Ten

5.3K 117 3
                                    

"Kenapa dav?" Tanya camile. Aku hanya diam mendengarnya. Kenapa? Ya kenapa?

"Semua akan terulang kalo lo ngelakuin itu lagi!" Bentak camile

"Jawab gue atau gue akan kasih tahu semuanya" Ancamnya. Aku menghela nafas pelan.

"Gue akan kasih tahu dia kok tapi nanti." Jawabku santai. Dia menatapku tak percaya dan menyandarkan tubuhnya ke sofa.

"Lo tahu kan dia disini? Kalau sampai kejadian 3 tahun lalu terulang lagi, kali ini jangan menyalahkan orang lain atas kesalahanmu sendiri!" Ucapnya sebelum meninggalkan cafe. Aku mengacak rambutku.

Aku menoleh pada iphoneku. Mom?

"Ya?"
"......."
"Jam berapa?
"......."
"Apa dia juga akan disana?"
"....."

Aku menghela nafas kasar saat mendengar hal itu.

"Aku tidak akan datang mom. Aku tidak ingin bertemu dengannya." Jawabku
"........"
"No. Mom i can't, sorry." Jawabku sebelum mematikan telponku. Kepalaku berdenyut, kenapa rasa sakit ini semakin sering muncul. Aku mengambil obat di dalam sakuku dan meminumnya sebutir. Aku berdiri menuju mobil dan melaju menuju apartemen belle.

Ini sudah bulan keempat belle dan camile melakukan peragaan busana dan merupakan bulan keempat juga aku berkomunikasi dengan belle, beruntungnya minggu ini mereka berada di new york jadi aku dengan leluasa bisa menemuinya.

30 menit sudah aku menyetir dan sampai di depan pintu apartemen belle. Aku membunyikan bel tapi tidak ada jawaban. Aku memasukkan password pintu dan terbuka. Aku masuk dan memanggil belle tapi tidak ada jawaban, seluruh ruangan kosong tidak nampak seseorang yang kurindukan itu. Aku mengambil iphoneku hendak menelpon belle tapi panggilan lain menyapaku.

"Hallo?" Sapaku pada seseorang disana.
"......"
"I'm fine, yeah aku sedang di new york. Ada apa menelponku?" Jawabku datar.
"....."
"Aku sedang mengunjungi kekasihku, jika hal yang ingin kau bicarakan itu tidak penting, jangan menelponku." Jawabku datar lagi.
"....."
"Jika sudah tidak ada yang ingin kau bicarakan lagi di telpon akan kumatikan, aku sedang terburu." Jawabku datar lagi.
"....."
"Aku tidak bisa, minta saja pada anakmu. Jangan meminta padaku." Jawabku datar.
"....."
"Aku bukan anakmu jadi jangan pernah menyebut aku anakmu!" Jawabku sedikit meninggikan suaraku.
"....."
"Aku tidak akan datang." Jawabku dan langsung kumatikan sambungan.

Aku memasuki kamar belle dan meletakkan badanku ke atas kasurnya. Kuhirup aroma tubuh belle yang tertinggal dan terlelap.

*******

"I miss you mom, dad, justin, jason!" Teriakku pada mereka dan memeluk mom. Aku tersenyum cerah, hari ini aku bertemu dengan keluargaku. Aku sangat merindukan mereka.

"How are you swetie?" Tanya papa sambil memelukku.

"Fine, really fine just miss my family." Ucapku sambil melempar kacang ke arah justin. Dia menatapku sambil memicingkan mata. Aku hanya menyengir.

"Bagaimana? Apakah semua lancar?" Tanya jason. Aku mengangguk.

"Sangat lancar. Aku sangat senang kali ini, hehehe." Jawabku cekikikan. Jason menaikkan alisnya.

"Karena kalian semua berada disini. Biasanya kan mama dan papa tidak bisa and then lo sibuk dengan bisnis lo yang entah apa itu dan justin lo biasanya kan nemenin gue, kok sekarang ini nggak??" Tanyaku pada justin. Yahhh walaupun sebenarnya aku tahu alasannya, hanya saja aku ingin mendengarnya sendiri.

"Gue sibuk. Ada operasi besar-besaran di rumah sakit. So, lo jangan bawel. Baru sekali juga gue absen, dah ngomel aja. Bagaimana kalau selamanya?" Jawab justin sambil menaik turunkan kedua alisnya.

Unspoken DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang