Four

10.3K 173 1
                                    

Aku berjalan mengelilingi paris di malam hari. Kenapa tempat ini sangat indah pada malam hari? Aku menghirup udara segar malam hari paris. Aku melihat sekeliling, banyak sekali pasangan disini. Aku berjalan berkeliling, kulihat sepasang kekasih saling bertatap mata, tiba-tiba sang pria berlutut dan mengeluarkan kotak. Aku melihat sang wanita kaget dan menutup mulut dengan satu tangan. Sang wanita menangis kemudian mengangguk dan mereka berpelukan. Beruntung sekali dirinya me dapatkan pria seperti itu. Setitik air mataku jatuh mengalir di pipi.

"Romantis, heh?" Ucap seseorang di sebelahku. Segera kuhapus air mataku dan menengok ke sumber suara itu.

Dia lagi? Apa sih maunya? Kenapa selalu mengikutikuu, apa dia gak ada kerjaan lain hah? Menyebalkan.

Aku tak menanggapinya dan meninggalkannya. Aku berharap semoga dia tidak mengikutiku. Aku menoleh ke belakang dan tak melihat sosoknya, batang hidungnya pun tak terlihat.

"Syukurlah dia tidak mengikutiku." Ucapku sambil menghela nafas. Untung saja dia tidak segila yang kubayangkan. Aku membalikkan badan untuk melanjutkan perjalananku.

"Haii!" ucapnya sambil melambaikan tangan dihadapanku. Aku melonjak kaget. Dia itu gila. Benar-benar.

"Sialan lo, gue kaget!" Ucapku sambil memukul lengan atasnya dan meninggalkannya yang tertawa terbahak-bahak. Aku berjalan sambil mengelus dadaku. Sialan, aku benar-benar kaget. Dia mengikutiku dan mencoba mensejajarkan langkah. Dia masih tertawa keras. Aku berhenti dan meliriknya.

"Lo ngapain sih ngikutin gue? Gak ada kerjaan ya lo?" Ucapku bete. Dia ini kenapa sih, selalu menggangguku. Dia tersenyum padaku dan memegang tanganku.

"Ikut gue." ucapnya sambil menarikku. Dengan cepat aku langsung menarik tanganku. Aku meliriknya.

"Gue gak mau!" Ucapku langsung dan berjalan ke arah lain. Aku sangat tidak suka dengannya. Tiba-tiba seseorang mengangkat badanku ala bridal. Siapa lagi kalo bukan dave!! Gila ini orang!

"Turunin gue!" Ucapku sambil meronta-ronta di gendongannya. Astaga, apaa-apaan ini?

"Gue malu dave, turunin gue. Gue masih bisa jalan sendiri." Ucapku pelan sambil menundukkan kepala. Aku yakin orang-orang di sekelilingku pasti sedang memperhatikan.

Bagaimana mungkin mereka tidak memperhatikan. Dave Anthonio, dia bukan tipe pria yang mudah menyerah, dia tampan, sangat bahkan, penuh karisma, antusias dan sangat mengganggu. Hanya wanita stress yang tak ingin bersamanya, mungkin.

So, aku stress gitu? Maybe. Sepertinya aku sudah mulai gila.

Aku merasakan dia berhenti. Aku mendongak ke arahnya, mata kami bertemu. Aku melihat warna matanya. Abu-abu? Sangat indah, batinku. Dia menatapku sambil tersenyum.

"Turunkan gue sekarang!" Ucapku. Aku sedang tidak ingin membuat moodku semakin down. Berada di pelukannya membuatku sangat sesak. Aku perlu udara segar. Dia memperhatikanku dengan seksama tanpa berkedip. Ugh, apakah aku sudah memberitahu kalau aku tidak suka, sangat tidak suka ditatap seperti itu. Aku melirikinya.

Dia menurunkan aku, aku segera merapikan pakaianku. Dia berjalan ke hadapanku dan mengulurkan tangan ke arahku.

"Temani aku makan malam." Ucapnya tersenyum. Aku hanya bisa bengong melihatnya dan apa itu kapal pesiar?

"Apa?!" Ucapku kaget. Dia gila atau apa hah? Makan malam? Di kapal pesiar? Oke, aku memang pernah naik kapal pesiar dan papa juga punya kapal pesiar tapi ini. Dave Anthonio + dinner + kapal pesiar, apa ini, Date?

Halah-halah focus belle, jangan berpikiran yang enggak-enggak. Dia itu cowok gila. Focus focus focus.

Aku meraih tangannya. Jika kupikirkan akan lebih baik aku berada di tengah laut saat ini. Lagipula aku membutuhkan udara segar.

Unspoken DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang