When the love that you believe it makes you hurt and loss.
When a very beautiful love turn into a complicated.
When destiny unite .. destiny also separates
And if destiny was real? What would you do?
Accept it or Change it?
"Kau terlihat memikirkan sesuatu. Ada hal buruk terjadi??" tanya Ella. Belle tersenyum simpul menanggapi pertanyaan Ella. "No Mommy, aku hanya sedikit lelah saja." Elak Belle sembari memainkan kuku tangannya.
Ella menatap putri satu satunya itu. Menilik ke dalam mata Belle. Mencari sedikit kejujuran disana.
"Mommy. Aku ingin bertanya sesuatu." Daniella mengubah posisi duduknya menghadap Belle.
Hening..
"Apa yang ingin putriku tanyakan?" ucap Daniella. Belle tampak memikirkan sesuatu lagi dan terdiam.
"Terlalu sulit untuk diucapkan?" tanya Daniella lagi.
"Aku menerima pertunanganku dengan Dave." ucap Belle pelan. Daniella tersenyum.
"Itu bukan pertanyaan sayang. Kau yakin? Dave Anthonio?" tanya Daniella
"Iya. Aku menyukainya dan aku ingin mengetahui suatu hal. Bisa Mommy katakan pada Daddy soal ini secepatnya?" pinta Belle. Daniella tersenyum sebelum menganggukan kepala dan mencium kening Belle lama.
"Kali ini pastikan putriku tidak akan terluka. Promise?" Belle tersenyum melihat reaksi Daniella. Tidak menyangka Mommynya itu akan setuju.
"Promise." jawab Belle antusias.
"They are different, sweety. Remember that." ucap Daniella sebelum meninggalkan Belle.
Belle merebahkan badannya disofa dan menatap langit langit kamarnya.
Memikirkan kembali keputusannya untuk menerima pertunangan ini. Jika memang Dave tidak memiliki perasaan apapun padanya, seperti perkataannya satu minggu yang lalu, setidaknya Belle bisa bersama seseorang yang mampu membahagiakan dirinya untuk saat ini. Egois? Ya Belle paham ini egois tapi dia juga tidak bisa memungkiri jika Belle memiliki sedikit perasaan untuk Dave. Entah apa itu.
Belle merasakan sofanya bergetar. Dia meraih benda putih kecil itu dan tersenyum.
"Apa?" jawabnya ketus.
"Dimana?" jawab seseorang dari ujung telpon.
"Rumah. Bukan di apart. Kenapa?" jawab Belle malas. Hampir satu minggu sejak pertemuan terakhir mereka, dia baru menghubungi? Yang benar saja.
"Ingin bertemu denganmu heheh. Aku akan ke apart pergilah kesana. Ada sesuatu yang ingin kubicarakan." jawabnya lagi.