28

323 36 9
                                    

2 bulan kemudian

Yuju mengejapkan mata perlahan. Kepalanya terasa berat dan perut sebelah kirinya sedikit nyeri. Samar-samar, Yuju mendengar suara seseorang.

"Yuju, gue nggak nyangka ternyata penyakit lo bertambah parah. Gue kira, kanker darah sialan itu udah lenyap, tapi ternyata, kanker itu ada lagi. Dan ada dua kanker di tubuh lo. Kanker hati. Hah.. Gue nggak nyangka ini semua bisa terjadi sama lo. Gue harap, lo kuat ngejalanin semua ini." ucap Yerin sambil terisak.

Deg

'Gue? kanker hati? gue nggak salah denger? jadi, kanker itu selama ini nggak lenyap? dan, malah nambah? oh shit!'

"Eugh~" Yuju mendesah lemat ketika matanya terbuka dan merasakan nyeri yang luat biasa di bagian perut. Yerin yang menyadari Yuju sadar, segera menghapus air matanya dan berteriak memanggil Jinyoung dan Joongki yang kebetulan memang sedang berjaga.

"Lo udah sadar? mana yang sakit?" ucap Joongki khawatir. Yuju tersenyum lemah lalu menggelengkan kepalanya pelan.

"Waktu gue tinggal berapa lama lagi?" ketiga orang itu mengerutkan keningnya dan saling bertatapan mendengar ucapan Yuju.

"A-apa maksud lo?" Yuju tertawa lemah, "gue udah tau soal kanker gue yang muncul lagi dan tumbuh yang baru. Gue tau itu, jadi kalian nggak usah nutupin ini semua dari gue."

Semua yang ada di sana menelan ludah. "Hahaha.. Lo ngomong apaan sih? waktu lo masih banyak."

~oOo~

3 minggu berlalu. Dan selama itu, kondisi tubuh Yuju semakim hari semakin melemah. Dan kalian pasti bertanya-tanya ke mana Clara, ibunya, dan juga D.O? hm.. Oke, gini, di chapter 22, D.O masih ada, terus pulang sekolah, D.O pindah ke Paris tanpa ijin ke teman-temannya. Clara dan ibunya? mereka udah di penjara seumur hidup sama polisi.

Saat ini, Yuju sedang duduk di atas kursi roda, menatap ke luar jendela dengan tatapan kosong, serta alat pendeteksi detak jantung terpasang di tubuhnya. Tubuhnya yang kurus menandakan bahwa kesehatannya semakin menurun.

Tok tok

Yuju menolehkan pandangannya ke arah pintu dengan pelan.

"Dek." Luhan berjalan pelan menghampiri adiknya. "Lo makan terus minum obat ya dek." Yuju tersenyum lemah, "buat apa? habis ini juga gue bakal mati."

Cklek

Yerin membuka knop pintu dan tubuhnya menegang ketika mendengar penuturan Yuju. Yerin segera berlari menghampiri sahabatnya dan memeluknya erat.

"Hiks.. Lo jangan ngomong gitu dong. Lo pasti sembuh. Lo nggak boleh mati. Hiks.." Yuju menitikkan air matanya.

"Tapi gue udah nggak kuat. Angga juga udah nungguin gue bareng Mama." Luhan dan Yerin menggelengkan kepala, tanda mereka tidak setuju dengan argumen Yuju.

"Kalian, bisa panggil Jinyoung, Joongki, sama Min Woo?" pinta Yuju, "papa juga panggil ke sini aja." sambungnya pelan. Dengan segera, Luhan keluar memanggil mereka. Setelah semua berkumpul, Yuju tersenyum.

"Makasih kalian udah dateng. Dan, makasih juga udah mau ada di kehidupan gue. Maaf kalo gue ada salah sama kalian."

"Lo tuh ngomong apan sih?! lo ngomong gitu tuh kayak seolah-olah lo tu mau mati tau nggak?!" bentak Joongki. Semua yang ada di ruangan itu diam membisu.

ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang