Part 24

4.2K 450 55
                                    

Suho membeku. Dia tidak tahu harus berekspresi seperti apa atas perkataan Soojung.

"Kau gila!" bentak Suho tepat di wajah Soojung.

Suho benar-benar tidak mengerti dengan jalan pikiran gadis itu, dia tidak mengerti dengan perkataan gadis itu yang secara langsung. Bagaimana mungkin dia seenaknya berbicara untuk melakukan sebuah pernikahan yang tanpa di landaskan sebuah keyakinan. Itu adalah hal yang sangat konyol!

Suho memang akan menikah, tetapi dia tidak akan menikah dengan seorang gadis yang tidak dia cintai dan dia tidak akan pernah berniat menikahi seorang gadis yang masih memiliki ikatan pernikahan yang syah dengan orang lain. Dia tidak akan pernah melakukan hal itu.

Suho memang menyayangi Soojung, tetapi rasa sayangnya hanyalah sebatas rasa sayang kepada seorang adik, tidak lebih dan tidak kurang.

"Aku lelah, oppa. Tidak bisakah oppa mengikuti perkataan ku, lagipula ini semua adalah permintaan Ibu mu! Bukankah kau sendiri yang berkata akan menuruti segala permintaannya? Aku bersedia saat ini dan aku akan melakukannya."

"Tidak bisa!" teriak Suho seraya menatap tajam mata Soojung.

"Oppa..."

"Bagaimana mungkin aku menikah dengan gadis yang masih memiliki status sebagai istri seseorang dan bagaimana mungkin aku menikahi gadis tanpa adanya cinta. Jangan gila, Jung! Pernikahan ini bukanlah permainan yang bisa kau mainkan begitu mudah."

Soojung tertegun.

Dia paham. Dia memang sudah gila karena meminta Suho untuk menikahi dirinya. Entah kenapa, kata itu langsung keluar begitu saja ketika Soojung merasa bahwa Sehun sudah tidak mencintainya. Dia benci melihat sikap Sehum yang seperti itu.

Dia tahu pernikahan ini adalah sesuatu yang sangat serius, tetapi dia ingin melakukannya. Dia ingin membuat Sehun menyesal atas keputusannya. Dia ingin membuat Sehun lebih menderita. Dia kejam bukan? Tetapi itulah yang dia harapkan.

"Kenapa oppa tidak bisa melakukannya untukku? Aku akan bercerai dengan Sehun! Aku akan melepaskan ikatan ku dengannya!" balas Soojung sedikit berteriak.

Suho mengambil napasnya sejenak, "Lalu, bagaimana dengan bayi yang ada di kandunganmu? Ia memiliki Ayah, Jung."

"Jika Ayahnya saja tidak perduli denganku, lalu apakah ia perduli dengan kandunganku? Ia tidak melakukannya. Jika ia perduli maka sikapnya tidak akan seperti itu." balas Soojung.

Itulah yang ada di dalam benak Soojung. Ia beranggapan bahwa Sehun mungkin saja tidak memperdulikan dirinya dan juga kandungannya.

"Jung, jangan pernah mengambil kesimpulan tanpa mengetahui fakta yang ada di baliknya! Apa sikapmu memang seperti ini? Mengambil kesimpulan tentang kondisi seseorang tanpa tahu yang sebenarnya?"

Soojung menarik napasnya dalam-dalam.

"Aku lelah, aku ingin pulang."

Soojung berbalik dan pergi meninggalkan Suho yang masih berdiam di tempat awalnya.

*

Suho langsung berjalan memasuki rumah tanpa memperdulikan Soojung yang masih berada jauh di belakangnya.

Ia berjalan memasuki sebuah kamar, tetapi itu bukanlah kamarnya melainkan kamar Ibunya. Suho melangkah dan matanya tertuju pada sebuah catatan yang sering digunakan Ibunya untuk menulis setiap hari.

Suho mengambil catatan itu dan duduk dengan santai di pinggir ranjang. Tangan kekarnya mulai membuka catatan itu dengan pelan seraya membaca tulisan tangan Ibunya selama beliau masih hidup. Setelah kepergin Ibunya, Suho terus-menerus membacanya hingga beberapa lembar lalu menutupnya kembali dan sekarang dia melanjutkan bacaannya yang sempat tertunda.

(Un)believed LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang