From: Nara
Jangan lupa hari ini ada latihan cheerleader. Bawa baju seragam yang biasa Rinna bawa. Lo tau 'kan?
Aku melihat jam yang terletak di dinding kamarku, dan jam itu menunjukan kalau sekarang masih pukul setengah lima pagi. Oke, apakah orang pemalas seperti Nara sedang mendapat hidayah sekarang? Jarang sekali dia bangun jam segini. Biasanya saja datang ke sekolah telat.
To: Nara
Iya gue inget hari ini latihan. Gue tau kok, Rinna udah pernah bilang waktu itu.
Baru saja aku mau berdiri untuk membersihkan diriku, ponselku lagi-lagi berdering, menunjukan ada panggilan. Aku berdecak kesal karna orang gila mana yang menelfonku jam segini?
Aku langsung mengangkat panggilan itu pada dering pertama tanpa melihat nama siapa yang tertera di ponselku.
"Halo?"
"Tumben lo udah bangun," sahut suara itu. Aku langsung tau kalau itu adalah Regan.
"Segitu kangennya sama gue sampe nelfon di pagi buta begini ya, Gan?" ucapku sarkas sambil mengucek kedua mataku, berusaha membuatnya agar tetap terbuka.
Kudengar Regan terkekeh, pasti sekarang dia menganggapku cewek konyol. "Gimana rasanya jadi pacar Hazel? Seru?"
"Rasanya ... kayak di neraka."
"Hiperbola banget lo. Mau gue anter ke sekolah, nggak?"
Kontan saja aku melebarkan mataku. "Lo bego atau gimana? Lo mau identitas gue kebongkar dengan gampang? Hah?!"
"Nyantai, gue 'kan bisa turunin lo di halte sekolah. Gimana? Mau, ya? Gue kangen ngebonceng lo ke sekolah. Gizmo juga kangen bonceng lo ke sekolah," balasnya dengan nada merajuk terjijik yang pernah aku dengar.
Susahnya begini ya punya pacar kayak anak kecil?
"Gue lebih kangen sama Gizmo sih daripada sama majikannya," ujarku sembari tersenyum geli.
"Yaudah, kendarain Gizmo sendiri sana jangan minta bonceng gue!"
"Oke, siapa takut!"
"Cih, berat badan lo yang gak lebih dari 50 kg itu mana bisa menahan bobot motor gue! Gak usah sok bisa deh, akuin aja kalau lo butuh gue untuk anter lo pake Gizmo!"
"Ck, terserahlah! Gue mau mandi dulu. Bikin bete aja sih lo pagi-pagi!"
"Tapi lo sayang, wlek!"
Aku langsung memutuskan sambungan telfon tanpa berniat untuk membalas perkataan Regan yang menyebalkan itu. Aneh 'kan cara pacaranku dengan Regan? Kami malah terlihat seperti sepasang sahabat daripada kekasih.
Hah, andai saja dia mempunyai sifat romantis walaupun secuil. Nyatanya? Dia hanya punya sifat jail yang sangat menyebalkan sampai-sampai ubun-ubunku berasap.
Tapi, kalau sudah terlanjur sayang sih aku rela-rela aja diisengin terus sama Regan. Daripada romantis terus, yang ada aku malah jijik dan kelewat bosan pacaran dengan Regan. Nyatanya, walaupun sudah dua tahun aku pacaran dengannya, tidak pernah terbesit perasaan bosan barang secuilpun.
Kok, aku jadi hiperbola begini? Argh, ini semua karna Regan!
*
"Kamu hari ini diantar Regan, Ta? Kalau ketauan gimana? Hati-hati, lho," ucap Bunda begitu aku duduk di meja makan dan mulai memakan sarapanku. Ya, tadi aku memberitau Bunda kalau hari ini Regan akan mengantarku ke sekolah.

KAMU SEDANG MEMBACA
180°
Fiksi RemajaErinna Calla Janeeta dan Erlinda Kineta Tasanee adalah anak kembar yang sangat identik. Orang-orang bahkan tidak bisa membedakan mana Rinna atau mana Neta saat mereka bersama. Walaupun wajahnya mirip, mereka memiliki banyak perbedaan. Neta suka men...