Twenty One

726 28 1
                                        

3 Days Later


Los Angeles International Airport //
10.00AM

Seorang gadis cantik berjalan anggun sembari menggeret kopernya. Tersenyum cerah saat melihat orang yang sudah menunggunya.

"Om Kyle!" teriaknya saat melihat laki-laki yang sudah melambaikan tangan padanya. Kyle memeluknya erat dan menggandeng tangannya.

"How's Paris?" tanyanya sembari berjalan menuju pintu keluar bandara.

"Paris? Mereka tidak pernah berubah. Lalu bagaimana dengannya? Apa sudah ada kemajuan?" tanya gadis itu penuh rasa penasaran.

Kyle tersenyum melihatnya dan menerawang kedepan."Dia juga tidak pernah berubah." ucap Kyle yang diberi tawa renyah gadis itu.

"Apa dia ikut menjemputku? Dia menunggu di mobil kan?" ucapnya sembari berlari ke arah pintu keluar melepaskan pelukannya. Kyle mengikuti dalam diam dari belakang.

Gadis itu berhenti dan mengedarkan pandangannya melihat kekanan dan kekiri lalu tersenyum kikuk. "Aah, tidak mungkin dia ikut menjemputku. Benar kan Om?" raut wajah kecewa tercetak diwajahnya.

"Malam ini Om pastikan Dia akan datang menemuimu." ucapan Kyle memberikan kembali senyumannya.

"Kaniaa!" seseorang memanggilnya nyaring. Gadis itu berbalik lalu tertawa dan berlari menuju asal suara tersebut.

"Tante Mirandaa!" Kania berlari dan berhamburan masuk dalam pelukan Miranda.

"Bagaimana kabarmu Nak? Tante sangat merindukanmu. Astaga kamu sudah besar sekali." ucap miranda tanpa jeda. Kania tertawa mendengarnya. Wanita dihadapannnya adalah ibu kedua baginya.

"Baik Tante. Sangat Baik." jawab Kania tak kalah heboh. Ya, itulah Theresa Kania Adam. Gadis berparas cantik, berdarah campuran Indonesia-Prancis. Gadis dengan perawakan Ceria. Putri kedua dari keluarga Adam. T&K's Group pemilik perusahaan Kontraktor dan Ekspedisi Perkapalan no.1 di Asia.

Sepanjang perjalanan Kania dan Miranda tidak henti-hentinya berbicara, tertawa, bertanya satu hal dan menjuru ke hal lain. Tanpa jeda.

Kania menatap pagar hitam yang sangat tinggi dari dalam mobil. Rumah yang selalu dirindukannya sejak keputusannya untuk pergi mengikuti lelaki itu. Lelaki yang sangat dirindukannya.

Kania turun dari mobil setelah pintu mobil terbuka. Menghirup udara yang dia rasakan sembari memejamkan mata dan berangsur dengan senyuman di wajahnya.

"Home Sweet Home." ucapnya pelan sembari berjalan masuk dan memberi senyuman pada beberapa pelayan wanita yang membungkuk hormat padanya.

Ruang tamu yang tidak pernah berubah, batinnya.

Kania berjalan menuju ruang tamu di rumah ini yang disambut dengan pemandangan pigura besar, sangat besar. Menampakkan 2 sosok anak laki-laki tampan berumur 10 Tahun yang tertawa riang sedang memeluk kedua orang tua mereka. Kania mengingat betul hari itu. Dirumah ini. Kehangatan, Kebahagiaan tercurah tanpa batas.

"Oh ayolah Kania. Kemarilah. Kita harus foto bersama." teriak salah satu anak laki-laki itu. Kania menatap seseorang disebelah anak laki-laki itu, yang hanya diam memandanginya.

"Tidak, aku akan berdiri disini saja. Cepatlah aku ingin bermain." ucap Kania sembari meliriknya sekali-kali.

"Kemarilah sayang. Tante ingin berfoto bersama. Cepatlah." ucap Miranda sembari merapikan helaian rambutnya. Kania tersenyum dan berjalan menghampiri mereka lalu duduk di tengah, diantara Kyle, Miranda dan kedua Putranya.

Masa kecil yang tidak akan pernah Kania lupakan. Tidak akan pernah Kania lupakan.

"Bagaimana? Tidak ada yang berubah kan?" sapa Miranda dari belakang membuyarkan ingatan lama Kania dan tersenyum pada Miranda. Kyle sudah duduk terlebih dahulu pada sofa putih panjang didepannya.

"Ya Tante. Nothing's change here. Kecuali mereka." ucap Kania sembari menunjuk dua anak didalam foto tersebut.

"Kalau soal itu Tante sudah menyerah. Makanya Tante menghubungi Kania supaya membujuknya untuk kembali lagi ke rumah ini." ucap Miranda menarik lengan Kania dan membawanya menuju sofa.

"Anak itu pasti mendengarkan kalau Kania yang berbicara. Dia sangat menyayangimu. Tante yakin itu." Kania tersenyum mendengar ucapan Miranda. "Yah, aku tahu itu Tante." batin Kania.

Kania menangkap sosok pelayan wanita yang sudah dia kenal lama jauh sebelum mereka menetap di negara ini. Dia berjalan sedikit tergesa kearahnya dan Nyonya di rumah ini. Mbok Opem.

"Maaf bu, den Aiden pulang!" ucap Mbok Opem sedikit berteriak sembari menunjuk arah pintu besar. Kania dapat melihat Tante Miranda yang ikut terburu-buru berlari ke arah pintu besar seolah ingin menyambut tetapi pintu sudah dibuka terlebih dahulu oleh sosok itu.

Kania memandang pintu tersebut sembari bersandar pada belakang sofa dan menyilangkan tangannya. Menunggu sosok lelaki itu muncul.

"Aiden.." Kania melihat sikap Tante Miranda yang terlihat menahan sesuatu pada sosok laki-laki dihadapannya. Mereka berdua saling diam dan memandang satu sama lain. Kania memutar bola matanya. Jengah melihat dua orang yang saling menyayangi menjaga jarak seperti itu.

Kania berdiri dan berjalan menuju mereka. Salah, Kania berjalan menuju lelaki dihadapannya ini. Lelaki bermata abu-abu yang sangat dia rindukan.

"Sudah lelah bermain diluar sana, Sayang? Makanya kamu kembali pulang? Atau karna kamu sangat merindukanku?" ucap Kania yang diberi tatapan tenang oleh sosok itu. Kania tertawa pelan. Berjalan lebih mendekat pada laki-laki tak berperasaan dihadapannya ini. Memeluknya erat dan berbisik.

"Welcome Home.." Kania memberi jeda pada sapaannya dan tersenyum simpul.

"David.." Kania memberi jarak tanpa melepaskan pelukan padanya.

"My Fiancee." Ucap Kania menatapnya sembari tersenyum lebar. Sangat lebar. Tak peduli tatapan siapapun di ruangan ini. Seolah Dunia hanya berpusat pada satu makhluk dihadapannya ini.

"David Aiden Anthonio, Aku merindukanmu!" Kania kembali memeluknya erat, lama dan tanpa peduli siapapun David membalas pelukan itu.

*****************************

Holaa Holaa Holaaa

Hopefully kalian suka part ini.. Segini dulu yang bisa kukasih buat kalian baca..

Jangan lupa kasi bintang yang buanyak buat part ini..

Comment yang banyak juga biar aku bisa semangat buat lanjutin partnya..

Happio Readingoo ^^

Love Angel


AL

Unspoken DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang