3

335 50 2
                                    

"APA?! yang bener lo?"

"Jangan kenceng-kenceng bego! entar kalau adek gue denger gimana? kan bisa berabe."

"Oke oke sorry, ehem, jadi bener adek lo punya penyakit separah itu?"

"Aelah, ya serius lah. Masa iya gue boongin lo sih."

"Ya tapi kan.."

Cklek

Suara knop pintu kamar Luhan terbuka. Dan berdirilah seorang gadis yang keadaannya yang kacau dengan darah dimana-mana. Mata gadis itu tampak sembab, menandakan bahwa dirinya habis menangis.

"Gue udah denger semuanya." suara gadis itu tampak serak dan parau.

"Yuju? dek, maafin gue. Gue bener-bener nggak maksud buat.."

"Nggak papa kok kak. Mungkin dengan D.O ngerti semuanya, gue bisa semangat buat berobat." gadis itu 'Yuju' tersenyum. Luhan dan D.O tau bahwa itu bukanlah senyuman tulus, namun senyuman memaksa. Luhan berjalan ke arah adiknya dan mendekap erat tubuh Yuju.

~oOo~

"YUHU, GUE KAMBEK. YUJU, LO DIMANA NIH? RUSA?"

"Heh, lo pikir nih hutan apa treak-treak? ini rumah orang kali." ucap Luhan lalu menonyor kepala Yerin.

"Aish, kaya lo nggak tau kelakuan gue aja sih Rusa. Yuju mana?"

"Gue di sini. Eh, lo tadi bilang apaan? kambek. Apaan tuh? lo jangan kambek dong, entar kalau lo kambek, gue sama siapa?"

"Ih.. Itu ngambek. Aduh Yuju, lo tuh ya, dasar nggak gaul. Kambek itu dateng lagi." Yuju menatap sahabatnya itu dengan datar.

"Maksud lo comeback?"

"Hehehe.. Iya."

"Ah tau ah, pusing gue lama-lama deket sama lo. Pergi aja yok Rusa, tinggalin aja nih bocah di sini."

"Jahat banget sih lo. Tungguin kek." Luhan terkekeh melihat kelakuan dua sahabat ini. Mereka bertiga akhirnya masuk kedalam mobil Luhan.

Di dalam mobil, keadaan hening. Mereka sibuk dengan aktivitas masing-masing, seperti Yuju yang mendengarkan lagu lewat headphone kesayangannya sambil sesekali merapikan topi yang melekat pada kepalanya, Luhan yang sibuk dengan jalanan sekitar, dan Yerin yang sibuk membaca novel kesayangannya.

Ciit

Mobil Luhan berhenti tepat di parkiran sekolah. Luhan menolehkan pandangannya kearah Yuju. Gadis itu sepertinya belum menyadari bahwa mereka sudah sampai di sekolah. Luhan terus memperhatikan gerak-gerik adiknya. Yuju tampak bersender pada kaca mobil. Dengan perlahan, ia menarik lengan kanan sweaternya dan menampilkan sebuah gelang berwarna hitam. Yuju tampak mengusap pelan gelang itu sambil sesekali memainkannya.

Tiba-tiba

Tes

Satu tetes kristal bening berhasil lolos dari mata indah Yuju. Luhan yang mengerti keadaan itu segera memecah suasana.

"Lo kenapa dek?"

"Gue kangen sama mama kak."

Yerin yang mendengar jawaban Yuju segera memalingkan pangdangannya dari novel ke Yuju, lalu menatapnya lekat. Sedangkan Luhan, pria itu menarik lengan kiri kemeja sekolahnya dan menampakkan gelang berwarna abu-abu yang sama dengan Yuju, hanya beda warna dan letak pemakaiannya saja (pict liat di mulmed). Gelang tersebut merupakan benda yang sangat berharga bagi keduanya karna gelang tersebut adalah peninggalan terakhir ibu mereka sebelum meninggal. gelang tersebut merupakan penanda bahwa ibu mereka selalu bersama dengan mereka kemanapun mereka berada.

"Yuju, lo nggak boleh sedih kayak gini, nyokap lo juga bakalan sedih kali di sana. Dan kalau lo nangis, gue nggak yakin kalau lo itu seorang Xi Yuju yang gue kenal."

"Gue sependapat sama Yerin. Come on, mana Yuju gue yang biasanya? mana? lo tuh nggak pantes tau nggak jadi cewek mellow gini." ucap Luhan setelah menghapus air matanya yang menetes. Ya, Luhan sempat menangis tadi, mengingat ibunya. Yuju tertawa hambar.

"Hahaha.. Kalian tuh ya bisa aja. Liat nih, gue udah nggak nangis lagi, tuh liat. Yaudah yuk ah, turun."

Ketika mereka turun, Joongki, Min Woo, dan Jinyoung sudah berdiri di depan pintu mobil mereka.

"Ngapain mereka di sini?" bisik Yerin.

"Entah, gue juga nggak tau." bisik Yuju. Sementara Luhan, pria cantik itu menatap ketiganya dengan tatapan tajam.

"Weits.. Santai bro, lo nggak usah liatin kita sampai kayak gitu. Kita di sini, cuma mau menjemput princess gue, yang itu tuh, yang lagi pake topi." ucap Joongki sambil menatap Yuju.

"Maksud lo apa hah?!"

"Wah, ternyata kakaknya bego ya hahahaha..." celetuk Jinyoung.

"Kita mau menjempun Yuju untuk di antar ke kelas Tuan Xi." ucap Min Woo santai. Luhan yang sudah merasa geram dengan kelakuan si troublemaker ini, segera menarik kerah Min Woo kasar.

"Wah nih orang main kasar."

"Jinyoung, lo diem!"

"Oke oke gue diem."

"Gue peringatin ya sama lo, jangan pernah lo sentuh anak buah gue. Atau lo tau akibatnya."

"Oh gitu ya? dan gue juga peringatin sama lo, jangan pernah lo sentuh Yuju dan Yerin, atau lo bakal berurusan sama gue." Joongki tersenyum mengejek.

"Cuma nyentuh? berarti nyium nggak papa dong?" ejek Joongki sambil tersenyum penuh kemenangan. Luhan melepaskan kerah Min Woo dengan kasar lalu beralih menatap Joongki.

"Coba lo ulangi kata-kata lo tadi?"

"Yang mana? oh, yang gue mau nyium Yuju?" ucap Joongki santai dan itu membuat emosi Luhan tersulut. Luhan mengepalkan kedua tangannya kuat hingga memperlihatkan buku jarinya dan..

***
Jeng jeng jeng, hayo, dan apa hayo.. Hihihi..

Sorry ya ceritanya pendek banget. Oh ya, yang di mulmed itu gambar gelangnya Yuju sama Luhan, *udah tau_-*

ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang