12).perasaannya

93 9 0
                                    

Halloo!! Apa kabar?! Baik'kan, gila gue tuh paling rajin nanyain kabar readers gue, soalnya kalo kalian sakit kagak ada yang baca lagi dums, inget ini ceritanya bukan diKorea tapi di Indonesia. Okedeh, have fun guysss...

\/\/\/

2jam sudah berlalu, namun Dokter. Reno belum keluar dari ruang operasi Anna. Semua menunggu dengan khawatir, tak terkecuali Mark Ia selalu memanjatkan do'a untuk keselamatan Anna, agar operasi yang sedang berlangsung berjalan tanpa kendala.

"Ekhem! Maaf, apa saya boleh bertanya sesuatu?"
Avna menghampiri Jaebum, ia rasa pria itu dapat menjawab setiap pertanyaan yang berkecamuk dikepalanya.

"Iya, boleh saja, apa yang ingin anda tanyakan?"

"Tentang Anna, kau mengenalnya bukan?"

Jaebum tertawa renyah.

"Tentu saja saya mengenalnya, kenapa saya disini jika saya tak mengenal Anna?"

Avna tersenyum, pertanyaan bodohnya membuat ia sedikit terkelitik.

"Ya, bagaimana dia bisa bersama kalian?"

Avna melirik satu persatu pria yang kini sedang menatapnya juga.

"Soal itu, aku tidak bisa menjawabnya dengan detail, karena Mark yang mengenalkan Anna pada saya"

"Mark, dimana dia?"
Avna mengedarkan pandangannya kesekeliling, ia tak tahu siapa yang bernama Mark itu.

"Mark, kemarilah"
Jaebum memanggil Mark yang sedang meringkuk didepan pintu ruang operasi Anna.

"Ada apa hyung?"
Ucap Mark lesuh, rasanya jiwa raganya menghilang begitu saja.

"Ohh, kau yang bernama Mark itu?"

"Ya, anda Mom dari Anna bukan?"

"Benar, saya Avna"
Avna menjulurkan tangannya, Mark menyambut perkenalan tersebut dengan senang hati.

"Ohya, bagaimana kamu mengenal Anna?"

Mark menjelaskan dari awal mulanya ia bertemu Anna disebuah pantai, membantu Anna kabur hingga membawanya ke sebuah acara.

...

"...seperti itulah, saya belum terlalu lama mengenalnya"

Avna tersenyum, Mark terlihat seperti pria baik, tak heran jika Anna percaya pada pria itu sampai tinggal diVilla pria itu.

"Kau sangat baik, apa kau menyukai Anna? Aku akan senang hati jika kau bersama Anna"

Mark tersenyum, aneh rasanya mendengar pernyataan itu yang keluar dari ibu Anna yang mungkin ia suka.

"Terimakasih atas dukunganmu, saya belum memutuskan untuk menjadikannya sebagai pasangan saya, mungkin nanti akan tiba waktunya"

"Baiklah, aku akan menunggu kalian menjadi sepasang kekasih. Tapi harus cepat, aku tak ingin kau terpincut wanita lain hahaha"

Mark hanya menunduk malu, seperti ada yang menggelitikinya. Senang mendapat dukungan, Mark akan mencoba meyakinkan perasaannya.

30 menit kemudian

When I Have To Give UpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang