Part 3

5.1K 525 21
                                    

"Buang semua barang itu!" teriak Soojung kencang sembari melempar sebuah kotak yangbpenuh dengaan barang.

Pagi-pagi sekali di mansion itu sudah disuguhkan oleh teriakan Soojung yang menggema hingga taman belakang.

"Agassi," panggil sang pelayan untuk menenangkan nona mudanya itu.

"Apa kalian ingin bernasib sama seperti Sooyeon?"

Seketika itu, para maid yang berniat menghentikkan Soojung segera menjauh. Mereka tidak berani melawan perintah Soojung karena hal itu bisa berakibat fatal untuk mereka. Mereka semua tahu bahwa Soojung lah pemegang kekuasaan yang besar di mansion itu, hal itu terjadi karena sang kakek menyerahkan seluruh sahamnya kepada Soojung setelah beliau meninggal.

Bahkan, kepergian Sooyeon dari rumah itu juga karena ulah Soojung.

Semuanya tahu bahwa Soojung bisa melakukan apapun. Tapi, untuk sekarang orang tua nya lah yang akan mengurus kekuasaan di rumah itu selagi menunggu umur Soojung yang sudah di tetapkan. Meskipun begitu, Soojung tetap berkuasa.

Brug

Soojung kembali membuang barang-barang milik Sooyeon yang masih tersisa di rumah itu.

Soojung menghentikan pergerakan nya ketika sebuah paku yang sangat runcing berhasil mengenai jari telunjuknya. Para Maid yang ada disana mulai terkejut dan segera mengambil kotak obat.

"Berhenti," kata Soojung ketika seluruh maid yang ada di rumah itu berniat mendatanginya.

Soojung menarik napasnya kuat-kuat lalu pergi menuju kamarnya yang ada di lantai dua.

***

"Apa yang harus kulakukan agar kau tidak terus melukai dirimu?"

Soojung yang tengah duduk di pinggir ranjang mulai menoleh dan mendapati Sehun yang sudah berdiri di ambang pintu kamarnya.

Soojung mencibir dan tidak menghiraukan pertanyaan Sehun yang ditujukan kepada dirinya.

Sehun pun berjalan ke arah Soojung dan mengambil paksa tangan gadis itu yang terluka.

Entah bagaimana caranya, kotak obat berukuran kecil sudah berada di tangannya.

"Lepas," ucap Soojung yang berusaha menarik tangannya dari genggaman Sehun, tapi Sehun memegangnya dengan kuat hingga Soojung tidak bisa melepasnya.

"Kenapa kau senang sekali melukai tanganmu? Jika kau ada masalah maka katakan saja," ucap Sehun sembati mengobati luka Soojung.

Soojung hanya terdiam dan tidak menjawab pertanyaannya

"Selesai."

Soojung pun berniat berdiri tetapi tiba-tiba saja tubuhnya melemah hingga terjatuh ke dalam pelukan Sehun.

"Kau tidak apa-apa?" tanya Sehun cemas.

Soojung mengangguk lalu segera berdiri dengan bantuan dari Sehun.

"Agassi,"

Keduanya menoleh ketika seorang maid memanggil namanya.

"Nona, Sooyeon pulang."

Soojung langsung membulatkan matanya tajam.

***

Sehun tidak tahu harus melakukan apa ketika kedua saudara kandung itu saling bertatapan dengan intens.

Di mata Soojung hanya terdapat kebencian sedangkan dia mata Sooyeon terdapat kerinduan yang sangat dalam.

"Hebat, pelacur kita kembali juga. Bagaimana kabar mu bitch?"

Sehun dan Sooyeon langsung terkejut oleh makian Soojung. Sehun tidak percaya bahwa gadis seperti Soojung bisa mengatakan hal itu.

"Soojung, jaga bicaramu!" bentak Sehun tapi tidak di hiraukan oleh Soojung

"Aku harap kau meninggalkan rumah ini sebelum malam hari karena aku yakin keesokan harinya kau sudah berada di ranjang Sehun." ujar Soojung lalu pergi meninggalkan kedua orang itu ke kamarnya.

Sooyeon yang melihat hal itu hanya bisa menghembuskan napasnya dalam-dalam.

"Maaf, aku akan mrngajarinya lebih baik," ucap Sehun

Sooyeon tersenyum. "tidak apa-apa, dia memang harus bersikap seperti itu. Aku mohon tolong jaga dia untukku," ucap Sooyeon lalu pergi dari mansion itu.

Setelah kepergian Sooyeon, Sehun berjalan ke kamar Soojung dan terkejut ketika melihat gadis itu yang tengah duduk di pinggir ranjang dengan satu tangannya yang sedang memukul dadanya karena sesak.

Sehun tahu bahwa gadis itu sedang menangis, dia tahu bahwa Soojung hanya terlihat kuat di mata orang lain.

"Sebenarnya, apa yang terjadi padamu?" Gumam Sehun

Dia sangat penasaran dengan masa lalu Soojung.

Tapi, apa yang harus di lakukannya?

***

Malam harinya, Soojung memilih untuk mengisi waktu luangnya dengan segelas wine. Dia menyesal grlas kelimanya dalam sekali tegak.

"Agassi, anda harus berhenti minum," ucap seorang maid dengan paniknya.

"Kalian sebaiknya diam!" balas Soojung sembari meletakkan gelas wine nya.

Dia pun bangkit untuk menuju ke kamarnya, tapi tubuhnya tiba-yiba saja limbung dan untung saja Sehun segera menangkap tubuh mungil itu dengan cepat.

"Kau masih kecil dan sudah berani meminum wine sebanyak itu," seru Sehun kecewa

Sehun pun membawa tubuh Soojung ala bridal ke kamar Soojung.

Dengan lembut, Sehun membaringkan tubuh Soojung ke ranjangnya.

Sehun juga menyingkirkan sedikit rambut Soojung yang menutupi wajahnya.

Sehun sedikit terkejut ketika mata Soojung yang tadi tertutup sudah mulai terbuka.

Gadis itu tetap terdiam begitu pula Sehun, mata gadis itu seperti berniat menarik Sehun untuk melakukan lebih selain memandangi wajah cantiknya.

Sehun tahu bahwa sekarang detak jantungnya sedang bekerja secara tidak aturan, ditambah oleh deru napas Soojung semakin membuat jantungnya bergetak dengan cepat.

Sedetik kemudian, bibir Sehun sudah mendarat dengan mulusnya di bibir Soojung.

Setelah tahu bahwa tidak ada penolakan dari Soojung, Sehun semakin memperdalam ciuman nya.

Karena posisinya yang tidak nyaman, Sehun mulai memindah tubuhnya hingga berubah menindih tubuh Soojung.

Mereka pun terus berciuman hingga akhirnya mereka melakukan hubungan yang lebih serius.

***

Di lain tempat, Sooyeon tengah asyik memandang wajah seorang bayi yang sangat tampan.

"Kim Jungso."

Sooyeon menoleh ke asal suara dan menemukan sahabatnya Taeyeon yang berlari ke arahnya.

"Kau bisa membangunkannya," seru Sooyeon yang khawatir jika Jungso terbangun.

Taeyeon hanya terkekeh geli lalu beralih menatap Jungso.

"Kau sudah bertemu Soojung?" tanya Taeyeon serius yang masih memandang Jungso

Sooyeon mengangguk pelan.

"Dia masih sama, masih membenciku,"ucap Sooyeon sedih

Taeyeon pun merasa iba lalu memeluk tubuh Sooyeon

"Jangan bersedih, kau harus kuat demi Jungso."

Benar, Sooyeon harus kuat demi putra satu-satu nya. Dia harus bisa menjalani hukuman yang diberikan Tuhan padanya karena kesalahan yang sudah di lakukannya.

"Aku akan kuat demi Jungso," ucap Sooyeon yakin.

(Un)believed LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang