MS 29 (Sad Part)

55.2K 1K 77
                                    

~Pernahkah kau merasa kecewa hingga tak bisa berkata apa - apa lagi? Kecewa terlalu dalam pada seseorang? Sakit dan luka terlalu dalam hingga tak lagi bisa menangis? Kecewaku padamu, sakitku karenamu dan lukaku akibatmu~

****

"Detak jantungnya melemah"

"Panggilkan dokter Ine"

"Kedua pasien sedang dalam masa kritis"

"Kita harus lakukan tindakan"

Dokter Ine keluar ruang ICU tempat Qiery berada, belum 24 jam penuh menanti keadaan Qie kembali pulih namun kondisinya semakin menurun. Dokter Ine merasa ragu, bahwa Qie akan bertahan melewati ini semua

"Bapak Adam" panggil dokter Ine. Adam dan seluruh orang yang berada menunggui Qie beranjak bangun mendekati dokter Ine

"Bagaimana Qie?"

"Saya tidak ingin menutupi kondisi yang sebenarnya. Tapi kondisi ibu Qie tidak stabil. Terus menurun dan sekarang masih ada dalam masa kritis. Sementara putra anda.." dokter Ine terdiam

"Kenapa putra saya dok?" tanya Sean cepat

"Putra anda mengalami gangguan pernafasan, serta ada infeksi pada paru - parunya. Membuat keadaannya ikut memburuk" dokter Ine menghela napas

"Maksud dokter bagaimana?"

"Kelahiran putra anda prematur, membuat kondisi tubuhnya belum sepenuhnya baik"

Adam mendekat "Tolong dokter Ine, selamatkan mereka berdua. Katamu salah satunya bisa selamat, lalu kenapa mereka berdua kritis?" tanya Adam dengan suara tinggi

"Maaf pak, saya hanya memprediksikan keadaan ibu Qie. Kemungkinan salah satu selamat. Keduanya selamat atau keduanya tidak selamat" dokter Ine melirik anggota keluarga Qie yang lain

"Kita berdoa saja. Saya akan melakukan operasi lanjutan pada ibu Qiery dan melakukan operasi kecil putra ibu Qie" dokter Ine melangkah meninggalkan ruang tunggu

Brak!!

Dengan keras Adam memukuli tembok rumah sakit hingga tangannya cidera. Darah segar pun mengalir. Rasanya tidak sakit, hatinya yang sakit. Ini semua karena dirinya. Dia menyalahkan dirinya sendiri atas apa yang menimpa Qiery

"Adam tenanglah!!" Natalie berusaha menenangkan menantunya. Walau dirinya saat ini tentu tidak bisa tenang. Putri dan cucunya sedang bertaruh nyawa.

Sean menutup wajahnya menahan air mata yang akan keluar. Diapun merasa bersalah. Kenapa harus Qie yang mendapatkan karma ini. Ini semua salahnya, bukan salah Qiery. Qiery hanya seorang wanita yang terlalu mencintainya hingga rela menjadi seorang pacar simpanan dirinya dan berujung dengan keadaan tragis seperti ini.

"Sean tenanglah" Amanda mencoba menenangkan Sean. Walau Amanda sempat sangat membenci Qiery, namun dia mengkhawatirkan keadaan Qie dengan tulus. Dia berharap Qie maupun putranya dapat melewati masa kritis ini.

Seorang pria berjas putih menghampiri mereka semua, sepertinya seorang dokter senior.

"Keluarga Qiery?" tanya dokter itu

"Ya dok, saya suaminya" dokter itu tersenyum sekilas

"Bapak Adam?" tanyanya lagi. Adam mengangguk

"Bapak Sean yang mana?"

"Saya dok" ujar Sean cepat

"Baiklah, kalian berdua ikut saya" ujar dokter itu. Adam mendorong kursi roda Sean dan berjalan mengikuti dokter itu. Dokter ity membawa Sean dan Adam masuk keruang operasi Qiery

Main Serong (END) 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang