MS 17

46K 1.1K 74
                                    

"Sean Revanno"

"Qie sini sayang" Natasha memangg Qie untuk mendekat pada mereka semua. Qie berjalan dia sempat melirik Amanda sekilas. Hatinya benar - benar masih terluka saat mendapati Sean bersendau gurau bersama Amanda bukan berusaha mencarinya yang tengah menghilang.

"Sean kalian ngobrol dulu ya berdua mami akan keluar dulu" Tanpa menunggu jawaban Sean Natasha menarik lengan Amanda keluar dari ruangan ini. Amanda ingin menolak namun tatapan tajam Natasha membuatnya terpaksa ikur keluar ruangan.

"Bagaimana aku bisa membiarkan Sean di dalam dengan wanita lain Mami?" protes Amanda. Natasha mencekal lengan Amanda membuatnya meringis kesakitan

"Dengar aku Manda! Kamu harus membiasakan hal ini, jika tidak kamu bisa mengugat cerai Sean!" ujar Natasha lalu melepas lengan Amanda. Amanda tersentak kaget

"Maksud Mami apa?" Manda mengelus lengannya yang memerah karena terlalu keras Natasha mencekalnya

"Aku akan menikahkan Sean dengan Qiery" ujar Natasha membuat Amanda kaget

"Bagaimana mungkin mami? Aku istri sah Sean dan Qiery dia baru saja menikah? Aku tak setuju jika suamiku berpoligami. Aku gak rela mami. Aku mohon" pinta Amanda

Natasha tertawa "Apa peduliku? Lagian kau saja yang terlalu murahan mendekati Sean dan menyerahkan tubuhmu begitu saja hingga kau hamil!" Amanda mulai terpancing emosinya

"Mami, biar kata mami aku murahan tapi aku tak pernah mengganggu suami orang! Aku punya harga diri, tidak seperti Qiery yang tidak bermoral!"

Plak!!

Sebuah tamparan melayang dengan indah di pipi mulus Amanda. Amanda hanya bisa meringis kesakitan. Bukan pipinya yang sakit tapi terlebih hatinya. Dia kecewa dia terluka. Disini dialah menjadi korbam tapi kenapa semua seolah - olah membuatnya seperti seorang yang bersalah karena merebut Sean?

"Jaga bicaramu! Lebih baik kau diam saja sebelum aku murka padamu!!" tegas Natasha. Mata Natasha menatap Amanda tajam. Amanda hanya bisa menunduk tanpa berniat menjawab. Karena menjawab kata - kata ibu mertuanya hanya akan melukai dirinya sendiri. Selain melukai hati juga fisiknya. Lebih baik diam.

Sementara itu

Sean berusaha ingin menggapai tangan Qiery. Qie seolah paham dan mengulurkan tangannya. Sean membelai tangan halus Qiery

"Sayang.." panggil Sean. Qiery hanya menatapnya datar. Luka itu masih terasa. Kekecewaan yang dialami Qie belum hilang. Masih ada dan terasa sangat menyakitkan

"Qie.. Katakan padaku.. Bahwa berita pernikahan itu bohong!" ujar Sean tanpa berbasa basi

Qie hanya diam saja. Masih menatap Sean tanpa ekspresi. Hatinya merindukan Sean namun pikirannya menolak untuk merindukan pria di depannya. Benar - benar sulit, jika logika dan hati tidak sejalan.

"Qie.. Jawab aku.." Sean menatao Qiery penuh permohonan.

"Maaf Sean. Aku sudah menikah" Qiery mengangkat tangan kanannya yang melingkar sebuah cincin emas, cincin pernikahannya dengan Adam. Sean menggeleng

"Tapi kenapa Qie? Kau tau, aku mencintaimu! Kau bahkan pergi tanpa memberi kabar padaku dan aku mendengar kau menikah. Apa kau merencanakan ini semua hah? Kau menyakitiku Qie!!" ujar Sean penuh amarah.

Qiery hanya tersenyum menanggapi omongan Sean dia memberikan Sean berbicara sepuasnya padanya. Karena bagi Qiery ini adalah pertemuan terkahirnya. Dia juga ingin membiarkan janin di dalam perutnya merasakan kehadiran ayahnya.

"Qiery! Kenapa kau tega menghianatiku? Siapa pria itu? Berapa lama kau menjalin hubungan dengannya hah? Apa saja yang telah kau lakukan dengannya?? Jawab Qie!! Berapa lama kau telah menyelingkuhiku??" Qie hanya diam dia berulang kali menghela napas

Main Serong (END) 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang