MS 13

49K 1K 44
                                    

Qiery merasakan pundaknya di sentuh seseorang. Sejenak dia menoleh dan melihat Adam di sebelahnya. Adam mengambil tempat dan duduk di sebelah Qiery. Qiery masih terdiam dan menatap lurus kearah depan.

"Qie" panggil Adam memecah kesunyian

"Kamu tau Dam, kamu seperti hantu" ujae Qie tanpa menoleh kearah Adam

"Hantu?" Adam bingung dengan arah pembicaraan Qiery

Qiery mengangguk "Kau selalu datang di saat yang selalu tepat. Pokoknya tiba - tiba aja muncul. Udah kaya di setting. Padahal ini kehidupan nyata, tanpa settingan" jelas Qiery membuat Adam semakin bingung

"Maksud kamu?" Adam semakin rumit

"Kemarin malam saat aku pulang dari rumah Sean dalam keadaan hancur kamu bisa menemukan aku begitu saja. Padahal aku sendiri tidak tau dimana aku sedang berada" Adam mulai paham dengan pembicaraan Qie

"Jelas saja, kau berhenti tepat di depan rumahku" Adam menyenderkan punggungnya pada sandaran kursi menikmati angin sepoi - sepoi yang menerpa rambutnya.

"Aku juga gak tau, kenapa aku bisa membawa mobilku menuju rumahmu. Aku bahkan tidak tau itu rumahmu" cerita Qiery. Qiery meremas buku kecil diatas pahanya pandangannya masih tetap lurus kearah depan.

Adam menghela napasnya "Menikahlah denganku Qie" ujar Adam lagi. Qie hanya diam saja tanpa berniat menjawabnya. Kejadian semalam dirumah Sean membuat Qie kehilangan rasa dalam dirinya.

"Qie.. Aku siap menerimamu" ujar Adam seolah mengetahui isi kepala Qiery. Qiery hanya tersenyum tipis dan memejamkan matanya. Bulir air mata jatuh membasahi pipinya. Semuanya hancur dan telah selesai.

Adam menarik kursi roda yang di duduki Qiery dan membawanya kembali ke dalam rumah sakit itu. Qiery hanya diam saja tak berniat membuka bibirnya. Adam paham, ini terlalu cepat untuk menjawab. Qiery butuh ketenangan. Kejadian semalam benar - benar membuatnya terpukul.

Flashback

Adam memarkirkan mobilnya di dalam garasi rumahnya. Dia hendak menutup gerbang rumahnya namun pandangannya tertuju pada sebuah mobil hitam yang terparkir didepan gerbangnya.

"Qiery?" Adam tau itu mobil Qiery dia hapal nomer plat mobil kesayangan Qiery. Adam mengetuk jendela mobil Qiery namun Qie tak membukakan kacanya. Adam tak dapat melihat keadaan di dalamnya dengan jelas karena sangat gelap.

Adam berusaha membuka pintu mobil namun terkunci. Suara deru mobil masih terdengar. Adam berulang kali memanggil nama Qie namun tak ada jawaban. Adam panik dan dengan tanpa pikir panjang dia memecahkan kaca jendela mobil bagian belakang Qiery. Matanya membelalak tak percaya saat melihat kepala Qiery bersandar pada stir mobil. Qie pingsan.

"Qie" Seru Adam. Adam membuka kunci pintu mobil dan saat membuka pintu mobil Adam terpaku. Melihat banyaknya darah berceceran di lantai mobil dan membasahi paha hingga kaki Qiery.

"Astaga Qie..." Adam menggendong tubuh Qie yang berlumuran darah dan memindahkannya ke kursi penumpang. Adam mengambil alih kendali mobil Qiery dan membawanya menuju rumah sakit terdekat.

Adam bingung apa yang harus di lakukannya. Memberi kabar orang tua Qiery atau mengatasi Qiery seorang diri. Adam berusaha berpikir tenang. Segala keputusan ada ditangannya. Jika dia memberitahu keluarga Qie, mereka pasti shock melihat keadaan putri semata wayangnya seperti ini.

"Dokter bagaimana keadaan Qie?" tanya Adam saat dokter selesai memeriksa kondisi Qie

"Kandungannya lemah, kemungkinan bertahan susah. Bapak suaminya?"

"Kandungan dok??" Adam shock mendengar kabar bahwa Qie tengah hamil.

"Apa Bapak tidak tau?" tanya dokter

"Maaf dok. Saya tidak tau. Lakukan apa saja untuk menyelamatkan bayi dan istri saya dok" oke Adam mulai berakting

"Sepertinya Ibu mengalami setres dan berpengaruh pada janinnya. Janinnya sangat lemah. Saya akan coba memberi penguat. Janin itu hampir tidak bisa diselamatkan" ujar dokter membuat Adam sedikit bisa bernafas

"Keadaan Qie bagaimana?"

"Kondisinya belum sepenuhnya stabil. Doakan saja semoga mereka berdua bisa kuat melewati masa kritis ini" terang dokter kemudian berjalan meninggalkan Adam

Adam terduduk sendiri di koridor rumah sakit. Apa kata dokter? Qie hamil? Jadi Qie dan Sean sudah melakukan hubungan yang diluar batas? Hingga menyebabkan Qiery hamil? Adam merasakan nyeri di ulu hatinya. Adan bukannya tidak tau kalau Qie mencintai Sean. Mereka bertiga saling mengenal sejak dulu. Adam memendam cinta besar untuk Qie dia rela hanya menjadi sahabat untuk Qiery.

Flashback off

Adam mengangkat tubuh kecil Qiery dan merebahkannya diatas ranjang diruang perawatannya. Adam menatap wanita itu dalam. Ada perasaan kasihan pada Qie. Menurut Adam, Qiery tidak salah. Seanlah yang salah dalam kasus ini. Qie mencintai Sean sejak dulu, namun Sean dengan mudah berpaling dan menikahi wanita lain. Tentu hal itu saja sudah menyakitkan buat Qiery. Untuk move on? Adam merasa Qie bukan tipe wanita yang gampang move on dan mudah berpaling begitu saja pada pria lain. Tapi apa salahnya mencoba?

"Adam.." panggil Qie. Lamunan Adam buyar dan menoleh kearah Qie yang masih terbaring lemah. Adam menarik kursi dan duduk di sebelah ranjang Qiery

"Ya ada apa? Kau butuh sesuatu?" tanya Adam. Qie mengangguk

"Mau membantuku?" Adam mengernyitkan keningnya lalu dengan ragu menganggukkan kepalanya

"Jangan katakan apapun kepada orang tuaku, dan tolong pesankan tiket menuju Bali juga jangan sampai mereka tau"

"Bali?" Adam bertanya. Qie tersenyum

"Aku tak mungkin tinggal di sini bukan? Apalagi dengan keadaan hamil begini?"

"Kamu gak bisa menghindar seperti ini Qie!" tegas Adam

"Adam aku-"

"Sampai kapan kau akan menghindari kenyataan? Kelak mereka akan tau, dan bagaimana?"

"Dengar, aku akan menikahimu. Suka tak suka mau tak mau kita akan menikah!"

"Gak! Aku gak bisa menikah denganmu Adam. Aku mohon.." Qiery memelas "Ini bukan tanggung jawabmu" pinta Qie lagi

"Kau mau keluargamu tau akan hal ini? Lalu nama baik mereka akan hancur mengetahui anak semata wayangnya hamil dengan pria beristri??" omongan pedas Adam. Qie hanya diam saja

"Aku akan menikahimu, paling tidak sampai anak itu lahir dan mendapatkan pengakuan bahwa dia bukan anak haram. Dia anak kita sah dimata hukum dan Negara" jelas Adam

"Tapi Adam.."

"Gak ada kata tapi lagi Qie! Kita akan menikah!" tegas Adam menatap kedua mata indah Qiery. Qiery hanya mendesah pelan. Apa yang dikatakan Adam ada benarnya juga. Dia tidak akan bisa selamanya menghindar dari kenyataan. Cepat atau lambat kedua orang tuanya akan mengetahui perihal kehamilannya. Lalu? Nama baik keluarganyalah yang menjadi taruhannya. Qiery tidak ingin gara - gara kesalahannya saja, semua mendapatkan dampaknya

"Maafkan aku Adam..." lirih Qie. Adam meraih jemari Qie menyalurkan kekuatan untuk Qiery. Berusaha membuat Qiery lebih kuat dan tegar

"Aku akan menjagamu dan anakmu dengan baik, tidak ! Dia anakku juga!" Adam tersenyum membelai rambut Qiery dengan sayang. Qiery hanya membalasnya dengan senyuman tipis.

Tbc

Cuplikan selanjutnya

Sean semakin mempercepat laju kendaraannya berharap belum terlmabat sampai ditujuan. Namun sayang, mobil yang dikendarai Sean kehilangan keseimbangan saat menikung dan jatuh tergelincir ke jurang kecil diipinggiran kota.

"Aaaaahhhhh...."

Mobil terus berguling meluncur kebawah hingga menabrak pohon besar. Sedetik kemudian mobil Sean mulai mengeluarkan asap yang lama kelamaan menimbulkan percikan api. Dalam hitungan sepersekian detik mobil Sean terbakar.

Main Serong (END) 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang