Setelah menunggu lama, akhirnya semua bangun dari tidur pulas mereka.
"Berapa lama aku tertidur?"
"Kenapa aku bisa tertidur?"
"Dimana Golden chair?"
"Biarkan aku menjawab pertanyaan kalian satu per satu. Kalian tertidur lebih dari lama daripada seekor beruang tertidur. Kedua, kalian tertidur karena sebuah gas penidur. Dan ketiga, Golden chair telah di ambil." Jawab Suvdan. Kennard, William dan Edward memicingkan mata mereka kearah Suvdan. "Aku tahu jika kau sedang bercanda Suvdan," balas William.
"Tidak semuanya adalah candaan. Hanya jawaban untuk pertanyaan pertamalah yang kubuat candaan." Ucap Suvdan melepas perban yang ada di pipinya yang masih terdapat luka goresan.
Semua terdiam beberapa detik.
"Tunggu, apa?! Jadi Golden chair sudah diambil oleh Dante?! Kenapa bisa?! Jawab aku!" Ucap Nylon menguncang-guncan tubuh Suvdan. "Hei, dengarkan aku dulu!" Balas Suvdan. Akhirnya Nylon berhenti dan menunggu Suvdan untuk berbicara.
"Sebenarnya...Golden chair diambil oleh Dante atas izinku," Ucap Suvdan serius. Semua terdiam lagi dan meminta Suvdan melanjutkan. "Aku menukar Golden chair dengan Dalain. Maafkan aku, tetapi menurutku itu yang terbaik." Balas Suvdan. "Aku maafkan," sahut Nylon. Semua menatap Nylon dengan heran. "Lagipula, jika sekarang kita memiliki Golden chair. Kita akan kehilangan Dalain bukan?" ucap Nylon. "Kurasa kau benar Nylon." ujar Calestia ikut tersenyum. "Untungnya si Bunga itu mengubah alur." ucap Suvdan menghela napas. "Bunga? Bunga siapa?" tanya Dalain. "Ah...bukan apa-apa. Sekarang ayo kita kembali. Perasaanku mengatakan bahwa seseorang akan datang kemari." Balas Suvdan.
Semua setuju dan berjalan menuju lorong rahasia
____________________Keesokan paginya
Melody terbangun saat merasakan kulitnya mulai kedinginan. Menurutnya, hari ini sangat berbeda dari hari-hari sebelumnya. Udara diluar semakin dingin dan juga kicauan burung yang biasa Ia dengan sekarang tak memunculkan suaranya.
Walaupun Ia memakai baju tidur lengan panjang, tetap saja itu semua tak bisa menghangatkannya. "Calestia, bangun. Ini sudah pagi." ucap Melody menepuk pelan lengan Calestia yang sedang memeluk guling. "Hm...nanti saja Melody. Aku ingin memakan makanku dulu," ucap Calestia yang pastinya mengigau. Melody memutar kedua bola matanya dengan malas. "Anak ini, pikirannya selalu makanan, sejarah dan sahabat. Apakah dia tidak pernah memikirkan Nylon? Terkadang aku kasihan pada Nylon. Semoga saja cintanya, tak bertepuk sebelah tangan." ujar Melody.
"Sekarang, aku harus membangunkan Calestia. Bagaimanapun caranya," ucap Melody. Melody tanpak berpikir untuk sementara lalu mendapatkan sebuah ide. Melody terkikik jahat pada Calestia dan berbisik sesuatu, "hei! Seseorang tolong aku! Aku akan dimakan moster menyeramkan!"
Seketika mata Calestia terbuka lebar dan langsung berdiri di samping tempat tidur dengan guling yang masih dipeluknya. "Mana monsternya? Biar aku potong lehernya memakai pedangku yang sakti!" ucap Calestia memajukan gulingnya layaknya sebuah pedang. Melody yang melihat tingkah Calestia langsung tertawa.
"Eh? Kenapa kau tertawa? Bukannya tadi kau meminta tolong?" ucap Calestia melihat Melody dengan heran. "Aku hanya bercanda Calestia! Kurasa itu adalah cara paling ampuh untuk membangunkanmu." ucap Melody. Calestia hanya menatap malas Melody lalu berencana untuk kembali tidur. Namun, baju bagian belakang leher Calestia sekarang ditarik Melody. "Kau tak boleh tidur lagi Calestia, Ini sudah pagi. dan, kau harus menyelidiki tentang keadaan diluar. Entah kenapa suhu diluar berubah menjadi dingin. Mana mungkin sudah musim dingin? Musim panas saja belum terjadi. " ucap Melody serius.
'Aku memiliki perasaan tak enak tentang ini.' Batin Calestia. "Baiklah, akan kuperiksa lewat jendela." ucap Calestia lalu meletakkan bantal gulingnya di kasur lalu berjalan menuju jendele kamar. Saat membuka Calestia membuka tirai, seketika tubuh Calestia menegang. Melody yang melihat tingkah Calestia lalu berkata, "hei Calestia. Ada apa? Apa yang terjadi?" ucap Melody mendekati Calestia.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEST FRIENDSHIP EVER
FantasyMenurutmu, Sahabat itu, orang yang seperti apa? Apakah dia orang yang selalu menolongmu ataupun melakukan sesuatu yang membuat dirimu bahagia? Atau yang rela meninggalkan dirimu hanya untuk menjaga keselamatanmu? Atau malah keduanya? Sebelum kau mem...