Hutan Andora

177 19 2
                                    

Setelah selesai makan siang. Mereka pergi ke taman kota dan menikmati siang hari.

"Jadi, dihari terakhir kita liburan. Kita akan melakukan apa? Kita masih mempunyai banyak kesempatan sekarang" ucap William menaruh kedua tangannya di belakang kepala. "Benar. Kita masih punya banyak waktu sekarang. Jadi, kemana kita akan pergi? Apa kita harus ke hutan untuk berkelana?" Ucap Melody lalu memasang headphonenya. "Melody...untuk apa kita berkelana? Kita mencari benda ajaib seperti ini saja sudah menyusahkan. Bagaimana dengan berkelana? Aku yakin nanti aku akan seperti paman-paman penjelajah yang mempunyai kumis dan jenggot yang tebal. Jika aku disuruh untuk memilih, Lebih baik aku berkencan dengan buku-buku kesayanganku ini" Balas Jeremmy lalu kembali membaca bukunya. Namun Melody masih tak menghiraukannya. Mungin karena Ia mendengarkan musik terlalu besar.

"Mereka berdua aneh" ucap Calestia menatap Melody dan Jeremmy datar. "Kenapa tidak menjadi pasangan saja? Agar nanti bisa dikatan pasangan yang aneh?" Ucap Nylon datar.

"Aku mendengarnya!" Seru Melody dan Jeremmy yang membuat semua tersentak. Calestia dan Nylon terkekeh pelan secara bersamaan. Melody dan Jeremmy menatap tajam kedua orang itu lalu kembali ke aktivitas biasa.

Suvdan hanya bisa menahan tawa melihat dua pasangan itu. Baginya Melody dan Jeremmy sangatlah cocok dijadikan pasangan. Begitu juga dengan Calestia dan Nylon. Namun tatapannya beralih kearah Leia dan Edward yang hanya terdiam sambil melirik satu sama lain dengan semburat merah di pipi mereka.

Suvdan yang penasaran memanggil Nylon dan Calestia. "Ada apa?" Tanya Calestia. "Aku rasa ada sesuatu yang disembunyikan Edward pada Leia, Begitu pun sebaliknya. Sebaiknya kita tanya lebih lanjut pada orangnya. Calestia dan perempuan yang lain berbicara pada Leia sementara Aku dan laki-laki yang lain berbicara pada Edward." Ucap Suvdan yang disetujui Nylon dan Calestia.

Calestia pun berjalan menuju teman-teman perempuannya dan memberi tahukan tentang percakapannya dengan Suvdan dan Nylon. Setelah itu, mereka segera berkumpul mengitari Leia dengan wajah penasaran.

"A-ada apa?" Tanya Leia gugup. "Leia, jujurlah. Kau pasti menyukai Edward bukan?" Tanya Melody yang sekarang menggantungkan Headphone di lehernya. Calestia memajukan wajah penasaranya ke wajah Leia. "Ah...pasti kalian salah lihat atau salah dengar. Aku tidak menyukai Edward." Balas Leia menundukkan wajahnya yang merona. "Leia, tolong jujur saja. Kami ini sahabatmu. Tetapi kalau memang kau tidak mau jujur. Tak apa, kami tidak bisa memaksamu" ucap Yuna yang duduk disamping Leia sambil memegang pundak kanan Leia. "Baiklah, aku memang menyukai Edward" ucap Leia spontan. Tak lama Ia langsung membekap mulutnya sendiri dan wajahnya langsung merah padam. "Baiklah...aku sekarang jujur. Tetapi jangan beritahu Edward. Tolong!" Bisik Leia membuka bekapan mulutnya.

Sementara itu di kumpulan laki-laki. Semua teman laki-laki mereka mengitari Edward dengan wajah penasaran. Edward menatap semua teman laki-lakinya dengan wajah kebingungan "kenapa kalian menatapku seperti itu? Seperti aku ini saksi mata dalam sebuah kecelakaan saja" ucap Edward. "Edward...katakan dengan jujur. Kau menyukai Leia bukan?" Tanya Jeremmy bertanya layaknya seorang polisi yang sedang mengintrogasi seorang penjahat. Sifat tenang dan santai Edward terganti dengan sifat gugup dan gelagapan "tentu saja tidak! Aku tidak menyukai Leia. kalau memang benar. Memangnya kalian mempunyai bukti? Bu-bukanya aku mau tahu atau apa!" Ucap Edward gugup.

"Kami mempunyai banyak bukti. Edward!"

"Satu, kau selalu berada disamping Leia dimanapun dia berada. Tetapi bukan berarti di kamarnya atau di tempat pribadinya juga"

"Dua, saat Leia Ulang tahun. Kau memberikan sebuah bunga dan pin rambut. Padahal, ada banyak hadiah yang lain bukan?"

"Tiga, selain itu kau juga memasangkan sendiri pin rambut itu di rambut Leia dengan perasaan gugup"

BEST FRIENDSHIP EVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang