Sudah berhari-hari keadaan Sehun semakin memburuk, bibir yang kering, mata yang sembab dan penampilan yang sangat kacau. Ia terlihat lagi seperti Sehun yang dulu kacau karena kepergian Soojung.
Bahkan Kyuhyun, Yuri dan Hayoung tidak bisa melakukan apapun. Mereka tahu permasalahan yang sekarang dihadapi Sehun dan itu semua berada di luar kuasa mereka. Mereka hanya bisa menyaksikan penderitaan Sehun yang teramat sangat.
Suara decap kaki berjalan ke arah Sehun yang tengah terduduk dengan lemasnya di samping ranjang king size nya dan suara decapan itu tidak membuat Sehun menoleh, yang ia tahu bahwa sosok itu adalah seorang lelaki yang sudah berjongkok di hadapannya.
"Kau sungguh kacau."
Sehun mendongak dan meliht lelaki yang sangat dia kenali, lelaki itu adalah Myungsoo.
"Kau sebaiknya membersihkan dirimu dan pergi ke suatu tempat."
Kening Sehun berkerut.
Myungsoo lalu mengeluarkan sesuatu dari setelan jasnya dan memberikannya kepada Sehun.
Sehun pun mengambilnya dan langsung terkejut begitu melihat sesuatu yang sangat memporak-porandakan hatinya.
Itu adalah sebuah undangan pernikahan dan yang membuat dirinya begitu terkejut adalah nama yang tertera disana.
"Tiga puluh menit lagi acaranya akan dimulai, aku harap kau sudah ber..."
Tanpa menunggu lanjutan dari ucapan Myungsoo, Sehun langsung menyambar kunci mobilnya dan berlari keluar meninggalkan rumah itu.
Myungsoo yang masih disana hanya menatap punggung Sehun dengan tatapan seorang sahabat yang mendukung sahabatnya.
Sudut bibir Myungsoo terangkat sedikit hingga memunculkan sebuah senyuman, "Semoga berhasil." gumamnya dan setelah itu, ia bangkit untuk mengikuti Sehun dari belakang.
*
Di lain tempat, Soojung sedang duduk di hadapan meja rias. Dirinya tampak cantik dengan gaun putih yang membalut tubuh indahnya, make up yang minimalis pun semakin mempercantik wajahnya yang semula sangat cantik. Ia terlihat seperti seorang peri, tetapi ada sesuatu yang mengurangi kecantikannya yaitu senyumannya.
Benar, gadis itu sama sekali tidak menunjukkan senyuman indahnya. Senyuman itu seperti menghilang begitu saja bersamaan dengan keadaan hatinya. Ia ingin tersenyum, tetapi bukan senyuman keterpaksaan melainkan senyuman tulus dari hatinya.
"Sudah waktunya."
Soojung yang sedari tadi melamun mulai tersadar, ia pun berdiri dengan tegak lalu berjalan dengan langkah yang pelan menuju altar -dimana pernikahannya dengan Suho akan dilaksanakan.
Disana, ia sudah melihat Suho yang tampak gagah dalam balutan setelan hitamnya dan rambut yang tersisir rapi.
Acara pernikahan itu hanya dihadiri oleh keluarga dekat Suho, oleh karena itu tamu yang hadir dapat dihitung oleh jari tangan.
Soojung pun tiba di depan pendeta dan sekarang wajahnya benar-benar berhadapan dengan Suho. Soojung benar-benar merasakan kegugupan saat ini, ia tidak percaya bahwa ia sudah mengambil sebuah keputusan yang akhirnya akan menyakitkan hatinya dan juga hati orang lain.
Soojung terus-menerus melamun hingga ia tidak sadar bahwa pendeta menanyakannya sebuah pertanyaan.
"Apa anda bersedia?" tanya si pendeta sekali lagi.
Bibir Soojung benar-benar kelu hingga ia tidak bisa mengucapkannya dengan lancar. Ini sangat berbeda ketika lelaki yang ada di hadapannya adalah Sehun. Soojung segera menyadarkan dirinya ketika nama lelaki itu terus menghinggapi pikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Un)believed Love
FanfictionIni adalah kisah Jung Soojung yang terluka karena keluarganya dan kisah menyedihkan dari kehidupan cintanya dengan Oh Sehun.