4

281 50 7
                                    

Buk

Satu pukulan berhasil Luhan daratkan pada pipi kiri Joongki.

"BERANI LO NYIUM ADEK GUE, GUE JAMIN BESOK LO HANYA TINGGAL NAMA! ayo kita pergi."

"Hah, KITA LIAT AJA SIAPA YANG BESOKNYA TINGGAL NAMA!" teriak Joongki. Namun Luhan sama sekali tidak menggubrisnya.

~oOo~

"Yuju, lo di cariin tuh." ucap Zack pria blasteran korea-inggris, teman sekelas Yuju.

"Siapa?"

"Nggak tau, katanya lo bakal tau kalau nemuin dia."

"Dimana?"

"Lapangan basket, eh bukan deng, taman belakang sekolah."

"Oke, thanks Zack."

"Yoi."

~oOo~

"Eh Yuju, apa dia orangnya? samperin yuk." Yuju dan Yerin akhirnya menemui seorang pria yang sedang duduk di taman sekolah sendirian.

"Ehem."

Pria itu berdiri menghadap Yuju dan Yerin lalu tersenyum.

"Oh, hai."

"Oh, D.O. Ada apa lo nyariin gue?"

"Em, gue mau ngomong. Tapi berdua aja, bisa?" ucap D.O hati-hati sambil melirik Yerin. Seolah mengerti dari arti tatapan D.O, Yerin segera pamit.

"Yuju, gue ke kantin duluan ya?"

"Nggak. Lo tetep di sini. D.O, kalau lo mau ngomong sesuatu sama gue, lo bisa bilang di sini. Yerin bisa jaga rahasia kok."

"Oke kalau itu mau lo." ucap D.O pasrah.

"Jadi?"

"Oh iya. Em.. Sorry ya kalau gue lancang atau apa. Tapi gue cuma mau nanya doang sih, dan gue harap lo jawab jujur."

"Iya. Jadi lo mau nanya apa?"

"Apa bener lo sakit kanker otak?" tanya D.O penuh kehati-hatian. Yuju menghembuskan nafasnya. Sementara Yerin, gadis itu tampak kaget dan bingung. Bagaimana bisa D.O mengetahui tentang penyakitnya sementara Yuju menutup rapat-rapat jati dirinya di depan semua orang.

"Hn.. Tentang itu lagi. Bukannya si Rusa udah ngasih tau lo?"

'Apa? jadi si Rusa yang ngasih tau? wah, bener-bener tuh orang.'

"Bukan gitu, tapi gue nggak yakin gitu sama dia. Lo tau sendiri kan kalau tuh anak hobby banget cengengesan?"

"Iya gue tau. Tapi kalau itu soal gue, dia pasti nggak main-main. Dan lo juga udah denger kan ucapan gue waktu itu?"

'What? wah Yuju, lo utang penjelasan sama gue.' batin Yerin samhil menatap tajam sahabatnya.

ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang