MS 21

68.4K 1.1K 39
                                    

Adam mondar mandir sembari terus bercakap dengan ponselnga. Rambutnya acak - acakan san raut wajahnya terlihat khawatir

"Apa tidak bisa ditunda? Kira - kira sampai istriku melahirkan"

"Maaf pak, tapi meeting dengan klien ini butuh bapak"

"Apa separah itu kerugian yang kita terima sampai harus bertemu dengan investor itu?"

"Ya pak, klien itu hanya ingin bertemu bapak"

"Baiklah, saya akan pulang dua atau tiga hari lagi. Siapkan janji pertemuan dengan mereka dan dewan direksi lainnya minggu depan"

"Baik pak. Terima kasih"

Adam mematikan ponselnya dan melempar ponselnya ke ranjang. Sedikit frustasi. Dia telah meninggalkan perusahaannya selama 6 bulan, tidak meninggalkan sepenuhnya sih Adam masih terus mengontrol perusahaannya itu. Namun kenapa sekarang perusahaan itu tengah mengalami goncangan besar. Salah seorang petinggi perusahaannya telah menggelapkan dana perusahann yang menyebabkan kerugian besar.

Tangan lembut menyentuh bahu Adam membuatnya menoleh dan siapa lagi kalau bukan wajah cantik wanita yang telah dicintainya ini tersenyum kearahnya. Seandainya hatinya bisa di miliki... Adam sangat berharap

"Kamu kenapa?" tanya Qie

"Aku harus kembali ke Jakarta. Ada urusan kantor mendadak" ujar Adam. Qie tersenyum dia sudah meminta Adam kembali ke Jakarta namun Adam bersikeras ingin menemani Qie di Bali.

"Ada masalah?" tebak Qie melihar raut wajah Adam yang sedang menegang. Adam tidak ingin menutupi hal apapun pada istrinya. Dia ingin Qie menjadi bagian hidupnya

Adam mengangguk "Perusahaan sedang dalam masalah, ada yang korupsi. Kerugian besar" Qie menatap prihatin Adam lalu mengelus punggungnya

"Semua akan ada jalannya. Lebih baik kamu kembali ke Jakarta dan menetap di sana. Kunjungilah aku sebulan sekali" ujar Qie Adam menggeleng kuat

"Aku tidak akan pergi tanpamu" tegas Adam. Qie mengeryit bingung apa artinya dia harus kembali ke Ibu Kota? Ke tempat cinta yang sampai saat ini belum bisa terlupakan?

"Aku ingin di sini Adam" ujar Qie

"Ikutlah denganku pulang ke Jakarta sebulan saja. Jika semua sudah selesai kita akan kembali ke Bali" pinta Adam dia tidak akan sanggup jauh dari Qiery. Qiery menghela napas

Sampai kapan akan terus menghindar??

"Baiklah, aku akan temani kamu di sana" ujar Qiery. Adam tersenyum senang. Qiery memang seorang istri yang sangat pengertian. Beruntung bisa memperistri Qiery tentunya.

Adam mengelus perut buncit Qie dengan sayang, terasa ada pergerakan di perut Qiery. Adam tertawa kecil sedangkan Qie meringis merasakan tendangan kuat jagoan kecilnya

"Dia menyadari ada ayahnya di sinu" ujar Adam penuh rasa bangga. Dia berjongkok dan meletakkan telinganya di sana. Mendengar denyut jantung anak Qie. Qie hanya bisa terdiam. Dia berharap Seanlah yang akan bersikap ini. Bahagia menemaninya menunggu detik - detik hadirnya buah hati mereka. Namun itu hanya sebuah mimpi belaka

Sekitar 2 bulan lagi, Qie akan menghadapi persalinan. Sebagai suami siaga Adam tentu tidak ingin meninggalkan Qie seorang diri di pulau dewata ini. Selain tidak mengenal orang - orang dan daerah sini, Adam juga tidak mau kejadian buruk menimpa Qie. Maka dari itu Adam mengajak turut serta Qie kembali ke Jakarta. Walau resikonya cukup besar. Dia akan melihat Qie kembali mengenang masa - masa indahnya bersama mantan kekasihnya dulu. Tapi, apa boleh buat? Keinginan author ya harus terjadi.

Adam menengok kearah Qie yang terdiam membisu. Tangan besar Adam membelai lembut pipi Qie "Aku mencintaimu, istriku" ujar Adam. Qie hanya menatap kedua bola mata Adam ada cinta yang besar di sana.

Main Serong (END) 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang