"Apa yang kita lakukan disini? Mana orang misteriusnya?" sahut Edward sambil menggaruk tekuknya dan celangak celinguk. "Mungkin dia sedang mempersiapkan hadiah untuk kita." ucap William sambil tersenyum sendiri.
Mereka sekarang berada di sebuah padang rumput luas yang ditumbuhi ribuan bunga indah. Sebetulnya, mereka sekarang sedang menunggu seseorang. Dia yang mengirimkan sebuah surat kepada Jeremmy dan menyuruh semua kecuali nenek Mizumi dan Rain untuk pergi kemari.
Satu jam berlalu. tetapi tanda-tanda kemunculan orang itu tak terlihat. Sampai akhirnya...
"Hai semua!"
Suara menggelegar nan merdu terdengar. Dua orang gadis dengan usia yang berbeda terlihat. Gadis yang tadi menyapa berusia lebih muda dari semua, memiliki rambut coklat kehitaman pendek. Di sebelahnya seorang gadis berkacamata dengan rambut hitam bergelombang.
"Kalian ..., siapa?" ucap William sambil menunjuk kedua gadis itu dengan tatapan bingung. Gadis berambut pendek itu terduduk di depan semua sambil tersenyum senang. "Aku adalah pembuat cerita ini! Namaku Hana!" seru gadis itu.
Suara jangkrik berbunyi ditambah suara angin berhembus. "Dia serius teman-teman," sahut Gadis disamping Hana datar. "dan kau?" ucap Nylon menunjuk gadis berkacamatan itu. "Oh, namaku Rain. Dengar, ini hanya kebetulan. Aku dan Rain si peri tidak memiliki hubungan apapun." balas Rain berkacamata.
"Baiklah, sekarang. Apa yang kau inginkan Hana? Aku ingin latihan lagi, sekarang." ucap Suvdan.
Hana berdeham lalu berkata, "nah, aku memanggil kalian kemari hanya untuk perkenalan diri. Ehehehe.." ucap Hana tertawa pelan. Semua menatap Hana dengan tatapan yang mungkin mengatakan 'apakah-kau-serius?'
"Baiklah-baiklah, aku juga mengadakan sebuah tanya jawab. Kalian diperbolehkan bertanya apa saja tentang cerita ini. Tidak boleh menyangkut diriku maupun Rain senpai. Silahkan~" ucap Hana tersenyum.
"Aku! Aku!"
"Ya, Leia. silahkan,"
"Hana, kenapa kau menggambarkan diriku sebagai gadis pendek? Sementara yang lain bertubuh normal." ucap Leia yang menggembungkan pipinya. " maaf-maaf, aku menggambarkan dirimu seperti itu karena aku terinspirasi dari seseorang yang membuatku kagum padanya. Walaupun kau pendek, setidaknya kau cantik bukan?" ucap Hana tersenyum menggoda. Leia hanya merona saat dipuji seperti itu dan tak menjawab. Hana tertawa ringan melihatnya, "Selanjutnya!"
Kennard mengangkat tangannya dan bertanya, "kenapa cintaku digantung seperti jemuran oleh Fiorenza?"
"Pfft!"
"Ahahahahaha!"
"Kennard yang malang,"
"Perutku! Selamatkan perutku! Ahahaha!"
"Ahahaha, haha, ha... ...,"
"Sabar, semua butuh proses. Lagipula, Fiorenza itu hanya malu menyatakan perasaannya. Aku benar bukan, Fiorenza?" ucap Hana menyeringai. "Itu tidak benar! Dia berbohong ... Hana, mau kumasukkan gunting dalam tenggorokanmu?" ucap Fiorenza membawa aura hitam. "Ti-tidak! Aku hanya bercanda ... maaf." ucap Hana membungkam.
"Selanjutnya aku!" sahut William dengan semangat. "Silahkan William ..." ujar Rain mewakili Hana.
"Hana, kenapa kau membuat jumlah laki-laki dan perempuan dalam ceritamu itu sama? Apakah kau berencana untuk menjodohkan kami? Kalau iya, aku dengan siapa? Ah, aku ingin tau apakah Hana sengaja melakukan ini ... Dan bagaimana dengan nasib nenek Mizu dan Rain!? Apakah mereka akan sendirian tanpa kekasih--maksudku, apa kau tidak berencana membuat karakter baru untuk mereka?" ucap William yang membuat semua terdiam. Bahkan sekarang Rain bertepuk tangan yang entah karena apa.
Hana berdeham kembali, "aku memang sengaja membuat jumlahnya seimbang, karena aku ingin semua memiliki pasangan. Oh, Kau ingin mengetahui siapa pasanganmu William? Hmm~ nanti saja ku beri tahu. Kau pasti akan mengerti. Dan, kau bertanya soal nenek Mizu dan Rain? Hmm ... kalau soal itu, aku belum pasti. Karena, sebenarnya nenek Mizu adalah seorang nenek awet muda nan galak yang sudah menolak 1000 undangan dari pangeran di berbagai daerah. Sementara Rain adalah gadis cantik namun bernasib malang. Argh! Mengapa tiba-tiba aku menjadi bingung dan bimbang seperti ini?!" ucap Hana mengacak rambutnya frustasi dan membuat semua melongo.
Terdiam sejenak ...
Lalu akhirnya Calestia berbicara, "aku penasaran kenapa kami semua bisa mengalami hal yang tidak biasa ini. Hana, apa kau memang sengaja melakukan ini? Kami hanya anak sekolah normal--kecuali Fiorenza dan Kennard--dan kami disuruh berperang?" ucap Calestia meminta penjelasan lebih. "Hmm ... sulit untuk dijelaskan mengapa kalian harus menghadapi cobaan ini. Lagipula, ini juga takdir kalian, bukan takdirku. Takdirku itu mengatur alur di cerita ini, dan kalian harus mengikutinya. Hahahaha!" ucap Hana tertawa nista.
"Sepertinya kau tak pernah merasakan jika pisau melayang pada dirimu Hana,"
"Kau mau aku mengubahmu jadi kerang tiram?"
"Hana, mereka sepertinya mereka marah padamu."
"Tak apa senpai, itu tidak akan terjadi. Jika mereka marah pada pembuatnya sendiri, mereka akan kumasukkan kedalam tong sampah!" ucap Hana melipat kedua tangannya di depan dada sambil tersenyum licik.
"Aku tak mengerti perkataanmu Hana ..." ucap Rain membetulkan kacamatanya."Hei! kau bunga menyebalkan, biarkan aku menyihirmu sekarang--lupakan, itu. Oi bunga, kenapa kau membuat Dante bertemu dengan kekasih--maksudku, Dalain, huh? Apa kau benar-benar dikutuk, huuh?" ucap Suvdan menatap tajam Hana. "Hei-hei, kenapa kau jadi sedikit terganggu akan hal ini? Bukankah kau tidak pernah mempedulikan apapun tentang Dalain? Dan oh! Aku memang sengaja membuat kejadian itu terjadi. Aku bosan melihat hubungan kalian yang terus menurus tanpa arti seperti ... sahabat rasa kekasih," balas Hana enteng. Perempatan kecil muncul didahi Suvdan. Orang yang ada di depannya sudah membuat dirinya kesal sekaligus hampir gila (bagi Suvdan Hana dan Calestia itu sama saja)
"Ups! Waktuku sudah habis! Baiklah, kita akhiri pertemuan ini. Aku ingin melanjutkan nasib kalian yang malang itu. Oh, berikan salamku pada nenek Mizu dan Rain! Sampai jumpa!" ucap Hana pergi mendahului yang lain. Rain melirik sebentar kearah Jeremmy lalu berkomentar, "tolong jaga Rain dan Melody baik-baik. Hanya dua orang itu harapanmu. Jika tidak, kau akan menikah dengan Daisy. Mengerti?"
Jeremmy mengangguk gugup dan tak berbicara. Rain akhirnya menyusul Hana yang sekarang pergi entah kemana.
"Jadi, si bunga yang selalu kau sebut itu adalah pembuat cerita kita?" sahut Melody. "Ya, itu benar. Aku sendiri sudah menyadarinya sejak dulu." balas Suvdan. "Mereka sedikit aneh..., terutama Hana." ucap Fiorenza datar.
"AKU MENDENGARNYA!" teriakan besar terdengar. "Setidaknya pengarang kita sedikit hebat," ucap Suvdan.
"Hebat dalam hal apa?"
"Dalam membuat cerita dan membuat orang kesal,"
Sementara itu....
"Rain senpai! Aku cegukan! Siapa yang membicarakanku sekarang?!" seru Hana yang sekarang tak berhenti cegukan. "Para tokohmu mungkin? Makanya, jangan pernah membuat mereka kesal. Mungkin sekarang mereka sedang mengoceh sambil mengumpat pelan padamu." balas Rain santai.
"Argh! Senpai! Kau sama sekali tak membantu!"
______________________________________Hola '-'/
Kali ini kubawakan sesuatu yang berbeda :v ini bukan lanjutan BFE, jadi jangan anggap serius tadi :v gimana menurut kalian? Semoga membuat kalian ikut kesal :v
Rain senpai juga ikutan sama aku meramaikan BFE :V
Hmm... hei, aku butuh pendapat kalian :3 menurut kalian, karakter BFE itu gimana sih? *please jawab :v ku tak jual kacang /plak*
Baiklah, sekian dari Hana. Sampai jumpa di chapter selanjutnya '-'/
(Maaf, di chap ini emang sedikit nggak jelas :v)
KAMU SEDANG MEMBACA
BEST FRIENDSHIP EVER
FantasiMenurutmu, Sahabat itu, orang yang seperti apa? Apakah dia orang yang selalu menolongmu ataupun melakukan sesuatu yang membuat dirimu bahagia? Atau yang rela meninggalkan dirimu hanya untuk menjaga keselamatanmu? Atau malah keduanya? Sebelum kau mem...