MS 27

40.6K 1K 26
                                    

Amanda masuk kedalam rumah yang dulu menjadi tempat tinggalnya bersama Sean. Beberapa tahun hidup menjadi istri Sean. Bahagia bersama kedua anaknya sebelum prahara rumah tangga itu datang. Sebelum cinta masa lalu suaminya datang dan memporak porandakan kehidupan rumah tangganya.

"Mamaa..." teriak Syafira saat melihat Amanda masuk ke dalam rumah. Amanda memeluk putri sulungnya dan mencium keningnya

"Papa dimana sayang?" tanya Amanda. Syafira mengangkat bahunya

"Papa di kamar, gak keluar kamar dari kemarin mama.. Apa papa sakit lagi kaya dulu?" tanya Syafira. Tentu perubahan sikap Sean selama 6 bulan membuat kedua anak - anaknya merasa tak ingin ayahnya mengalami sakit seperti itu. Kehilangan sosok ayah yang begitu di cintai oleh kedua anaknya.

"Adik Billy mana?" Amanda mengedarkan pandangannya tanpa berniat menjawab pertanyaan Syafira. Dia juga tak paham kenapa Sean mengurung diri lagi. Bukankah, kehadiran Qiery adalah obat mujarab untuknya? Ditambah lagi dengan keputusannya bercerai. Bukankah ini yang diinginkan Sean?

"Adik lagi main sama bibi Ma" jawab Syafira pelan. Amanda mengangguk

"Ya sudah, mama mau liat papa dulu ya" Amanda hendak pergi namun Syafira menahan lengannya "Kenapa sayanh?"

"Mama sama papa mau cerai ya?" tanya Syafira. Amanda terdiam dari mana Syafira tau akan hal ini?

"Ehem Syafira tau dari mana sayanh??"

"Mama ga pernah pulang kerumah, terus kata bibi mungkin mama mau cerai sama papa. Mau pisah sama papa. Itu artinya Syafira gak bakal punya ibu lagi donk ma??" Amanda sedikit menyesali sikap pembantunya yang terlalu ikut campur. Ini masalahnya, dan kenapa juga harus diberitahukan kepada anak - anaknya

"Syafira mau mama gak pisah sama papa. Syafira masih mau punya ibu" Mata Syafira sudah mulai berkaca - kaca. Amanda berjongkok dihadapan putri sulungnya

"Sayang, mama sama papa gak pisah kok. Mama cuma pindah rumah saja sayang. Syafira tetep anak mama kok. Tetep punya ibu. Mama sama papa gak cerai kok" bujuk Amanda berusaha menenangkan hati putrinya

"Kenapa harus pindah rumah ma? Tinggal di sini saja, sma Fira sama papa sama Billy" Amanda tersenyum

"Kalau kamu sudah dewasa nanti kami pasti ngerti deh sayanh?"

"Mama papa pisah? Cerai??"

Amanda menggeleng "Enggak sayanh, mama hanya pindah rumah sebentar. Kalau Fira kangen bisa main kerumah mama sayanh?"

Syafira anak yang cerdas, dia mewarisi kecerdasan sang ibu. Jadi akan sangat sulit untuk bisa berbohong padanya. Dia anak yanh banyak tanya, sebelum puas dengan jawaban yang pasti dia tak akan berhenti bertanya

"Fira maunya mama dirumah sini aja" rengek manja putrinya

"Syafira sayang mama gak?" Syafira mengangguk "Syafira tega gak, liat mama sedih?" tanya Amanda dan Syafira menggeleng pelan. Amanda tersenyum "Mama pindah rumah biar deket sama kantor baru mama, kalau mama tinggal di sini jauh donk ke kantornya. Gak kasian liat mama cape? Mama cape terus jadi sedih, Fira tega?" Syafira menggeleng pelan

"Tapi ma.." Amanda menghela napas. Putrinya ini susah untuk dibujuk "Mama ngapain kerja lagi? Papa kan sudah kaya?" Amanda tertawa kecil

"Fira liat gak papa sakit? Papa kan sakit gimana mau kerja?" Syafira mengangguk paham. Amanda bisa bernafas lega. "Sekarang mama mau liat papa dulu ya?" Syafira mengangguk dan amanda menciumi keningnya lalu berjalan menuju kamar Sean

Dibukanya perlahan pintu kamar Sean. Seperti 6 bulan lalu, Sean mengurung diri lagi. Kamar terlihat gelap dan Sean duduk di depan jendela kamar menatap kearah luar jendela. Amanda sedikit ragu untuk menghampiri, namun niatnya kali ini baik.

Main Serong (END) 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang