Twenty Three

687 25 2
                                    

Karna Hati tidak bisa dimengerti. Seberapa kuat kamu mencoba, bertahan. Jika bukan milikmu, selamanya tidak akan bisa kamu miliki.

**********

4 Days Ago

Seorang gadis menatap dua sosok laki-laki sedang berbicara serius di salah satu cafe didepannya dari dalam mobil. Meneliti dengan pasti lalu menatap kearah layar ipad ditangannya.

"Bagaimana? Sudah yakin dengan keputusan yang bakal kamu ambil?" ucap seseorang disampingnya. Gadis itu menunduk dan mengusap wajahnya kasar.

"I don't know.." mengusap wajahnya sekali lagi sembari menatap lagi dua sosok itu.

"Buat keputusan secepatnya. Entah keputusan itu berakhir buruk setidaknya kamu sudah berusaha. Jangan terluka lagi.."

"Belle." Ia tersenyum.

Belle tersenyum dan menatap lagi layar ipad miliknya. Menampilkan sosok gadis cantik bermata coklat dengan senyuman menawan.

Belle menatap salah satu sosok pria itu dan melajukan mobilnya.

~~~~~~~~~~

"David!" teriak Justin.

"Aku tidak tahu Justin.." jelas David frustasi. Justin menghela nafas kasar. Memijat keningnya pelan. Jubah putih kebanggaannya sudah terlepas dari tubuhnya.

"Lalu bagaimana? Menyerah lagi?" geram Justin. David menghela nafas dan menatap layar ponselnya.

"You promised." Justin menyilangkan tangannya tanpa mengalihkan wajahnya dari David.

"Aku hanya tidak tahu harus memulai dari mana. Aku takut dia akan pergi. Meninggalkanku."

"Dengan kelakuanmu yang seperti ini, jawabannya sudah jelas. Dia akan meninggalkanmu. Lalu bagaimana dengannya? Orang yang memakai benda dilehermu itu. Meninggalkannya?" tanya Justin. David menyentuh benda yang menggantung di lehernya.

"Terlalu drama. Sangat drama dan aku benci itu. Pilihanmu hanya dua disini David. Meninggalkan Belle atau meninggalkan Dia." Justin tahu ucapannya barusan bukan sebuah solusi untuk masalah ini. Tapi satu yang Justin tahu, dari sini semua akan semakin rumit.

"Apa tidak ada opsi lain tanpa menyakiti siapapun. Kenapa harus menyakiti?" jawab David. Justin menatap David.

"Karna menyakiti adalah perpisahan yang mutlak di dunia ini." balas Justin. Justin mengalihkan wajahnya dari David.

"Jangan pernah memulai sesuatu yang bahkan kamu sendiri tidak yakin akan berakhir seperti apa." lanjut Justin pelan sembari memejamkan mata lalu menghembuskan nafas pelan.

David menatap Justin, mengerti. Jika bukan hanya dirinya saja yang dirundung masalah. Sosok laki-laki dihadapannya pun memiliki masalah yang sama.

1 message

David memandangi layar ponselnya cukup lama lalu menghembuskan nafas lemas. Justin yang menyadari perubahan reaksi David setelah membuka pesan, menatap David penuh tanya.

"Daddy." ucap David sembari meletakkan ponselnya di meja dan memijat keningnya pelan. Justin meraih benda hitam itu dan mengerutkan kening.

Unspoken DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang