24

138 29 3
                                    

Pria itu, Angga, segera menghampiri meja Joongki dan Yuju. Dan secara tiba-tiba, Angga menarik Yuju ke dalam pelukannya. Baik Yuju maupun Joongki tampak kaget dengan gerakan tiba-tiba Angga. Saking kagetnya, Joongki sampai berdiri, tak peduli dengan tatapan heran orang-orang yang berada di kedai itu.

"A-Angga, lo ngap-"

"Bentar aja." lirih Angga. Aneh, pikir Yuju. Tak lama, Angga melepaskan pelukannya dan menggandeng tangan Yuju lembut. "Ayo kita pulang." katanya. Yuju mengernyit heran.

"Ga, lo kenapa sih? nggak biasanya loh lo kayak gini." Angga tersenyum lemah menanggapi itu.

"Gue nggak papa. Joongki, gue sama Yuju duluan ya."

"Oh i-iya." Yuju dan Angga pergi meninggalkan Joongki yang sama bingungnya dengan Yuju akan sikap Angga yang tiba-tiba berubah.

~oOo~

"Gue kirain lo bawa mobil." gerutu Yuju. Angga tak menanggapi dan memilih langsung masuk ke taxi yang sudah dipesannya.

"Lo kalo nggak mau masuk, gue tinggal loh.." Yuju mendengus dan duduk di sebelah Angga.

"Pak, agak cepetan ya."

"Oh iya mas." ucap sang supir taxi lalu menambah kecepatan taxi sesuai keinginan penumpangnya. Tanpa mereka sadari, sebuah trus pengangkut kayu sedang melaju dengan kencang dari arah yang berlawanan. Sang supir taxi yang kaget melihat truk tersebut melintas dengan kecepatan tinggi, segera banting stir agar tidak mengalami kecelakaan. Angga yang secara naluri, reflek, merengkuh tubuh Yuju dalam dekapannya dan berusaha melindungi gadis itu dari segala hal yang akan terjadi setelah ini. Tak lama kemudian,,

BRAK!!

KRATAK

"ARGH..!!" Angga menjerit sekencang-kencangnya ketika merasakan ban truk tersebut melindas kaki kanannya hingga lutut. Yuju yang mendengar jeritan pilu Angga, segera melepas pelukannya dan melihat apa yang terjadi. Mata Yuju membelalak kaget ketika melihat keadaan Angga yang--bisa dibilang--sekarat. Tubuhnya penuh dengan lumuran darah, mulutnya juga mengeluarkan darah dan berakhir di baju yang dikenakan Yuju, kaki kanan berada di bawah ban truk yang mengangkut beberapa kayu, serta kedua tangannya digunakan untuk menggapai tubuhnya seakan dirinya masih sanggup untuk melindungi dirinya.

"ANGGAAAAAAA!!!!!!!!!!!!" Yuju begitu histeris hingga tubuhnya terasa bergetar. Supir taxinya? entahlah, mungkin sudah tiada 😅.

Dengan cepat, Yuju mencari ponselnya dan mendial nomor Luhan dengan tangan yang bergetar hebat, tangannya dipenuhi bercak darah Angga. Keadaan Yuju? tidak terlalu parah dari Angga. Ia hanya mendapat luka di beberapa bagian, seperti di kepalanya akibat terbentur kayu yang jatuh dari truk, baju yang kini menjadi merah akibat darah Angga, serta beberapa luka ringan di pelipis, lengan, serta pipinya.

Sambil menunggu telponnya diangkat oleh Luhan, Yuju segera meraih kepala Angga yang sebagian besar di penuhi darah ke pangkuannya.

"K-Crys-t-taal.."

"Angga, hiks.." Angga tersenyum lemah. Dengan susah payah, Angga menggapai pipi Yuju dan merabah luka di pipinya.

"So-sorry, gu-we nggak bis-sa nge-lin-dung-ngi lo. Hn.. Pi-pi lo jad-di kay-yak gin-ni. Haha.. Argh.."

"Lo itu ya hiks.. Disaat kayak gini, masih aja becanda hiks hiks.. Gue nggak papa Ga. Dibanding lo, luka gue ini nggak ada apa-apanya. Hiks hiks.. Udah, lo nggak usah banyak omong lagi. Luhan mana sih?! hiks.. Kenapa nggak diangkat.. Halo, Lu, lo cepetan kesini hiks hiks.. Gue sama Angga kecelakaan dan Angga.. Angga.. Hiks hiks.. Iya.. Yaudah, cepetan.. Hiks.." Angga tersenyum tipis mendengar ocehan Yuju. Tipis, sangat tipis.

ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang