Sixteen

1.5K 46 4
                                    

"Who's mom?" Tanyaku penasaran. Mama hanya diam dan tak menggubrisku.

"Darling, i want asking you something but you must answer it with no lies. Can you?" Tanya mama. Aku menganggukkan kepalaku pelan.

"Apa kamu setuju dengan pertunangan ini?" Tanya mama yang membuatku bingung. Aku menundukkan kepalaku.

"Mama tau kamu masih belum bisa melupakan jeremy." Ucapan mama membuatku mendongakkan kepala.

"I know honey. Walaupun kamu tidak menceritakan pada mama tapi mama tau apa yang terjadi pada anak-anak mama. Termasuk justin dan jason." Aku tersenyum pahit sambil melihat mama.

"Bahkan anak mama yang satu ini juga." Ucap mama menoel pipi lia. Aku melihat lia.

"Lia kenapa ma?" Tanyaku sambil melihat lia. Lia menundukkan kepalanya.

"Maaf ma lia tahu harusnya lia tidak boleh seperti itu. Hanya saja lia.." ucapan lia terputus karena mama mencium kening lia pelan.

"My gorgeous daughter. Kalian tidak perlu menutupi apapun dari mama. Termasuk masalah percintaan kalian. Selama itu masuk akal buat mama dan kalian bahagia, mama akan sangat setuju walaupun harus menghadapi pria tua diluar sana yang sedang mengamuk." Ucap mama sambil tertawa pelan. Aku dan lia terkekeh lalu memeluk mama.

"Thanks mom." Ucapku dan lia berbarengan.

"Papa masih marah?" Tanya lia yang diberi anggukan oleh mama.

"Biarkan saja nanti juga pasti mencari mama." Ucap mama sambil bergaya tidak perduli. Aku dan lia tertawa melihat sikap mama.

"Belle, kamu belum menjawab pertanyaan mama." Aku melihat mama lalu tersenyum..

"Belle menyukai dave kok ma. Belle pura-pura aja didepan dave." Ucap lia santai sambil berbaring dipangkuan mama. Aku melotot lalu mencubit perutnya.

"Sakit gila lo!" Ucap lia sambil mendorong badanku menjauh. Aku terkekeh.

"Kalian pernah bertemu?" Tanya mama lagi.

"Sering ma, bahkan aku pernah nemuin dave lagi tidur dimumilmilomemuama.." sebelum dia berkata lebih lanjut aku langsung membekap mulutnya. "apaan sih lo bell?" Lanjut lia.

"Lo sih punya mulut nyerocos mulu. Pikir kek sebelum ngomong." Ucapku bete yang disertai tawa oleh lia.

"Dimana dan sejak kapan kamu bertemu dave?" Tanya mama serius. Lia menganggukan kepala dipangkuan mama.

"Di mall, waktu aku sama justin ke mall. Di jakarta. Itu kali pertama aku ketemu dave. Setelah itu ketemu lagi di paris di dalem lift dan pergi semalaman sama dave menginap dikapal dan terakhir di amerika, di apart bareng justin dan lia." Ucapku sambil mengingat. Memang bener kan? Setelah itu aku nggak ketemu dave lagi. Apa selain diatas aku pernah bertemu dave?

"Aku bahkan berfoto dengannya waktu dikapal. Itupun karena dia memaksa berfoto denganku." Ucapku sambil melihat mama.

"Coba mama lihat foto kamu bersama dengan dave." Aku menyalakan macbookku dan membuka folder fotoku selama diparis. Setelah menemukan foto yang dicari, aku menghadapkan macbook ke arah mama.

"Iya ini dave ma, yang waktu itu di apart bareng aku dan justin." Ucap lia. Mama melihat foto tersebut sambil memicingkan mata lalu tersenyum.

"Dan ini yang lia maksud kalau belle menyukai dave?" Tanya mama dan lia mengangguk antusias. Aku menoyor kepala lia. Mama melotot kearahku dan hanya kubalas cengiran.

"Yap, mereka cocok kan ma. Udah aku setuju kok lagian, aku sudah lama nggak melihat lia tertawa dan salah tingkah seperti tadi." Aku mencibut pipi lia keras.

Unspoken DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang