Aku mengerjapkan mata berkali-kali. Kulihat sekeliling langit berubah warna. Udara yang kuhirup sangat menyegarkan. Udara pagi ini bagai oksigen yang selama ini menghilang. Aku membuka mataku lebar-lebar. Jadi aku tidak pulang semalam dan sepertinya ini masih jam 6 pagi, kebiasaanku. Aku meregangkan tanganku kesamping dan tak sengaja menyentuh seseorang. Aku menengok kesamping dan terkejut.
Dave, dia sedang tertidur sangat pulas. Wajahnya sangat damai, tenang, dan cute. Aku melihatnya sambil tersenyum. Aku beranjak dari sofabed sambil membenarkan selimut ke arah dave. Aku ingin ke kamar mandi tapi aku tidak bisa menemukan tempatnya. Aku akhirnya diberitahu emma, seseorang yang dipekerjakan dave yang ternyata adalah kepala chef di salah satu restaurant miliknya yang diminta untuk memasak makanan dinner semalam.
Wait, dave have a restaurant? Kenapa di google tidak menjelaskan tentang usahanya ini? Mungkin ini bisnis kecil-kecilnya.
Setelah selesai di kamar mandi aku berjalan menuju dapur. Aku hanya melihat 2 orang wanita. Emma dan seseorang yang baru saja kuajak berkenalan, Kim. Mereka bertanya padaku ingin request apa untuk sarapan. Aku hanya tersenyum menanggapi pertanyaan mereka. Aku mengambil celemek berwarna biru dan memakainya.
"We cook together!" Ucapku tersenyum semangat. Aku sudah lama tidak memasak, biasanya aku selalu melakukannya bersama mama. Walaupun tidak sejago mama tapi setidaknya aku bisa memasak. Mereka tersenyum dan mengangguk. Kita bertiga memasak. Dan tak lama makanan telah siap. Aku menyuruh pelayan meletakkan di meja makan dan berjalan menuju dave.
Apa dia masih tertidur? Aku berjalan kearahnya pelan. Aku duduk di sebelahnya dan melihatnya.
"Rupanya dia masih tertidur. Apa semalam aku terlalu banyak bicara?" Ucapku pelan tak ingin membuatnya terbangun. Aku hendak beranjak pergi tiba-tiba tanganku dipegang. Aku menengok ke arah dave. He's awake? Apa suaraku keras sampai dia terbangun.
"Morning sleepyhead." Sapaku sambil tersenyum. Dia tersenyum dan terkekeh pelan.
"Morning princess." Ucapnya dengan suara serak. Bahkan saat bangun tidur seperti ini dia masih saja menggangguku.
"Cepatlah bangun dan cuci mukamu. Kita sarapan." Ucapku sambil memukul lengannya pelan dan meninggalkannya yang masih berbaring.
"5 menit lo nggak dateng, gue sarapan duluan." Ucapku tak menatapnya. Aku tersenyum saat mengucapkan kata-kata itu. Aku mendengar suara pintu tertutup. Well, sepertinya dia nggak mau ditinggal sarapan, hehee. Aku duduk menunggunya sambil melihat hpku.
Telpon dari jason dan justin yang mencapai 100x. Mom and dad pun ikut menelpon. Ya ampun bodohnya aku, tidak mengabari mereka. Mereka pasti cemas. First, aku menelpon mom and dad karena 2 kakak lelakiku pasti berkata tidak-tidak pada mereka. Aku bercakap-cakap dengan mama dan seperti yang terjadi, mom and dad gatau apa-apa. So, justin and jason you'll be okay guys. Kalau papa tau, mungkin mereka yang akan kena marah, hahaa. Aku hendak menelpon justin, dave sudah datang dengan pakaian yang berbeda. Kaos polo hitam, celana jeans denim dan sepatu converse hitam. He looks like a boy not a man but that's great. Aku menatapnya tak berkedip.
"What? Gue salah pake baju?" Tanyanya yang membuatku mampu mengalihkan pandangan mataku sekilas dan berakhir dengan menatapnya lagi.
Apa kalian pernah denger, tanda cewek lagi naksir sama cowok itu gak bisa mengalihkan pandangan dari dia walau cuma 5 detik. Kalaupun lo bisa mengalihkan pandangan ujung-ujungnya juga pandangan lo berakhir ke dia. Bener nggak? Kalau salah maap yeee, tapi kan aku gak naksir dave. So, buang jauh-jauh pikiran kalian kalo aku naksir dave.
"Ternyata CEO kita bisa santai juga ya. Mangkanya justin bisa sahabatan sama lo." Ucapku sambil menyuapkan satu sendok bubur yang hampir dingin.
"Justin? Dia mah orangnya kadang santai kadang enggak. Untung aja gue hebat jadi bisa ngimbangin dia. Jadilah kita sahabat sejati." Ucapnya bangga sambil memakan lahap pancake buatanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unspoken Destiny
RomantikWhen the love that you believe it makes you hurt and loss. When a very beautiful love turn into a complicated. When destiny unite .. destiny also separates And if destiny was real? What would you do? Accept it or Change it?