YAAASSSHHHHHH PASTI KALIAN SEMUA KAGET KALAU CERITA INI UDAH TAMAT? iya kaget soalnya udah berbulan-bulan gue gak update:') sorry dorry mowrry gaiiiisssss!!!!
Dan maaf juga kalau kesannya cerita ini gak jelas (emang gak jelas kok gue akuin) dan maaf kalau endingnya mengecewakan atau tidak sesuai harapan. gue lelah menulis gengs, terlalu banyak tugas:')
AANNNNDDDD THANKYOU BUAT SEMUA YANG UDAH NGIKUTIN CERITA INI SAMPAI AKHIR! MUCH LOVE DAN KISS DARI GUE BUAT KALIAN SATU-SATU, MWA!
ciao, semoga bertemu lagi di lain cerita ya gengs!
-velia permatasari
"Tadi Regan sombong ke gue karna dia dapet NEM tertinggi satu angkatan coba, Rin! Gimana gue ga emosi? Dasar emang, tu kunyuk minta gue pites banget!" aduku kepada Rinna sembari memberenggut sebal.
"Beruntungnya sih, NEM gue nggak jelek-jelek amat. Jadinya gue gak begitu malu di depan Regan."
Rinna hanya bisa terdiam sembari mendengarkan celotehanku.
"Rin, gue keterima SNMPTN FISIP UI! Gila, gue juga nggak nyangka sama sekali! Gue seneng banget, Rin! Ohiya, Regan keterima di ITB jurusan perminyakan, tapi dia lolosnya lewat SBMPTN! Dan lo ga tau betapa puasnya gue ngeliat Regan kalah dari gue, karna kita berdua memang sangat mengharapkan SNMPTN. Selain gue dan Regan, Hazel juga keterima SNMPTN. Dia pindah ke Jawa Tengah begitu keterima di UGM. Kalau gak salah sih, dia ngambil jurusan kedokteran deh. Lupa gue.
"Ayah sama Bunda kabarnya baik-baik aja Rin, mereka malah lebih sering ada di rumah sekarang. Katanya sih, mereka gak mau ninggalin gue sendirian. Lebay juga, ya? Padahal dulu gue biasa aja ditinggal bonyok pergi sampe berbulan-bulan.
"Gimana di sana? Pasti enak, ya? Di sana gak sekejam dunia ini, 'kan? Di sana ... lo gak kesakitan, 'kan?" aku menyeka air mataku yang luruh, "Di sana ... gak ada yang nyakitin elo, 'kan?"
Lagi-lagi, Rinna hanya terdiam dan semilir angin mulai menggelitik pipiku.
"Gue kangen sama lo, Rin," ucapku, "Gue tau lo lagi senyum sekarang, karna gue ngaku ke elo kalau gue kangen sama lo."
"Rin ... pengorbanan lo gak sia-sia kok. Komplotan pengedar narkoba itu udah ditangkep sama temen-temen Ayah di markasnya, dan Ayah aman kok, Rin. Mereka sama sekali gak nyakitin Ayah. Itu 'kan yang lo mau ... Rin?" lirihku sembari mengusap batu nisan tempat Rinna disemayamkan.
Seketika aku langsung menghapus air mataku kala mendengar getaran yang berasal dari ponselku. Buru-buru aku mengangkatnya tanpa melihat nama penelfon.
"Halo?"
"Di tempat Rinna ya, lo?" tanya suara yang sudah aku hafal luar kepala.
Aku mengangguk. "Gue kangen sama dia, kenapa emangnya?"
"Nggak, gue cuman mau mastiin keberadaan lo. Ohiya, sekaligus gue mau ngajak lo jalan," ajak Regan tanpa basa-basi lagi.
"Yaudah, gue tunggu di tempat Rinna aja, ya? gue males balik ke rumah."
"Gue udah di parkiran tempat biasa, Ta."
"Lo udah di sini? Astaga, kenapa lo bisa meramal gue lagi di mana sih, Gan? Yaudah, tunggu, gue ke sana sekarang."
"Cepetan!"
Aku langsung menutup telfonnya dan menyimpan ponselku di tas. Aku kembali tersenyum saat semilir angina kembali menerpa wajahku, seakan-akan Rinna sedang bertanya 'Siapa yang tadi nelfon lo?' kepadaku.
"Tadi ada telfon dari Regan, Rin. Dia ngajakin gue jalan. Yaudah, gue pergi sekarang, ya? Regan nungguin gue di parkiran. Bye!" aku langsung beranjak dari tempat dudukku, dan berjalan menghampiri Regan di parkiran.
Tidak ada lagi Rinna dengan sejuta sifatnya yang menyebalkan, tidak ada lagi Rinna yang sangat susah dilarang untuk bertemu dengan Hazel, tidak ada lagi Rinna yang dengan bodohnya mau dibodohi oleh Hazel, dan tidak ada lagi Rinna si saudara kembarku.
Kurasakan gerimis mulai membasahi permukaan bumi, dan seketika aku terkekeh. "Segitu gak maunya gue pergi dari sini ya, Rin? Udah, gak usah nangis. Besok gue kembali lagi, oke?"
Ya, sekarang yang ada hanyalah aku yang selalu beranggapan bahwa angin, hujan, dan terik matahari adalah Rinna yang sedang mencoba berinteraksi denganku.

KAMU SEDANG MEMBACA
180°
أدب المراهقينErinna Calla Janeeta dan Erlinda Kineta Tasanee adalah anak kembar yang sangat identik. Orang-orang bahkan tidak bisa membedakan mana Rinna atau mana Neta saat mereka bersama. Walaupun wajahnya mirip, mereka memiliki banyak perbedaan. Neta suka men...