MS 3

187K 1.7K 51
                                    

Qiery merapikan dandannya, sekali lagi dia menatap kearah cermin dan tersenyum manis "Cantik" gumamnya dalam hati. Dia selalu ingin tampil oke di depan Sean.

Sean adalah pacarnya sejak di bangku SMA, mereka pasangan yang serasi. Sean yang gagah dan Qiery yang cantik juga anggun. Qiery dan Sean saling mencintai sampai pada akhirnya mereka harus terpisahkan jarak dan waktu.

Sean dikirim orangtuanya melanjutkan pendidikan di Kanada sementara Qiery melanjutkan pendidikan di Jepang. Tidak bisa menjalani LDR mereka memutuskan untuk berpisah.

"Sayang??" sapa Qiery pada Sean yang masih tertidur lelap di ranjang. Tangan Qiery meraba rahang kekar milik Sean perlahan Qiery menciumi kedua mata Sean. Sean masih terlelap tidur tidak merasa terganggu oleh gangguam Qiery. Qiery hanya tersenyum dan membelai rambut Sean sayang

"Aku mencintaimu kekasihku" ujar Qiery pelan. Tak ada jawaban yang terdengar hanyalah dengkuran halus Sean. Sean masih tertidur pulas. Qiery beranjak dari ranjang Sean hendak mempersiapkan makan malam, sejak siang tadi mereka menghabiskan waktu untuk bercinta dan belum mengisi perut mereka

Dreeett.. Drettt.. Dreett...

Qiery melirik ponsel Sean yang bergetar, awalnya Qiery tak mempedulikannya. Namun karena tak kunjung berhenti, Qiery merasa penasaran. Mungkin saja yang menghubungi Sean adalah klien penting.

Qiery meraih ponsel Sean, tangan Qiery bergetar saat melihat nama yang ada di layar ponsel Sean "My Love Manda"

Qiery berusaha setenang mungkin, menahan gejolak yang tiba - tiba menghantam dadanya

"Sean bangun.. Ada telpon untukmu!" ujar Qiery. Tidak ada kelembutan dari nada bicara Qiery, dia bahkan mengguncang tubuh Sean cukup kuat. Membuat Sean terbangun dari tidurnya

"Sayang eehh..."

"Ada telpon untukmu" jawab Qiery ketus lalu memberikan ponsel Sean dan berlalu dari kamar itu.

Sean menatap punggung Qiery yang berjalan meninggalkan kamar. Tidak biasanya Qiery bersikap ketus padanya. Sean mengerjapkan matanya dan meraih ponselnya. Terlihat satu nama di sana. Apa Qiery marah karena nama ini? Sean menghela napasnya pelan

"Halo"

"......"

"Ya maaf sayang. Malam ini aku tidak pulang, aku ada urusan bisnis. Tidak usah menungguku" jawan Sean datar

"....."

"Oke see you"

"...."

Sean tak menghiraukan kalimat terakhir Amanda yang diucapkan untuknya. Dia langsung mematikan ponsel dan melompat dari ranjanh. Mencuci wajahnya dan mencari keberadaan Qiery

"Qie.. Sayang.. Dimana???" panggil Sean saat melihat ruang tengah apartemen kosong. Sean berjalan menuju pantry dan melihat Qiery sedang asyik dengan beberapa peralatan dapur. Rambutnya di gulung kebelakang membuat leher jenjang putih Qiery terekspose sempurnya. Qiery memakai kemeja putih kebesaran tanpa menggunakan celana dibagian bawahnya.

"Qie sayang.." Sean memeluk pinggang Qiery dari belakang. Sempat tersentak kaget namun kemudian Qiery bersiakap tak peduli

"Hei ada apa denganmu??" tanya Sean sembari mencumbui leher Qiery. Qiery berusaha mengelak

"Sory Sean aku sedang membuat makan malam, jadi kau jangan ganggu aku dulu" Sean tersentak dengan jawaban Qiery yang jelas terdengar ketus. Dengan sigap Sean mematikan kompor dan menarik Qiery agar menghadapnya

"Kenapa kau matikan ?? Aku sedang.."

Sean membekap mulut Qiery dengan ciumannya. Awalnya Qiery hanya diam saja tak merespon, namun Sean terus menjilati bibirnya menghisap bibir Qiery. Akhirnya Qiery membalas ciuman Sean namun tidak seperti biasanya lembut dan penuh gairah. Ciuman Qiery ganas dan terasa sekali penuh amarah. Sean menerimanya, mungkin ciuman ini bisa membuat Qiery melepaskan semua amarah dan emosinya

Main Serong (END) 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang