8

273 43 1
                                    

"Gue nggak papa kak."

"Nggak, kita harus ke rumah sakit. Penyakit lo udah parah dek."

"Kak-" belum sempat Yuju menyelesaikan kalimatnya, Luhan sudah menyambar kunci mobilnya dan segera menggandeng adiknya ke rumah sakit tempat langganan keluarganya.

~oOo~

"Dok, yuju mimisan lagi. Saya takut kenapa-napa sama dia dok. Tolong tangani dia." isak Luhan.

"Iya iya. Akan kutangani Yuju, Yuju, masuklah."

5 menit telah berlalu, namun tak ada tanda-tanda dari dokter maupun adiknya keluar dari ruangannya. Luhan merogoh saku celananya dan mengambil ponsel miliknya. Luhan segera menghubungi Yerin untuk segera ke rumah sakit.

Cklek

Tepat saat Luhan memutuskan sambungan telponnya dngan Yerin, pintu ruangan Yuju terbuka dan muncullah seorang pria paruh baya dengan seragam serba putihnya.

"Dok, gimana dok?"

"Tenanglah, Luhan. Yuju tidak apa-apa. Hanya saja, sel kankernya kini semakin parah. Jika saya sarankan, lebih baik Yuju melakukan kemoterapi secara rutin."

"Tapi dok, Yuju tidak ingin orang lain tau tentang penyakitnya."

"Semua keputan ada di tanganmu dan Yuju, saya hanya memberikan saran saja." Luhan mengangguk.

"Dok, apa saya boleh masuk?"

"Oh boleh. Silahkan."

"Terimakasih dok."

"Hm.m, yasudah, kalau begitu, saya permisi dulu."

"Iya." setelah kepergian dokternya, Luhan memasuki ruangan berbau obat, tempat adiknya berbaring.

Tuk

"Aw, apaan sih kak."

"Lo tuh ya. Jadi adek itu nakal banget sih. Sekali.. Aja, lo nggak buat kakak lo khawatir nggak bisa apa?" ucap Luhan sambil menahan air matanya.

"Sorry." ucap Yuju tertunduk. Luhan segera menarik adik satu-satunya ini dalam dekapnnya. Tiba-tiba..

Cklek

Pintu ruangan terbuka, menampakkan seorang pria muda dengan balutan seragam serba putih ala dokter. Pemuda itu tersenyum manis ke arah Yuju dan Luhan.

"Hai. Masih inget gue?" ucap pria itu.

'Suara itu..'

"Kristal?"

'Nama itu.. Dia..' Yuju menolehkan kepalanya ke arah pria muda itu dan melepas dekapan kakaknya.

"A-Angga?" ucap Yuju ragu. Pria itu lantas tersenyum manis pada kedua kakak-beradik itu.

"Masih inget aja lo. Oh, Luhan? apa kabar, Kak?" Luhan tersenyum.

Luhan, pria itu memang tidak pernah menyukai orang lain memanggilnya dengan sebutan 'Kak Luhan' karna menurutnya, itu akan membuatnya terlihat lebih tua, tapi tetap saja orang-orang memberi sebutan 'kak' di akhir kalimat mereka.

"Gue baik, Ga. Lo apa kabar?" sahut Luhan.

"Baik juga. Adek lo, kenapa? lagi kumat?" ucap Angga sambil melirik Yuju yang masih tak percaya bahwa sosok Angga kini sudah kembali. Hubungan antara Yuju, Angga, Luhan, dan Yerin memang sangat dekat.
Ketika Angga kembali ke Indonesia, mereka masih saling mengirim kabar. Angga juga sudah mengetahui tentang penyakit Yuju. Ya, pria itu orang Indonesia.

ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang