnya sangat menawan. Oh God karyamu ini sangat.. sangat.. Cup..
Dia menciumku? Dia menciumku? Dia menciumku??? Aku ingin sekali berontak tapi aku tidak bisa bergerak. Otak dan badanku tidak mau bekerja sama. Ciumannya semakin dalam dia bahkan menggigit bibirku. Aku membalas ciumannya, Ini pertama kalinyaa, justinnnnn helppp. Dia melepaskan bibirnya dari bibirku, dia menatapku sambil tersenyum dan berbisik " lo cantik pake dress ini." Dia menatapku lagi mengelus pipiku lalu turun ke bibirku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Unspoken Destiny
RomanceWhen the love that you believe it makes you hurt and loss. When a very beautiful love turn into a complicated. When destiny unite .. destiny also separates And if destiny was real? What would you do? Accept it or Change it?