yang baru (part 2)

516 44 5
                                    

Mereka pun akhirnya sampai di perpustakaan.

Isi perpustakaan itu besar sekali. Bahkan Calestia hampir mengira jika itu adalah sebuah Aula besar yang dapat memuat ratusan orang.
Puluhan rak buku tertata rapi di sana, berjejer sesuai abjad, ditambah suasana tenang membuat para pembacanya nyaman untuk membaca. mereka pun masuk dan mencari tempat duduk. dan menemukan tempat duduk yang tepat.

"Emm... aku mencari buku dulu" kata Leia mendahului. "aku juga ingin mencari buku." kata Calestia sambil berjalan menuju rak-rak buku.

sementara Melody mengambil MP3nya, lalu earphone memasang di kedua telinganya. Sekarang Yuna terlihat bosan karena tidak ada yang mau diajak mengobrol dengannya.

____________________

Calestia POV

Aku terus berjalan untuk mencari buku sejarah. Lebih tepatnya sejarah tentang kota ini. Aku sudah mencari buku tentang sejarah kota. Tetapi, tetap tidak ku dapat. Entah kenapa aku ingim sekali tahu sebuah rahasia ataupun misteri yang ada di kota ini maupun disekolah ini.

akhirnya aku menyerah dan menanyakan tentang buku sejarah ke petugas perpustakaan.

Aku berjalan menuju meja petugas perpustakaan dan menemukan seorang laki-laki yang sedang membaca buku dengan serius sambil duduk di meja petugas perpustakaan. mungkin dia salah satu Petugas nya. Aku pun menghampirinya "halo, apakah kau salah satu Petugas disini?" tanya ku pada laki-laki berambut coklat tua dan memakai kacamata itu

"iya, ada yang bisa aku bantu?"ucap laki-laki itu. Tetapi, dia tetap membaca bukunya itu mungkin karena terlalu serius membaca "Emm...aku mencari buku sejarah." ujar ku tersenyum kikuk.

Kini dia menutup bukunya berjalan ke sampingku. "Ayo aku antarkan." kata laki-laki itu sambil tersenyum tipis.

Laki-laki itu pun berjalan ke sebuah rak yang mungkin agak jauh dari tempat dudukku. dan akhirnya sampai di rak itu. Rak yang menurutku lebih besar dari rak-rak yang ada di sini.

Dia terus mencari dari tingkat pertama hingga tingkat terakhir. dan akhirnya menemukan buku tentang sejarah di tingkat ke tiga."emm.. kau ingin buku sejarah tentang apa?" tanyanya tanpa melihatku.

"Hmm...tentang kota ini dan..." ucap ku terhenti tiba-tiba. Kalau aku katakan sekolah ini juga apa boleh ya? Apa aku tak akan dicurigai?

Laki-laki itu menoleh kearah ku dan mengangkat sebelah alisnya, "dan apa?" tanyanya.

Belum sempat aku menjawab, dia sudah mengatakan sesuatu "pasti sejarah tentang sekolah ini kan?" ujar laki laki-laki itu sambil tersenyum sinis.

Bagaimana dia bisa tahu kalo aku juga ingin buku sejarah tentang sekolah ini? Apakah dia juga ingin membaca buku itu? Tunggu apakah dia seorang peramal? Ah, Calestia. Jangan berpikir yang tidak-tidak tentang orang yang baru kau kenal.

"Ini," dia memberikan ku sebuah buku yang mungkin tebalnya satu atau dua rim. Tunggu, bukannya aku meminta dua buku? Kenapa dia hanya memberi satu buku? Benar-benar laki-laki yang aneh.

Akhirnya aku memberanikan diri untuk bertanya pada laki-laki itu. "emm...kenapa hanya buku tentang sejarah kota yang kau berikan padaku? bukannya aku juga ingin buku tentang sejara--"

"Aku sedang membacanya." Potongnya.

Oh, ternyata sedang dibaca. Hmm, kalau begini harus membaca buku itu sama sama...

"Bagaimana kalau kita baca bersama?siapa tahu, kita menemukan... sebuah keajaiban, mungkin?" ucapku lalu tersenyum ragu.

Dia berpikir sejenak lalu menjawab, "yasudah, Ayo. Sekalian aku ingin memperkenalkan teman-temanku. Kau kemari bawa teman juga bukan?" tanyanya. Aku mengangguk antusias karena dia ingin membaca buku itu bersamaku dan yang lain.

"Oh, aku lupa berkenalan. Aku Jeremmy Herwit Farand. Panggil aku Jeremmy." Dia memperkenalkan diri. Aku pun ikut memperkenalkan diriku, "Calestia Merendith Areta. Senang bertemu denganmu!"

Setelah perkenalan tadi, kami pergi mengambil buku yang Jeremmy baca lalu melanjutkan jalan ke meja baca yang disana sudah duduk tiga orang laki-laki.

Aku menoleh kesamping meja itu. Oh! Itu meja ku, Melody, Yuna dan Leia!

"Psst! Meja teman-teman kita bersebelahan, lho!" Bisikku kepada Jeremmy. Sementara Jeremmy hanya meng'iya'kan saja.

Leia juga sudah kembali ke tempat duduknya dan sedang membaca. Baiklah! Saatnya perkenalan!

"Calestia! Yaampun, kau lama sekali! Dan juga, siapa dia?" Yuna seketika datang membuatku terkejut. "Maaf maaf, ini Jeremmy. Dia membantuku mencari buku disini, sekaligus dia itu salah satu penjaga perpustakaan disini..." ucapku. "Ku ralat sedikit. Aku hanya sebagai penjaga perpustakaan untuk sementara." ucap Jeremmy.

"Oh~ yasudah, teman-teman mu ada disini?" tanya Yuna, Jeremmy menunjuk teman-temannya. Perempuan berambut ikal panjang itu seketika terkejut. "Kalau begitu ayo ajak mereka kenalan!" ucapnya.

Kan memang ingin kenalan, Yuna...

Akhirnya Jeremmy memanggil teman-temannya dan semua duduk dalam satu meja. Saling menatap bingung, kecuali Calestia, Jeremmy dan Yuna.

"Kawan-kawan. Perkenalkan ini Calestia dan teman-temannya. Biarku perkenalkan satu per satu." ucap laki-laki berkacamata itu.

"Ini Edward." Dia menunjuk laki-laki berambut hitam. Edward lalu melambaikan tangannya lalu tersenyum ramah, "Edward Frodine Ellard~ salam kenal~" Jeremmy lalu melanjutkan perkataannya. "Disampingnya Will--"

"Halo! Aku William Bertin Aidan! Senang bertemu kalian!" potong seorang laki-laki berambut pirang dengan antusias.

Jeremmy menatap datar William lalu melanjutkan perkenalannya lagi, "dan dia, Nylon. Dia pasti bisa mengatakan nama panjangnya." ucap Jeremmy cuek. Laki-laki yang dimaksud sedang mendengarkan musik melalui headseat yang terpasang di kedua telinganya, rambut nya kurasa mirip seperti mangkok, jadi terlihat lucu.

"Eh? Ada Apa?" Nylon sepertinya baru menyadari bahwa semuanya tengah menatap dirinya. Jeremmy menepuk dahinya, "nama panjangmu, nak! Katakan nama panjangmu." ucap Jeremmy. "Oh, Nylon Filbert Fredika. Salam kenal." singkat laki-laki bernama Nylon.

Dia mirip seperti Melody, jangan-jangan mereka jodoh? Wah, kalau begitu aku harus menjodohkan mereka!

Calestia, bukan saatnya seperti itu. Ini serius.

Akhirnya setelah Jeremmy memperkenalkan dirinya giliranku untuk mengenalkan semua teman-temanku lalu setelah itu diriku. Beberapa menit dilewatkan untuk mencoba beradaptasi menganal teman baru, kami pun membuka buku yang Jeremmy dan aku bawa.

Jeremmy tersenyum, "kalian harus baca buku-buku ini. Didalamnya terdapat banyak rahasia."

Kami semua mulai memperhatikan dia dengan serius dan siap mendengar kisah dalam buku.

BEST FRIENDSHIP EVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang