sebuah kebetulan(?)

232 16 23
                                    

Setelah berjam-jam latihan, semua di perbolehkan istirahat. Sinar matahari yang terik membuat mereka harus menyipitkan mata mereka dan menahan panasnya cuaca.

Saat semua sudah kepanasan, Rain datang bagai penyelamat di siang hari yang terik itu. "Semuanya! Aku membawakan semangka, disini!" ucap Rain yang membawa sebuah nampan berisi buah semangka yang sudah dipotong-potong. Semua langsung mendekat pada Rain dan mengambil satu per satu potongan semangka itu.

Semua memakan potongan semangka mereka dengan semangat. Bahkan William sempat memperlihatkan cara mengeluarkan biji semangka layaknya sebuah peluru dalam mulutnya dan hampir semua mengikuti William. Ada yang berhasil, ada juga yang bahkan tersedak.

Disisi lain, Suvdan harus berhenti memakan semangkanya lalu berbisik kearah Dalain, "Dalain, apakah kau merasakan hawa keberadaan yang tidak biasa?" Dalain yang tadinya bersemangat memakan semangkanya seketika berhenti dan terdiam sejenak. "Kau benar, ada dua orang yang bukan peri ataupun manusia masuk kealam peri dan kurasa dia ada di dekat pepohonan sebelah timur. " balasnya. "Sebaiknya kita periksa saja." ucap Suvdan yang ditanggapi anggukan dari Dalain. Mereka pun beranjak dan meminta izin untuk pergi sebentar.

'Sepertinya iblis telah masuk kemari,' batin Rain. dia bisa merasakan hawa berbeda itu juga. tetapi, rasanya itu bukan urusannya. Jadi, dia hanya membiarkannya dan berpura-pura tidak tahu.

"Hmm, hei Jeremmy. Kau mau kemana?" tanya Rain yang melihat Jeremmy yang berjalan menuju danau sambil membawa dua potong semangka. Dia berhenti lalu menoleh, "pergi ke danau." ucap Jeremmy dengan singkat lalu kembali berjalan.

Rain hanya menatap punggung Jeremmy yang perlahan menghilang, 'Kenapa sepertinya kau sedikit dingin, Jeremmy? Apakah aku yang membuat dirimu seperti ini?'
__________________

Suvdan dan Dalain berdiri mematung melihat dua makhluk didepan mereka.

"Halo, lama tak bertemu."

"Kenapa kalian datang kemari? Masih belum puas dengan satu benda ajaib ditangan kalian dan menghancurkan hidup orang, huh?" ucap Suvdan bersarkastik. "Jika yang kau katakan itu benar, memangnya kenapa? Yang menjalani kehidupanku itu diriku, bukan dirimu. Jadi biarkan aku melakukan sesuatu yang menurutku menyenangkan. Dan juga, aku disini hanya ingin bersenang-senang. Lihat? Kali ini aku tak membawa senjata apapun. Leon juga seperti itu," ucap Dante mengangkat kedua tangannya keatas sambil tersenyum tipis lalu menurunkannya lagi.

Suvdan hanya bisa menatap tajam Dante. Dia tahu, Dante dan adiknya datang kemari pasti dengan sebuah alasan tetapi apa itu? Dan apa yang Dante maksud 'bersenang-senang'? "Apapun alasanmu, pasti kau punya alasan tertentu bukan?" ucap Suvdan menatap tajam Dante. Dia tahu, menatap tajam orang didepannya itu percuma saja, dia tak akan takut ataupun bergemetar melihat tatapan tajam milik Suvdan.

Dante mengangkat kedua bahunya dengan tak acuh sambil berkata, "entahlah... aku kesini hanya ingin bertemu Dalain setelah itu pergi," "dan mungkin membuat sedikit kejutan di desa peri."

Tiba-tiba Suvdan menarik kerah baju Dante sambil menatap tajam, dan hanya dibalas dengan senyuman remeh dari Dante. "Berhenti bermain-main, Dante. Aku tahu kejutan yang kau maksud itu pasti berhubungan dengan hal buruk." ucap Suvdan muram.

"Tolonglah kalian, jangan mencari keributan... termasuk kau, Dante." ucap Dalain melepaskan tangan Suvdan dari baju Dante lalu menatap Dante yang ikut menatap Dalain.

"Aku bingung padamu Dalain, kenapa kau bisa-bisanya menolakku, dan memang apa bagusnya Suvdan? Dia hanya peri payah dan pecundang." ucap Dante. "Jangan mencoba merendahkan orang hanya karena kau memiliki derajat paling tinggi. Bisa saja sebuah kutukan akan berubah menjadi keberuntungan." balas Suvdan menahan amarahnya.

BEST FRIENDSHIP EVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang