One

40.5K 274 8
                                    

Aku terbangun dan jam masih menunjukkan pukul 5.15. Entah aku kena penyakit bangun pagi atau karna kebiasaan sejak kecil dari mama. Aku beranjak dari kasur menuju kamar mandi. Aku mencuci muka, gosok gigi lalu turun ke bawah yang sudah bisa aku pastiin mama udah bangun, and what? True, she's awake. Dia sudah berkutat dengan pekerjaan rutinnya di pagi hari.

Aku melihatnya yang sudah memakai celemek berwarna biru bermotif bunga lavender siap melakukan atraksi dan kreasi hebatnya, yah walaupun setiap hari sih. Mama memiliki wajah yang sangat cantik bahkan diumurnya yang memasuki 45 tahun, aku selalu berkata kalau wajah mamaku sebelas duabelas dengan artis anne hathaway. Oh ya, mama punya restaurant mewah yang cukup terkenal bahkan 2 cabangnya sudah sampai keluar negeri, salah satunya tempat kelahiran mama, Paris. She's amazing, awesome and many words i can't say. Aku menyapa, memeluk, and kiss her cheek dan mama membalas mencium pipiku.

Aku menuangkan air ke dalam gelas dan langsung meminum sampai habis kemudian aku berjalan keluar menyapa bronie, anjing kecilku. Gilaa, bronie lo bilang kecil bell? Kecil darimana coba? Hehe ya juga sih, Bronie adalah anjing jenis golden retriever. Anjingku dari umur 17 tahun, he's my best friend, my second best friend, exactly. Tiba-tiba seseorang ada disamping kanan-kiri gue sambil mengelus-elus bronie, dan cup.

Oh great, mereka pikir aku masih kecil apa? Iya dulu pada saat aku masih sd, aku akan sangat senang jika mereka melakukan itu dihadapan teman-temanku, bahkan sampai sekarang pun mereka masih melakukan itu. Kalau aku lagi ke mall dan salah satu diantara mereka ikut pasti semua orang di mall akan menatapku. Awalnya aku tidak memperdulikan tapi lama-lama itu membuatku jengah, yah aku tau saudara kembar laki-lakiku itu memiliki wajah tampan, mata yang berwarna abu kehijauan dan abu kebiruan, beralis tebal rapi, hidung mancung, rahang tegas, bibir tipis dan sexy. Banyak gadis mencoba berbagai cara agar diperhatikan oleh mereka. Mereka Justin and Jason, my twin brothers.

"bonne chère du matin" sapa pria dengan mata abu kehijauan itu, jason.

"bonjour belle fille" sahut pria dengan mata abu kebiruan itu, justin. Sapa mereka berdua sambil meminum kopi.

"bonjour et je ne suis pas une fille, je suis une dame." Sahutku yang ditanggapi mereka dengan tawa dan kenapa mereka selalu mengataiku girl. I'm a lady.

Bahkan umurku sudah 21 tahun 3 bulan yang lalu, aku sudah menjadi lulusan s1 cum-laude harvard 2 bulan yang lalu, aku pun memiliki pekerjaan yang menurut kedua kakakku itu tidak perlu. Aku tidak mungkin menyia-nyiakan kesempatan yang ada, aku memiliki tubuh tinggi, ramping, berkulit putih bersih, wajah cantik, bermata abu kebiruan, bibir yang tidak terlalu lebar dan tipis and i'm a model.

Mama mendukung setiap apa yang kulakukan begitupun dengan papa, walaupun papa agak ketat mengawasiku but it's oke. Papa memiliki 2 perusahaan dan salah satu perusahaan sudah dipegang oleh jason. Kok jason? Yap karna passion justin bukan di bisnis. Justin is a doctor. The specialist surgeon.

"Momm, justin and jason disturb me!" Teriakku sambil melihat jengah ke arah mereka. Mereka yang kulaporkan malah tertawa-tawa. Aku pulang ke indo karena liburan musim panasku dan mereka sudah dapat kupastikan dengan senang hati mengacau.

"garçons , ne perturbent pas votre petite soeur ." Sahut mama dari dalam dan terdenger kekehan. Ughh, bahkan mama sekarang menggodaku. "I'm not little anymore, mom!" teriakku yang dibalas tawa oleh semua orang. Bete bete bete bete. Aku bangkit dari tempatku dan berjalan menuju dapur diikuti justin dan jason, ahh rupanya papa sudah bangun. Aku datang menghampiri papa dan mencium pipinya sambil mengucapkan salam.

"Apa yang kau lakukan hari ini, sayang?" Tanya papa yang sukses membuatku berpikir. Yahh semenjak kedatanganku 2 hari yang lalu di indo, aku tidak kemanapun. Mungkin hari ini aku akan ke mall.

Unspoken DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang