Six

8.2K 136 0
                                    

Aku baru bangun tidur saat pintu kamarkku diketuk. Kenapa pembantu di tempat ini tidak memberiku privasi.

Aku, justin dan jason pindah ke rumah mama. Dari awal kita ingin tidur di rumah mama tapi rumah sedang diperbaiki dan baru selesai kemaren jadilah baru hari ini
Aku membuka pintu dan mendapati jason sedang tersenyum manis. Apaan sih dia, pasti ada maunya.

"May I come in?" Tanyanya sambil tersenyum. Aku menggeleng keras, yang benar saja, aku sangat lelah kemarin dan hari ini saja aku bangun siang. Sekarang dia mau menggangguku?

"Gue akan menemui seseorang. Temani gue ya?" Ucapnya yang mampu membuatku mengerucutkan bibir sambil mengerutkan kening. Kemarin dave sekarang jason. Kenapa sih semua orang ingin aku menemani mereka. Mereka kira aku tidak punya kerjaan apa?

"Kenapa gue harus temeni lo? Biasanya juga enggak... Apa dia perempuan? Ehmm Pacar lo? Tunangan lo? Atau jangan-jangan dia calon istri lo!" Ucapku sambil sedikit berteriak. Dia menyentil dahiku sambil tertawa. Aku memukul lengannya pelan. Sakit tau disentil apalagi di dahi.

"Dia cowok dan gue mau mengenalkannya ke lo. Gue tunggu 10 menit lagi di bawah dan lo gak bakalan ada yang nolongin, justin lagi keluar ketemu sahabatnya." Ucapnya sambil berlalu. Sahabatnya? Dave? Sudah 3 hari aku tidak bertemu dengannya. Apa dia marah padaku karna aku tidak mau menemaninya? Sudahlah aku tidak peduli lalu aku bersiap-siap untuk menemani jason.

Aku sudah siap dengan kaos putih, blazer tosca, celana panjang putih, converse hitam dan hermes birkin putih. Aku memasuki porsche 911 berwarna putih dan menoleh ke arah jason. Dia melihatku dengan menaikkan satu alis. Aku menatapnya 'what?' Ucapku tak bersuara.

"Lo yakin pake baju gitu?" Tanyanya. Emang kenapa sama pakaianku? Aneh kah?? Aku menaikkan satu alisku.

"Ya sudah kita jalan." Ucapnya lagi dan mobil melaju. Kita sampai di cafe De Pierre. Aku takjub melihat desain cafe ini. Semuanya terbuat dari batu yang dipahat. Sangat indah. Aku duduk dan memesan minum. Teman jason belum datang. Aku mengetuk-ngetuk meja sambil menunggu. Tak lama seseorang mendekati meja kami, jason berdiri dan berpelukkan dengan orang itu. Aku melihatnya dan terkejut. Dave? Jadi pria ini yang dimaksud jason.

Dia mengulurkan tangan sambil tersenyum. Jason memperkenalkan aku dengannya. Dave seperti tidak mengenaliku, apa dia marah sampai berpura-pura tak mengenaliku? Mereka bercakap-cakap banyak hal. Sesekali dia mengajakku berbicara. Aku bercakap-cakap dengannya. Kali ini dave jauh lebih asik dari sebelum-sebelumnya. Dia bahkan tak seperti biasanya yang selalu menggangguku. Dia berbeda.

Aku dan mereka pergi ke tempat-tempat yang lumayan populer. Pergi ke satu tempat kemudian ke tempat lain. Mengambil view yang bagus untuk dijadikan kenangan. Seperti itu sampai malam menjelang. Aku menatap dave yang sedari tadi menatapku. Hmm, sepertinya dia akan mulai menggangguku. Awas saja. Kami bertiga memesan makanan. Aku duduk memandangi hp yang tak bersuara dari pagi.

Justin bertemu dengan sahabatnya? Dave disini lalu siapa lagi sahabatnya itu? Setahuku sahabat justin itu dave, tapi dave disini lalu dia bertemu dengan sahabat yang mana? Batinku. Aku menepuk dahiku sendiri. Bodoh belle bodohh, lo pikir sahabat justin cuma dave? Dia punya banyak temen lagii, gak hanya satu aja. Aku tertawa sendiri dan menggelengkan kepala melihat tingkahku. Aku berasa seperti orang oon sekarang.

"Are you okay?" Tanya dave sambil memegang pundakku. Jason menatapku dengan tatapan yang sama. Paan sih dia.. aku menatapnya dan mengangguk dengan wajah tetap tersenyum. Dia mengangguk dan kembali berbicara dengan jason. Wah kemajuan, dia tidak menggangguku.

Aku memandanginya dengan seksama, kalau dilihat-lihat dave ganteng juga. Ashh belle focus focus, lo kok jadi berpikiran yang enggak-enggak sih.

Unspoken DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang