Seventeen

1.9K 49 2
                                    


Cahaya matahari memaksaku untuk bangun. Suara burung di tempat ini sangat berisik. Semalam setelah sampai di peternakan milik dad, aku dan belle beristirahat.

"Good morning aiden" sapa keira sambil memelukku. Wanita yang bertugas membersihkan rumah sekaligus pengasuhku waktu kecil.

"Hehe, morning keira. How are you? I'm sorry last night we came too late." Jawabku sambil meminum coklat panas kesukaanku.

"It's okay boy. The important thing is you here and that girl too. Soo, who is she?" tanya keira sambil menyodorkanku roti panggang.

"Belle. Joaniela Gabrielle Lorando." Jawabku

"Oh my God. She's grown up to be a beautiful woman. You still like her?" tanyanya sambil memperhatikanku.

"Yes kei. She's my universe." jawabku sambil melihatnya mengelus kuda kesayanganku.

"Wow, it's has been 9 years. Apakah kamu sudah mengutarakannya?" tanyanya.

"Not yet. Bahkan aku tidak memberitahunya tentang diriku yang sebenarnya" jawabku. Keira terlihat kebingungan.

"Aiden, what do you mean? Tidak memberitahunya tentang dirimu?" tanya keira

"Daveee hehehe, sudah selesai sarapan? Ayo kita berkuda." teriak belle dari depan pintu.

Aku mengangguk dan memberinya lambaian tangan oke.

"Oh c'mon aiden..." jawab keira setelah mendengar belle berteriak.

"I want to tell her today about that." jawabku sambil melihatnya.

"Listen me child. Every child has their minus and plus. Even you like being him but you is you. Aku tidak ingin hal yang sudah terjadi nantinya akan terjadi lagi karna kalian berulah. This is not about you and him again." Jawab keira yang selalu mengingatkanku tentang hal seharusnya tidak kami lakukan atau lebih tepatnya kulakukan. Yah seperti waktu itu. 9 tahun yang lalu.

"Tenang saja, aku akan mengatakan padanya meskipun dirinya harus meninggalkanku." jawabku dan menghampiri belle.

Keira terlihat cemas, sangat cemas.
Yeah aku tahu itu kei. Tetapi apa yang bisa kulakukan jika kesalahan terletak saat pertama kali aku bertemu dengannya.

"Kau menyukainya??" tanyaku sambil mengelus Jordan, kuda kesayanganku.

'Dia tampan, gagah. Badan yang sangat bagus untuk seekor kuda. Aku ingin menungganginya." jawab belle antusias. Aku tertawa.

"Easy belle. Mari kita lihat apakah jordan menyukaimu. Follow me." ajakku.

Jordan. Hadiah ulang tahun dari orang yang menganggapku tidak berarti dalam hidupnya. Kuda kesayanganku.

"Hei boy, jangan terlalu keras padanya. Dia gadis yang kucintai." bisikku pada jordan.

Setelah menenangkan jordan, kulirik wanita di belakangku yang sudah dengan cantiknya memakai pakaian berkuda. Aku menjulurkan tanganku dan menatapnya.

"Jangan panik, santai saja saat menaikinya karna jordan tidak suka kepanikan." ucapku sembari menatapnya

"Relax dave, aku sering berkuda dengan justin jadi tenang saja. I know about horse." jawabnya santai.

Masalahnya adalah jordan kuda yang tidak bisa ditunggangi sembarang orang, bahkan jack hampir meninggal karnanya.

"Belle, jordan bukan kuda yang..

"Dave, trust me okay." jawab belle santai. Aku memegangi jordan saat belle menaikinya dan menepuk pelan kepala jordan sebagai isyarat hati-hati. Melangkah mundur untuk memberi jarak pada mereka berdua.

Unspoken DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang