16).Sannakji(?)

72 7 0
                                    

Hayy!! Disini jangan pada muntah ya liat mulmed, sumpah gue aja yang nyimpen di galeri eneg sendiri. Lagi puasa malah gue bikin part yang tentang kuliner Korea
Intinya enjoy in my story.

\/\/\/

"Engghh.."

Suara erangan Anna membuat Mark yang sedang fokus dengan handphonenya, langsung menoleh ke kasur.

"Sudah bangun? Ternyata tidurmu memang benar-benar lama, Anna"

Disana diatas kasur queen size, Anna sedang sibuk merenggangkan ototnya tanpa memperdulikan ucapan Mark.

"Aku lapar"

Gumam Anna memegang perutnya yang sedang keroncongan.

"Okey, kita akan pergi membeli makanan spesial untukmu, kau pasti akan terkejut dan suka"

Tak lama Anna bangkit dari duduknya, mengambil kopernya untuk mencari mantel tebalnya yang panjang melebihi lututnya.

"Pakai hoodie dan sarung tangan Anna, diluar sedang turun salju"

Dengan gerakan malas, Anna kembali meraih kopernya yang tergeletak dibawah tempat tidur.

"Sudah? Ayo, pasarnya akan segera ramai"

Dengan nyawa yang masih belum terkumpul, Anna mengekori Mark keluar dari kamar.

Mereka tidak memesan kamar hotel atau apartemen semacamnya, disini mereka tinggal bersama Park Doong jae yang tadi siang menjemput mereka di bandara Incheon.

"Kalian mau kemana? Salju sedang turun lho!"

Anna menaikkan kedua alisnya, melihat pria itu lalu beralih menatap Mark.

"Kalian belum berkenalan!"

Seolah tahu tatapan Anna, Mark memberi intrupsi agar pria itu bangkit dari sofanya, sejurus kemudian pria itu loncat dari sofa.

"Park Doong Jae, sahabat Mark dan Kim Nara!"

Tatapan tajam Mark membuat Park Doong jae menyengir dan membuat jarinya membentuk huruf V.

"Annawa Suzy Lezhs, siapa Nara?"

Tatapan bingung ia lontarkan kearah Mark, yang dilontarkan hanya mengangkat bahunya acuh.

"Lebih baik kalian cepat, jangan sampai salju turun menjadi badai"

Setelah Anna dan Mark pamit, mereka berjalan menuju halte bus yang terletak dijalan besar seberang rumah mereka.

"Dingin ya?"

Mark melihat sedari tadi Anna mengusapkan kedua telapak tangannya untuk menciptakan sensasi hangat ditubuhnya.

"Hem, bahkan lebih dingin dari yang kubayangkan"

Mark tersenyum simpul, tak ada alasan baginya untuk memeluk Anna dalam dekapannya, mengusap-usap lengan agar sedikit menghilangakn rasa dingin yang menyeruak masuk kedalam mantel tebalnya.

Berselang beberapa menit bus yang menuju kearah pasar Seoul, tepatnya pasar Garak sudah tiba.

Setelah didalam bus, Anna merasa nyaman karena terdapat penghangat ruangan didalam bus tersebut, jadi ia tak perlu berada dipelukan Mark terus yang mengakibatlan setiap pasang mata terarah ke mereka.

When I Have To Give UpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang