1

876 70 18
                                    

Seorang gadis berseragam sekolah dengan memakai sweater abu-abu yang di jadikan jaket olehnya, sebuah topi yang ia pakai secara terbalik melekat di rambut hitam panjangnya, serta sebuah headphone yang bertengger manis di leher jenjangnya, tengah berjalan menyusuri koridor sekolah di temani dengan kakak tersayangnya, Luhan dan sahabat karibnya, Yerin.

Banyak pasang mata yang melihat ke arah mereka dengan tatapan yang berbeda. Ada yang menatap mereka dengan tatapan memuja, iri, benci, bahkan ada yang biasa saja. Tak jarang pula mereka mendengar bisikan-bisikan dari beberapa siswi.

Yap, seperti biasa, mereka sama sekali tidak mempedulikan tatapan serta bisikan-bisikan mereka. Hingga mereka sampai di kelas Yuju dan Yerin.

"Heh Rusa, sampai kapan lo ngikutin gue terus. Gue udah nyampai kelas. Jadi lo ke kelas lo aja gih."

"Aelah. Jadi lo ngusir gue nih ceritanya. Lo tega gitu ngusir abang lo yang ganteng ini?"

"Ih.. Najis. Sejak kapan lo jadi alay begini? oh, apa lo ketularan Yerin ya?" ucap Yuju sambil mendorong wajah kakaknya dengan telapak tangannya.

"Lah kok jadi gue sih?"

"Au ah. Gue masuk dulu."

Yerin hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat kelakuan kakak-beradik ini. Luhan yang overprotective Yuju yang selalu bersikap dingin pada orang lain. Yerin sangat mengerti alasan mengapa Luhan bersikap seperti itu pada adiknya, terlebih lagi ketika ibu mereka telah meninggalkan mereka berdua sendiri dengan seorang ayah yang sama sekali tidak menganggap mereka ada. Ya, Yerin mengetahui segala hal tentang keluarga Yuju karena Yerin adalah sahabat Yuju dari kecil.

"Etdah. Jahat banget sih lo dek."

"Bodo."

"Hm.. Yaudah deh. Eh Yerin."

"Hm?"

"Gue ke kelas ya. Jagain adek gue."

"Siap bang Luhan."

"Makasih Yerin. Bye."

"Bye."

~oOo~

Kring

"Eh, kantin yuk."

Drrt drrt

"Yok. Eh bentar-bentar. Ada yang telepon nih." Yuju segera mengangkat telpon tanpa melihat siapa penelponnya.

"Halo?"

~oOo~

"Aduh.. Masih banyak lagi tugasnya."

"Eh Lu, lo napa deh?"

"Oh enggak, nih tugasnya masih banyak."

"Terus?"

"Ya hari ini gue nggak bisa nemenin adek gue sama temennya makan di kantin."

"Kakak yang baik lo."

"Hm.. Bisa aja lo."

"Yaudah, telpon aja gih adek lo."

"For?"

"Aduh Luhan. Lo itu bego atau apa sih? ya lo telpon adek lo, kasih tau ke dia kalau lo hari ini sibuk."

"Oh iya ya. Tumben lo pinter."

"Sialan lo. Udah gih telpon."

"Oke oke. Bentar." Luhan akhirnya menuruti perkataan sahabatnya, D.O.

"Halo?"

"Halo Yuju. Sorry gue nggak bisa nemenin lo istirahat. Soalnya gue lagi ada tugas dari Guru Kim."

ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang