Part 9

4.2K 500 53
                                    

Mengusir Sehun adalah keputusan yang besar yang harus Soojung lakukan. Hari-harinya terasa sepi tanpa kehadiran Sehun.

Yang dilakukannya setiap hari di mansion besar itu hanyalah tidur, makan , dan tidur lagi.Hanya itu.

Ini adalah bulan kedua sejak Sehun meninggalkan mansion itu dan selama dua bulan itu juga Soojung tidak pernah mendengarkan kabar dari Sehun maupun Sooyeon.

Hari ini, Soojung memutuskan untuk kembali mengunjungi makam Jongin dan seperti biasa, dia hanya meletakkan sebuah surat dan bunga lalu kembali ke mobil untuk pulang.

Pandangan Soojung jauh ke jendela mobil, helaan napasnya berat yang menandakan bahwa dia sangatlah bosan.

Rasa pening dan mual mulai menghantui tubuh Soojung.

"Anda tidak apa-apa?" tanya si supir yang selalu setia menemaninya.

Soojung hanya mengangguk.

Walaupun sudah diberi jawaban yang baik, rasa gelisah tetap bersarang di benak supir yang sudah melayani Soojung sejak dia masih kecil.

"Saya akan membawa anda ke Rumah Sakit Oh."

"Terserah." ucap Soojung tidak perduli.

Dengan di dampingi supir itu, Soojung berjalan ke ruang pemeriksaan.

"Selamat, kandungan anda terlihat baik-baik saja. Hanya, saya berharap anda selalu menjaga diri untuk tidak memikirkan beban apapun yang dapat membuat anda stres."

Langkah kakinya terus saja berjalan di lorong Rumah Sakit, pandangannya kosong dan pikirannya terus saja berputar karena perkataan dari dokter yang memeriksanya.

Jemari mulusnya bergerak dengan perlahan ke bagian perutnya dan mengusapnya dengan lembut.

Tiba-tiba saja langkahnya terhenti dan matanya terpejam untuk mengendalikan rasa pening di kepalanya.

"Agassi."

Soojung membuka matanya.

"Jangan katakan kepada siapapun, mengerti?"

"Saya mengerti, agassi."

Soojung terus berjalan dengan perlahan hingga dia tidak sadar jika sebelah tangannya sudah bertumpu pada balkon Rumah Sakit.

"Agassi." panggil supir itu dengan panik.

"Jangan sentuh aku dan siapkan mobilnya terlebih dulu, aku akan menyusul."

"Tapi agassi..."

"Jangan membantah!" bentak Soojung pelan, akhirnya supir itu mengikuti apa yang diperintahkan Soojung walaupun rasa panik di wajahnya masih terlihat.

Sekarang, yang di lakukan Soojung adalah mencari jalan untuk menuju toilet. Dia ingin sekali membasuh wajahnya yang sedikit pucat dengan air dingin.

"Maaf, apa anda tahu dimana toilet?" tanya Soojung pada seorang dokter muda yang tampan.

"Anda lurus saja mengikuti jalan ini, lalu anda belok kiri dan di pojok kanan anda akan melihat toilet." jelas dokter itu

"Terimakasih."

Soojung hendak berjalan mengikuti arah yang diberikan dokter itu, tapi rasa pening yang dahsyat mulai menghantuinya.

"Agassi, anda tidak apa-apa?" tanya dokter itu dengan kedua tangannya yang memegang pundak Soojung.

"Saya tidak apa-apa." jawab Soojung pelan lalu kembali melanjutkan perjalanannya.

Soojung sungguh tidak tahan dengan rasa sakit yang timbul di kepalanya, dia lalu berhenti dan duduk sebentar di kursi panjang yang memang disediakan di Rumah Sakit itu.

(Un)believed LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang