When I Have To Give Up

29).Jessica

Annawa Suzy lezhs PoV

Banyak hal yang tak aku ketahui tentang dirimu. Tapi, kenapa aku merasa nyaman dan sangat mencintaimu setiap saat. Aku begitu khawatir saat ini, ya, kau sudah menjadi artis besar sekarang. Waktuku bersamamu akan semakin sedikit, entahlah, bertahan setia cukup sulit. Banyak tantangan yang harus kuhadapi sendirian saat kau sedang tak ada disampingku.

Mark, harapanku ingin selalu bersamamu. Always with you.

Aku tahu, sepenuhnya kau memang bukan milikku. Begitupun sebaliknya. Tapi, hatiku sudah utuh menjadi milikmu. Jadi, tolong jaga hatiku dengan baik selagi ku tak ada disampingmu.

Semakin mengenal masa lalumu, aku semakin yakin bahwa kau sangat setia. Masa lalumu juga mengajarkanku arti mencintai dan menyayangi seseorang.

Ketahuilah Mark, you're my first love.

******************************

"Aku sangat merindukanmu!"

Tibanya aku di INCHEON airport, sambutan dari Mark membuatku sedikit terharu. Tak hanya Jaebum, Jackson, junior, Youngjae, BamBam dan Yugyeom saja yang menyambutku. Tapi, kedua orangtua Mark juga hadir disana. Mimpi rasanya dapat disambut semeriah ini.

"Akupun, juga Mark!"

Aku melepas pelukan Mark, senyum sepuluh jariku tercetak juga seperti Mark. Senyumnya sangat lebar dan lucu. Melihat kebelakang, kedua orangtua Mark melihatku sambil tersenyum senang.

Akupun menghampiri mereka, kubungkukkan badanku tanda hormat salam padanya.

"Suzy, right?"

Senyumku kembali mengembang, papa Mark sudah mengetahui namaku rupanya. Mamah Mark juga selalu tersenyum melihatku. Andaikan Mom jadi ikut bersamaku pasti akan seperti keluarga besar.

"Ya, saya senang anda mengingat nama akrab saya"

"You look so beautiful and friendly. I'm verry happy meet you"

Sebuah awal yang baik, pikirku. Kedua orangtua Mark sangatlah baik dan ramah. Mereka murah senyum.

"Ahaha, thank you so much, Aunt"

Perkenalan sedikit itu membuatku merasa nyaman, hadirnya seorang papa Mark membuatku sangat merindukan daddy. Aku sangat yakin, daddy sudah tenang disana.

Mark membawakan koperku, masih sama seperti dulu, koper kecil biru. Mamah Mark masih setia merangkulku sepanjang menuju parkiran mobil. Papa Mark juga berada disamping kiriku. Seperti sudah menjadi menantu mereka. Aku sangat bersyukur mereka menerimaku dengan sangat baik.